Disclaimer
Chapter ini adalah salah satu pengalaman mistis yang pernah author alami sewaktu KKN, disalah satu desa yang berada di kabupaten Malang.****
Hari itu, adalah hari ke 5 mereka di dusun Etan Kali. Mereka berangkat di hari minggu, berarti hari ini adalah hari kamis. Tepatnya kamis malam jum'at. Banu, Tama dan Lingga diajak mas Bagus untuk pergi, membersihkan sekitaran makam, karena, kata mas Bagus. Biasanya warga akan nyekar (mengunjungi makam keluarga, untuk membersihkan, sekaligus mengirim doa).
"Sebenarnya saya mau mengajak kalian untuk membersihkan tadi siang, tapi saya nggak bisa karena ada urusan di kantor desa, nggak papa ya, sore-sore gini"
Mereka semua mengangguk, nggak mungkin kan mereka nyeletuk, 'nggak bisa pak, kita cape' yang ada mereka bisa-bisa di usir dari sini.
Tama berjalan disamping mas Bagas, diikuti oleh Banu dan Lingga. Pria itu menceritakan ada beberapa makam yang terletak di belakang pohon ringin, yang tidak memiliki keluarga, jadi ketika makam lain dibersihkan, makam itu tetap kotor karena tidak ada yang membersihkannya.
"Tama bukan orang Jawa ya?"
Tama mengangguk, "bukan mas, saya orang Jakarta"
"Ahh.. pantesan" -dia menoleh ke belakang- "kalau Lingga?" Tanyanya.
"Saya campuran pak, tapi besar di Manado. Jadi nggak terlalu mengerti tentang Jawa"
"Lek iso Ling, Wong jowo ojo sampek ilang jowone, yo ra Ban? (Kalau bisa Ling, orang jawa, jangan sampai hilang jawanya, ya nggak Ban)" Ucapnya bercanda.
Banu tertawa, "leres pak (benar pak)" ucapnya sembari mengangkat ke dua jempolnya.
Tama cemberut, "kalian mah kebiasaan, ngmong sesuatu yang orang lain nggak ngerti"
Bagas terkekeh, tangannya tanpa sadar menepuk pucuk kepala Tama, "nggak papa, pelan-pelan ya, belajar bahasa Jawa, nanti mas ajarin" ucapnya kalem.
____________
"Kalau tinggal berdua gini agak serem ya Dan.."
"Lambe.. lambemu muesti wes Kev, (mulut, mulutmu selalu deh, Kev).
Kevin menatap Danu bingung, "kamu bicara apa sih Dan, kebiasaan Deh, pasti ngejek ini.."
"Jangan seudzon"
Danu bangkit, "bentar Kev, aku mau ngambil Cemplok (lampu minyak) dulu ya"
"Iya"
Danu pun berjalan masuk ke dalam rumah, meninggalkan Kevin di teras depan. Ia berjalan ke arah dapur, Mengambil lampu yang tadi ia maksud. Tangannya menyalakan korek untuk membakar minyak.
Bibirnya tersenyum ketika api telah menyala.
Fwuh
Api di dalam tempat lampu padam.
Danu menghidupkan kembali korek apinya. Dan tersenyum ketika api kembali nyala.Fwuh
Lagi dan lagi api di dalam lampu padam. Danu dengan sabar menghidupkannya.
Kejadian itu berlangsung selama beberapa kali, bahkan sore telah berganti malam, dan keadaan di sini benar-benar gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang Wangi, Neng Kene Wae Karo Aku
Horror"Mas bagus, neng kene wae, kancani aku" Kakinya bergetar hebat mendengar bisikan bernada lirih itu, Tama terus berlari mencoba mencari jalan keluar, dari desa terkutuk itu. Jantungnya berpacu cepat, pandangannya mulai kehilangan fokus. Ia tidak meng...