26 Weeks
Catania Bieber
Pagi ini adalah pemeriksaan pertamaku memasuki trimester akhir kehamilanku. Aku merasa bersemangat dan takut secara bersamaan, mengingat sepuluh minggu lagi mungkin bayi kami telah bergabung bersamaku dan Justin disini.Justin terpaksa tidak bisa berangkat ke kantor sejak pagi karena pemeriksaanku dijadwalkan pukul 10 pagi. Namun, aku harus datang 1 jam lebih awal karena hari ini aku memiliki tes toleransi glukosa. Tes ini diperlukan untuk mengetahui adanya kemungkinan diabetes saat kehamilan.
Sekitar pukul 08.50 kami sudah tiba di rumah sakit. Setelah mendaftar, seorang suster membawaku kesalah satu ruangan untuk mengambil darahku setelahnya ia memberikan satu botol glucola yang harus kuminum satu jam sebelum pengambilan sampel darah kedua. Ia juga menjelaskan efek samping yang mungkin aku rasakan setelah tes ini seperti mual dan pusing.
Aku mengernyit saat pertama kali meneguk isi botol ditanganku. Justin memperhatikanku dan sekilas aku melihat keningnya ikut mengerut. "Is it okay?"
Masih dengan meneguk sisa-sisa glucola dengan susah payah, aku menggeleng. Rasanya sangat amat manis dan kurasa hal ini yang membuatku mulai merasa mual. Begitu isi botol habis, hal pertama yang kulakukan adalah menutup mulut dengan satu tanganku rapat-rapat.
Suster yang menanganiku dengan cepat memberikan satu gelas kecil berisi air mineral. "Ingat, kau tidak boleh memuntahkannya Ny.Bieber"
Aku meringis dan rasanya ingin merengek pada Justin untuk membelikanku sesuatu yang gurih atau asin saat ini. Tapi ternyata aku tidak boleh makan atau minum apapun selain air mineral hingga tes ini selesai. Pada momen-momen seperti ini aku ingin memeluk mom dan berterima kasih atas kesabarannya dalam mengandungku.
"What if she really wants to puke and can't hold it anymore?" tanya Justin saat suster menuliskan sesuatu di papan yang ia bawa. Terima kasih Tuhan karena mengirimkan suami yang begitu peka untukku.
"It's okay but we have to reschedule another time to retake the test" jawabnya ramah.
"Is that mean that I should drink that glucola thing again?" tanyaku dengan cepat.
Suster tertawa kecil padaku. "Unfortunately ,yes Mrs.Bieber"
There is no way in this world that I would retake this test. No way.
Beberapa menit setelah kami kembali di ruang tunggu, aku masih sibuk berusaha meredam mual yang kurasakan. Aku menjadi tidak bisa diam, bergantian antara meremas jemari Justin atau merapatkan tangan ke mulutku.
"Baby" Justin meraih tanganku menjauh dari mulutku dan mencium telapak tanganku. "If you think you can't handle it,we can reschedule the test"
Aku menggeleng dan beralih memeluk Justin yang dengan senang hati ikut mengusap pundakku perlahan. "Are you still feeling nausea?"
"Sadly,yes" kataku bergumam tidak jelas dalam dekapan Justin.
Justin menjauhkan tubuhnya dariku, membuatku terpaksa mendongak kearahnya. Aku memberenggut dan bersiap untuk memberikan ribuan protes padanya. Tapi Justin lebih dulu meninggalkan kecupan di bibirku dan membuatku terpana.
"What was that for?" tanyaku menahan senyuman yang ingin melebar.
Justin tersenyum dalam cara yang melelehkan hatiku dengan mudahnya. "You said that you love the taste of my lips and" Justin kembali mengecupku "kiss is always a better way to mend everything"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir On The Way
RomanceJustin Bieber and Catania have been married for 4 years. They are never think about having baby in the young age. The life of a carefree Justin Bieber is forever changed when his wife of four years suddenly announces that she is pregnant. The first...