"Loh Tam, kamu pulang sendiri?"
Tanya Danu ketika melihat Tama memasuki posko mereka.Ia menyerngit heran ketika sahabatnya itu hanya diam dan berlalu masuk ke kamarnya.
"Ooo cah edan, ditakoi kok nyludur wae, (anak gila, ditanyain kok main pergi aja)"
"Kamu kenapa Dan?"
Ia menoleh ke arah Kevin yang menghampirinya sembari membawa sepiring gorengan.
"Itu loh, Tama sudah pulang. Tak tanyain diem aja"
"Sabar mungkin dia lelah"
Danu hanya mengangguk, ia kembali fokus pada laptopnya.
"Kamu ngerjain apa?"
"Laporan, lumayan Vin, biar ndak susah di akhir"
Kevin tersenyum cerah, dan mengacungkan ke 2 jempolnya ke arah Danu.
"Eh Vin.."
Kevin yang sedang fokus memakan gorengannya menoleh, "apa Dan?"
"Gimana kalau kita nambahin proker?"
"Tambahin apa?, proker kita udah banyak"
"Tapi kan ndak semua bisa kita jalankan disini Vin, contohnya, penyuluhan pergaulan bebas. Anak muda saja jarang kita temui disini. Alangkah baiknya jika proker kita difokuskan pada pembangunan. Karena memang hal itulah yang lebih di butuhkan oleh dusun ini"
Kevin mengangguk, membenarkan ucapan Danu, "kamu ada ide?"
"PLTA?" Tanyanya.
"Bagus Dan, kita bisa memanfaatkan Kali Deres"
Danu tersenyum ceria, "Iya kan, baiklah. Aku akan mencatatnya. Dan kita bisa membahasnya saat rapat nanti" -ia mengambil buku, dan mencatat diskusi mereka- "oh iya, bagaimana dengan balai pengobatan?" Lanjutnya bertanya.
"Aman, kalau proker irigasimu?"
"Sama, udah aman kok. Untuk dananya, kita di bantu oleh pihak desa"
"Kalau proker kita ketambahan yang tadi kamu usulin, otomatis kita harus mencari tambahan Dana dong"
Danu mengangguk, "iya, tapi kamu tenang saja. Aku sudah memiliki ide untuk mengatasi hal itu. Karena tidak mungkinkan jika kita hanya mengandalkan dana dari pihak desa?"
Kevin memberikan 2 jempolnya pada Danu, untung dia kemaren mau diajak Banu untuk gabung dikelompok ini. Kelompok mereka benar-benar solid, semua bekerja keras.
"Kamu buat sendiri?" Tanya Danu sembari mencomot gorengan di pangkuan Kevin.
"Iya, btw, Tama mana?, kok nggak keluar?"
Danu mengedikkan bahu, "panggil aja, ajak ngumpul disini"
Kevin mengangguk, ia menaruh sepiring gorengan di meja, dan berjalan ke kamar Tama.
"Tam?.." Panggilnya sembari membuka gorden.
Kosong
Tidak ada siapapun di kamar Tama, bahkan ranjangnya masih terlihat rapi. Ia kemudian berbalik cepat, dan kembali ke ruang tamu.
"Dia tidur?" Tanya Danu ketika Kevin duduk di depannya.
"Nggak ada i, kamarnya kosong" jawab Kevin, sedikit ketakutan.
"Seng genah..?, (yang bener)"
"Iya, masak aku bohong"
Danu meneguk ludahnya kasar. Dia ingin berfikiran positif, mungkin Tama keluar. Namun, hal itu langsung di bantah oleh kedatangan Banu dan Lingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang Wangi, Neng Kene Wae Karo Aku
Terror"Mas bagus, neng kene wae, kancani aku" Kakinya bergetar hebat mendengar bisikan bernada lirih itu, Tama terus berlari mencoba mencari jalan keluar, dari desa terkutuk itu. Jantungnya berpacu cepat, pandangannya mulai kehilangan fokus. Ia tidak meng...