Two Pink Lines

2.7K 139 4
                                    

"Yes,Angela. Pattie sama sekali tidak keberatan jika kau datang dan mewawancarainya." dengan menjepit ponsel diantara bahu dan pipiku,aku mengeluarkan beberapa kantung belanjaan dari mobil dan membawanya masuk. Dari ujung mataku,aku melihat mobil Justin telah terparkir didepan garasi. Tandanya ia telah lebih dulu tiba dirumah.

"Aku tahu. Tidak,aku akan pergi bersama Justin." aku masuk kedalam rumah yang tidak terkunci —sangat Justin,meletakkan kunci mobil diatas nakas dan membawa belanjaanku kedapur. Ketika aku melewati ruang keluarga. Justin ada disana. Berbaring dengan controler wii ditangannya. "Ah,ya. Tentu aku akan mengirim tulisanku malam ini. Sebelum jam 10.Okay? Bye Mrs. Arquette "

Sebenarnya agak aneh untuk mendapati Justin tiba dirumah lebih dulu di Sabtu malam seperti saat ini. Biasanya aku yang lebih dulu tiba dirumah dan menunggu Justin untuk makan malam. Agendaku hari ini sangat padat, dan meskipun beberapa kali aku seperti merasa akan jatuh pingsan, aku bisa menahan diri. Mengingat aku tidak bisa bersikap manja dan membiarkan Angela melakukan segalanya sendiri. Tentu sana aku tidak menceritakan hal itu pada Justin,atau ia akan kembali berlebihan dan mungkin memintaku segera pulang.

Setelah merapikan belanjaan kedalam lemari pendingin dan tempat penyimpanan lainnya. Aku beralih keruang keluarga. Justin agak terkejut ketika melihat kehadiranku.

"Woah,aku tidak melihatmu masuk" komentarnya tanpa melepaskan fokus dari layar TV.

"Yeah. Hey untukmu juga" balasku berusaha tidak terdengar muram.

Kemudian Justin tertawa. "Sorry" ia menekan pause dan segera memberikan kecupan salam untukku. "Hey, there baby girl. How was your day?"

Aku menggedikan bahu. Tidak tahu jawaban apa yang terbaik. Jika aku mengatakan sibuk dan melelahkan, Justin akan mulai menasehatiku panjang lebar dan aku tidak membutuhkan itu saat ini.

"Come here" Dari suara Justin sepertinya ia tahu apa yang kurasakan saat ini. Aku memuja bagaimana ia bisa mengerti diriku sepenuhnya tanpa aku harus berusaha menceritakan segalanya. Justin membuka tangannya dan aku seperti biasa bersemangat untuk berada dibalik lengannya.

Kami menempati sofa. Dengan aku duduk diantara kedua kaki Justin dan ia melingkarkan lengannya dari belakang tubuhku. Jemarinya menangkup telapak tanganku, lalu ia menekan dan memijit beberapa spot ditelapak tanganku yang dengan cepat seakan melepaskan beban atau tali-tali tidak terlihat yang mengikat tubuhku.

"Bagaimana bisa kau tiba dirumah lebih dulu dariku?" tanyaku berusaha untuk tidak memejamkan mata.

"Karena aku tidak sesibukmu hari ini" jawabnya bercanda. "Aku sudah tidak ada urusan apapun dikantor jadi aku berencana untuk pulang dan mengajak istriku keluar malam ini tapi ternyata Mrs.Bieber begitu sibuk hari ini"

Aku tertawa saat Justin mengakhiri ceritanya dengan bibirnya yang mencebik menggemaskan."Oh,sorry. What a shame thing to know I miss the night out with Mr.Bieber"

"Yeah dan oleh karena itu aku menghabiskan malam berkencan dengan mesin kotak ini" ujarnya lagi mengangkat controler ditangannya. "By the way, Bisakah aku lanjut bermain?"

"Sure" balasku. Justin melepaskan jemariku dan menggantinya dengan contrôler. Aku masih bersandar padanya ketika ia melanjutkan bermain. Aku Ikut memperhatikan layar TV yang menampilkan animasi dua orang berkostum yang beridiri beehadaoan dengan jarak tertentu. "Kau yang mana?"

Justin menghentakkan kepalanya kesebelah kanan untuk menjaawabku. Aku diam dan dengan anehnya merasa asik sendiri melihat dua tokoh animasi itu bertarung.

"Ew,that's so cruel Justin" ucapku jijik ketika Justin membelah kepala lawannya dengan pedang panjang."Our children will never play this game"

Justin tertawa dan aku mendongak melihat ia menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Kau berfikir terlalu jauh Catania"

The Heir On The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang