"Mas bagus, neng kene wae, kancani aku" Kakinya bergetar hebat mendengar bisikan bernada lirih itu, Tama terus berlari mencoba mencari jalan keluar, dari desa terkutuk itu. Jantungnya berpacu cepat, pandangannya mulai kehilangan fokus. Ia tidak mengerti, sungguh. Bagaimana bisa dia pemilik tulang wangi yang selalu dikejar-kejar makhluk seperti mereka.