Week 12

2.9K 118 1
                                    





Week 11




Justin Bieber




Suara-suara samar terdengar disisi kiri tempatku berbaring.Aku merasakan beberapa kali sisinya melesak kedalam dan kemudian berpindah-pindah.Aku membuka kedua mataku ketika suara erangan Catania terdengar.

"Baby,what's wrong?" tanyaku diantara kantuk dan usahaku membuka mata.Aku menyalakan lampu tidur dinakas dan menilik untuk melihat jam menunjukan 2:04 AM.

Catania memandangku dan menghela nafas berat.
"I'm sorry.Did I wake you up?" pandangan dan suaranya menyatu dalam rasa bersalah.

Aku tersenyum dan mengecup sisi wajahnya yang mudah dijangkau olehku. "Kind of,but it's okay.Kenapa kau tidak tidur?"

"I can't" Ia menegakkan tubuhnya,duduk bersila diatas tempat tidur. "It feels so weird.Every position I try to get sleep is uncomfortable"

Catania menutup wajahnya dan kembali bergumam merengek."I just want to sleep,Justin"

Aku ikut menegakkan tubuhku untuk duduk disisinya.Ketika kedua tanganku merangkul bahunya,kedua tangan Catania berdalih menutup mulutnya.Ia membuka selimut dan keluar dari tempat tidur dengan cepat menuju toilet.Setelahnya,aku hanya bisa menghela nafas begitu suara-suara mual Catania terdengar.

I swear,they should called it all time sickness instead of morning sickness.

"Catania,is it okay for me to go get some water for you?" tanyaku beranjak bangun.

"Ye.." suara mual memotong "yes please"

Satu minggu terakhir,Catania benar-benar melaksanakan bed restnya.Ia berdiam diri dirumah,meskipun agak sulit untuk membuatnya bertahan ditempat tidur tapi setidaknya ia tidak menambah kelelahan dirinya dengan melakukan kegiatan apapun.

Catania tidak ingin kami untuk menggunakkan asisten rumah tangga,jadi selama ini ia yang sibuk mengurus rumah.Tapi untuk saat ini aku memaksanya untuk memakai layanan laundry dan membiarkan aku yang membersihkan rumah. Ya, aku.Seorang founder perusahaan otomotif yang terlalu mencintai istrinya sehingga rela untuk menyisihkan waktu diantara kesibukanku untuk membersihkan rumah. The thing I've done for my babies.

Aku kembali dengan membawa segelas air mineral dan sebungkus permen karet mint yang selalu Catania butuhkan setelah mengakhiri all time sicknessnya -cukup,aku tidak akan bertahan menggunakan morning ketika ini terjadi setiap waktu.

Catania baru saja meletakkan sikat giginya ketika aku tiba.Ia berdiri menghadap cermin dengan kedua tangannya diletakkan dipinggir wastafel dengan kepalanya menunduk.


"Hey,you okay?" tanyaku mengusap kedua lengannya menenangkan.Catania mengangkat wajahnya.Ia menatapku melalui cermin,menghembuskan nafas tanpa semangat menjawab pertanyaanku.


"How come people said being pregnant is easy?"keluh Catania.

"It will be"ujarku meyakinkan.Mengecup pundaknya dan mengalihkan kedua tanganku memeluk tubuh Catania dari belakang.Menyisipkan tanganku dibalik piyama yang dikenakannya,merasa bersemangat saat telapak tanganku merasakan hangat suhu tubuh Catania yang saat ini menjaga bayi kami. "I'm sorry.I wish you could give all the tired ,nausea and all those things that bother you to me"

"You are too sweet" kata Catania berbisik menoleh kearahku."I could just literally kiss you to death"

"Mmm" aku menaikan satu alisku,seakan menimbang ucapannya."I wouldn't mind"

Catania tertawa,ia menggeleng tersenyum menatapku melalui cermin.Kemudian,ia menyandarkan kepalanya dibahuku dan menangkupkan tangannya diatas tanganku yang masih memeluk perutnya. "How do we tell our parents?"

The Heir On The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang