Terlihat sekumpulan mahasiswa yang sedang mengerubungi papan pengumuman. Diantara kerumunan itu, ada seorang pria muda yang terlihat sangat bersemangat. Matanya menelaah baris demi baris yang tertera di dalam kertas pengumuman itu.
"Bagaimana Tam?"
Pemuda itu menoleh ketika namanya dipanggil, bibirnya melengkungkan senyum manis yang selalu saja menghiasi wajah tampannya.
"Pengumuman KKN Dan" - Dia melangkahkan kaki, menjauh dari kerumunan itu.
"Kamu sudah ada pandangan?" Tanya temannya yang bernama Pradanu Wicaksono.
Tama menggeleng, matanya terlihat mengamati kegiatan mahasiswa lain yang tampak bergerombol, membicarakan rencana mereka kedepannya.
"Harus ada 6 atau 5 orang dalam satu kelompok Dan. Kita masih membutuhkan 3 orang lagi untuk mencapai batas minimum"
Pemuda yang dipanggil Danu tadi terdiam, mencoba memikirkan jalan keluar untuk masalah mereka. Matanya berbinar senang ketika otaknya menemukan ide yang bisa menyelesaikan masalah mereka.
Tangannya merogoh ponsel di dalam kantung jasnya."Hallo mas?, sampean wes duwe kelompok gae KKN rung, (Hallo Mas, kamu sudah ada kelompok untuk KKN atau belum?)"
Danu mengangguk, "Oke mas, tak tunggu disini ya"
Dia menutup panggilannya, dan tersenyum senang ke arah Tama.
"Beres Tam, aku sudah mendapatkan tambahan orang yang akan bergabung dikelompok kita"
Tama berteriak senang setelah mendapat kabar itu.
"Siapa Dan?"
"Kakak tingkat kita, namanya Banu, dia juga membawa 2 orang kenalannya"
Tama mengangkat 2 jempolnya ke arah Danu, "Mantab Dan, sekarang tinggal menentukan tempat untuk KKN nya. Tapi, sebaiknya kita tunggu mereka dulu"
Danu mengangguk, "bentar lagi mereka dateng kok"
"Dan..!!!"
Mereka menoleh ke arah 3 orang pemuda yang baru saja memasuki fakultas mereka.
"Mas"
"Suwe yo?, iki ngenteni cah loro iki, luemote e nggarai ngelus dada, (lama ya?, ini nunggu 2 orang ini. Lemotnya bikin ngelus dada)"
Danu terkekeh, ia menoleh ke arah Tama, "oh iya mas, ini Tama temenku, dan Tam, ini mas Banu, kakak tingkat yang akan bergabung dengan kelompok kita"
"Tama mas"
"Banu, orang mana?"
"Jakarta mas"
"Ahh, pantesan. Ndak bisa bahasa Jawa ya?"
Tama mengangguk malu. Banu terkekeh melihat raut menggemaskan dari adik tingkatnya itu. Ia kemudian menarik 2 orang dibelakangnya untuk mendekat.
"Ini Kevin" -tunjuknya pada seorang pemuda berkulit putih yang memakai jaket denim disebelah kirinya, tangannya beralih ke arah pemuda lain, yang berdiri disebelah pemuda tadi- "kalau ini, namanya Lingga. Mereka seangkatan sama kalian, cuman beda jurusan"
Tama dan Danu mengangguk paham.
"Dan, udah dapet tempat buat KKN?"
Danu menggeleng, "belum mas, kamu ada rekomendasi ndak?" Tanyanya yang dibalas gelengan lemah oleh Banu.
Mereka ber 5, duduk lesehan dipinggir teras yang langsung menghadap taman kampus, hening. Tidak ada satupjn dari mereka yang memulai pembicaraan. Mereka semua tenggelam dalam angan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang Wangi, Neng Kene Wae Karo Aku
Terror"Mas bagus, neng kene wae, kancani aku" Kakinya bergetar hebat mendengar bisikan bernada lirih itu, Tama terus berlari mencoba mencari jalan keluar, dari desa terkutuk itu. Jantungnya berpacu cepat, pandangannya mulai kehilangan fokus. Ia tidak meng...