Hari itu, tepat setelah 3 hari kematian pak Tri, kelompok Tama sudah bisa memulai kegiatan proker mereka. Tama dan Danu, bertugas untuk membuat sistem irigasi dengan memanfaatkan aliran sungai Kali deres. Warga disini, masih manual ketika akan mengairi sawah mereka, mereka bergotong royong mengangkut air dari sungai menuju sawah, dengan jarak yang lumayan jauh.
"Untung ya Tam, mas Bagus lulusan Teknik seperti kita, jika tidak. Aku tidak bisa membayangkan, proker kita pasti gagal.."
"Benar Dan, jika bukan karena data penelitian yang telah dilakukan oleh beliau, sudah jelas proker kita gagal. Kita hanya memiliki waktu selama 45 hari, dengan proyek raksasa ini setidaknya membutuhkan waktu setahun dengan jumlah tenaga minimal 5 orang lulusan teknik. Menurutku, lebih baik kita mendiskusikan hal ini dengan mas Bagas Dan, biaya yang dikeluarkan tidak mungkin sedikit, ini merupakan proyek besar yang tidak mungkin kita atasi tanpa bantuan dari pemerintah desa"
Danu mengangguk setuju, "sebaiknya kita pergi ke balai desa untuk bertemu mas Bagas Tam, semakin cepat kita mendiskusikan hal ini maka akan semakin cepat pula tugas kita rampung"
"Sekarang?"
"Nggak, tahun depan..." -Danu menatap Tama gemas- "ya sekarang Tam, mumpung masih siang"
Tama terkekeh, dan segera membereskan barangnya untuk dimasukkan ke dalam tas, mereka pun bergegas menemui mas Bagas di balai pertemuan.
Beberapa menit berjalan, kini sampailah mereka di depan balai pertemuan, kebetulan Bagas baru saja tiba disana.
"Ahh kalian, ada apa?"
"Kami ingin membahas masalah irigasi pak" jawab Danu.
Bagas tersenyum, matanya melirik ke arah Tama yang sedang fokus melihat kesekeliling ruang kerjanya.
"Begini pak, sebelumnya kami berterimakasih atas data yang sudah njenengan berikan"
Bagas menggeleng, "enggak Nu, malah saya yang seharusnya berterimakasih, dan syukurlah kalau penelitian sederhana saya dapat membantu kalian"
Tama menatap kagum ke arah Bagas, bisa-bisanya pemuda itu begitu rendah hati, padahal ia jelas tahu, penelitian pria itu sudah sekelas profesor Zaki, dosennya.
"Tam, jelasin.." pinta Danu yang diangguki oleh Tama, untungnya di balai pertemuan ini, ada aliran listrik yang berasal dari Genset. Bisa dibilang, balai pertemuan, adalah satu-satunya tempat yang memiliki listrik di dusun ini. Bahkan Bagas dengan baik hatinya mempersilahkan mereka untuk mengisi daya alat elektronik mereka.
Tama membuka laptopnya, tangannya bergerak lincah mencari file ppt mereka.
"Berdasarkan data penelitian bapak, Prediksi rata-rata debit bulanan sungai, menunjukkan bahwa debit tertinggi Kali Deres terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Prediksi rata-rata debit bulanan tertinggi Kali Deres yang terjadi pada bulan Januari sebesar 97,5 m³/detik, sedangkan debit terendah pada bulan Agustus sebesar 15,1 m³/detik. Memasuki musim kemarau pada bulan Juni, rata-rata debit bulanan turun dibawah
30 m³/detik, dan mencapai debit terendah pada bulan Agustus. Dengan debit terendah saja, aliran Kali Deres memiliki kapasitas area pengairan sekitar 10.000 ha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang Wangi, Neng Kene Wae Karo Aku
Terror"Mas bagus, neng kene wae, kancani aku" Kakinya bergetar hebat mendengar bisikan bernada lirih itu, Tama terus berlari mencoba mencari jalan keluar, dari desa terkutuk itu. Jantungnya berpacu cepat, pandangannya mulai kehilangan fokus. Ia tidak meng...