1st Trimestre
---
"Kenapa kau tidak mengenakan gaun yang telah kau siapkan dari minggu lalu?" komentar Justin yang masuk kedalam closetku secara tiba-tiba.
Sebelumnya, aku berencana untuk mengenakan dress body fit yang mencetak tubuhku dengan ketat. Tetapi setelah hasil dari home pregnancy test beberapa hari yang lalu membuatku gelisah jika mungkin Justin menyadari perubahan pada tubuhku -walaupun perutku belum akan menunjukan perubahan apapun hingga minggu ke-12. Terkadang Justin bisa menjadi sangat peka.
Aku menggeleng,mengamati diriku dibalut long dress yang tidak terlalu mencetak tubuhku. Aku menggedikan bahu"Berubah fikiran. Kau keberatan?"
Justin menggeleng dengaan senyum diwajahnya."Nah. You are looking fabulous on every clothes you wear"
Aku mendekatinya,melingkarkan satu tanganku dipinggangnya dan satu tangan lain pada kearah tuxedo yang Justin kenakan.Aku mengernyitkan kening ketika satu bayangan diriku dibeberapa bulan yang akan datang melintas sekilas dibenakku. "Bahkan jika nanti tubuhku melebar dua kali dari ini?"
"Tentu saja" Justin terkekeh, ia menarik tubuhku mendekat dan memberikan kecupan yang cukup lama dikeningku. Ucapan Justin membuatku senang tetapi lebih memdominasi perasaan bersalahku. Aku belum menceritakan apapun kepada Justin tentang kemungkinan kebenaran hasil test itu, atau mendiskusikan apapun mengenai kemungkinan yang terjadi.
"I love you. You know that, right?" Aku mengalungkan lenganku dilehernya. Tidak berhasil menutupi kemuraman suaraku.
Justin menyipitkan matanya menatapku.Ia mungkin sudah mengetahui aku menyembunyikan sesuatu darinya sejak hari pertama aku menyembunyikan stick test itu."You okay?"
Aku menggangguk dengan cepat diikuti dengan meninggalkan kecupan singkat dipipi Justin. Tidak ingin berlama-lama memiliki percakapan ini atau aku akan secara tidak sengaja menceritakan rahasiaku saat ini. Jadi,aku menarik Justin keluar dan mengajaknya untuk segera pergi keacara peresmian boutique terbaru milik Mom Pattie dikota ini.
***
Ketika kami tiba, hall hotel yang dipakai untuk acara peresmian sudah dipenuhi undangan. Aku melihat beberapa désigner yang pernah aku wawancarai selama hampir dua bulan terakhir. Justin mengaitkan lengannya dilenganku sepanjang jalan kami menyusuri ruangan. Kami akan berhenti beberapa saat ketika seorang rekan bisnis Jeremy atau Justin menyapanya dan menyinggung hal bisnis yang tidak aku mengerti.Seperti biasa aku hanya akan berdiri disamping Justin, tersenyum sopan dan berusaha ramah.
Berusaha untuk ramah setelah berdiri selama lebih dari satu jam menjadi agak sulit karena mendadak aku merasa begitu lelah dan ingin segera mendaratkan diri untuk duduk.Tetapi aku tidak bisa menyela Justin yang saat ini bersama Jeremy membicarakan potensi sebuah projek baru pada tiga orang pria didepanku. Aku hanya mengeratkan genggamanku dilengan Justin, berusaha menguatkan diri sendiri. God,aku merasa begitu lemah.
"Hey,is something wrong?" Justin berbisk kearahku. Suaranya sedikit cemas. Sudah kukatakan,Justin bisa menjadi begitu peka.
"I'm feeling tired. Can we take a seat for a moment?"
Justin mengangguk, menggumamkan sorry kepadaku sebelum akhirnya ia meminta izin meninggalkan ayahnya dan beberapa rekan bisnis mereka.Ia membawaku kesalah satu meja dimana Mom Pattie berada disana, berbicara dengan wanita yang terlihat 5 tahun lebih tua dariku.
"Justin. Catania" seru Mom sumringah teralihkan dari wanita disisinya kepada kami yang baru saja menempati bangku dihadapannya. "Kenalkan. Ini Madison.Istri dari Cade"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir On The Way
RomanceJustin Bieber and Catania have been married for 4 years. They are never think about having baby in the young age. The life of a carefree Justin Bieber is forever changed when his wife of four years suddenly announces that she is pregnant. The first...