First Trimester
---------
week 6
Aku berdiri bersama dengan para pengununjg Bandara lain yang ikut memgantri di terminal kedatangan Internasional. Aku tidak memegang papan nama seperti kebanyakan pengunjung lainnya. Justin tidak tahu aku akan menjemputmya di Bandara.
Pintu kaca terbuka, gerombolan orang dengan koper atau tas besar mereka bergerombolan keluar.Aku melihat Justin berada ditengah keramaian. Tubuhnya mencolok dibalut rapi tuxedo hitam -sangat formal. Padahal ia bisa melepasksn baju itu dan memilih baju yang lebih simpel untuk perjalanan pulang.
Justin sama sekali tidak menyempatkan waktu memeriksa antrian pengunjung yang datang menyambut diantrian. Jadi dengan santainya ia melewati tempatku berdiri tanpa menyadari keberadaanku.
Aku keluar dari antrian dan mengikuti Justin.Memberi jarak diantara beberapa orang. Justin berjalan dengan ponsel ditelinganya.Selang beberapa lama ponsel di saku celanaku berbunyi. Aku tersenyum, berhenti ketika Justin menghentikan langkahnya. Kepalanya mencari darimana dering ponselku berasal. Ia membalikkan tubuhnya. Menyeringai menemukanku berdiri tidak jauh dihadapannya.
Aku berlari dan melompat kedalam pelukannya. Justin terhuyung sesaat sebelum akhirnya berhasil menstabilkan kami berdua. Aku bisa mendengar tawanya berderai.
"I miss you" terangku malu. Justin menegakkan wajahnya dan memberikan segaris senyum menggodanya.
"Aku hanya pergi untuk 3 hari" sahutnya santai.
Aku memeberenggut. "Sebenarnya 4"
"Oh ya" ia kembali tertawa, teringat dengan keterlambatan 1 hari karena gangguan penerbangan."So, how's my baby?"
"Ah?" Aku membelalakan mata. Aku fikir Justin belum tahu beritaku. "Your baby?"
Justin tersenyum heran."You are my baby"
Aku menunduk, menyembunyikan wajah yang mulai menghangat. Justin tertawa menikmati efek dari kata-katanya padaku.
"Should we go home now?" tanya Justin ketika aku mengangkat wajahku kembali. Aku mengangguk semangat.
"Can we buy Sprinkles cupcakes on the way home?" balasku bertanya.
"Sure. But I can feel those Sprinkles makes you heavier " komentarnya masih mengangkat tubuhku dalam gendongannya.
"Okay,put me down" kataku berusaha menggeliat keluar dari pelukannya.
"Nah. Don't be mad at me" belanya, mengeratkan lengannya.
"I'm not mad at you. Seriously, Justin put me down. People starting to stare at us"
"I've got you. I don't even know other people exist right now"
Aku menepuk pundak Justin dengan keras,kesal karena untuk kesekian kalinya berhasil memunculkan semu merah diwajahku. Tawa Justin terdengar dan aku tahu ia menikmati reaksiku seperti biasa.
"You are way too cheesy,Mr.Bieber"
***
Akhirnya kami tiba dirumah setelah pemberhentian singkat di cupcakery Sprinkles dan memutuskan makan malam di salah satu restaurant kesukaan Justin.
Selama diperjalanan aku kembali mengulang rencanaku. Aku akan memberitahu Justin malam ini. Apapun situasinya.
"Aku akan pergi malam ini. Eric mengadakan bachelor party" kata Justin ketika kami baru saja tiba dikamar. "May I?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir On The Way
RomanceJustin Bieber and Catania have been married for 4 years. They are never think about having baby in the young age. The life of a carefree Justin Bieber is forever changed when his wife of four years suddenly announces that she is pregnant. The first...