Bel pulang sekolah telah berbunyi sepuluh menit yang lalu, sang pemeran utama kita sedang berjalan di koridor sambil memainkan ponselnya membalas pesan dari grub geng nya. (Eh tapi geng apa?)
"Cih." dia berdehem sambil terkekeh.
"Kok bisa gua temenan sama mereka sih.' Sasa terkekeh. Dia berhenti di sebelah pintu kamar mandi perempuan, memasukkan ponselnya dengan kekehan yang belum reda.
Deg
"Rakan?" gumam Sasa.
Terlihat dua orang yang sedang berpelukan, yang satu dengan raut wajah senang dan yang satu dengan wajah kebingungan. Sasa yang tidak sadar menangis langsung berlari menuju sepeda motor nya. Dengan terburu-buru dan suara tangis yang makin kencang dia mengendarai sepeda motor nya.
Dia siapa?
🚲
Terlihat seorang gadis sedang duduk di kursi taman dekat rumah nya, dengan air mata yang terus bercucuran dan suatu benda di genggamannya. Ia tidak memperdulikan sekitar yang sedang ramai, orang-orang memperhatikan nya dengan raut wajah bingung, risih dan kasihan.
Seseorang, di mobil berwarna putih yang sedang parkir di belakang gadis itu sedang memperhatikan dengan bingung dan, marah?
Tidak tahan dengan mata kosong gadis yang sedang duduk itu, seseorang di mobil turun menghampiri.
"Lo kenapa?" tanya ia sambil memalingkan wajah.
Gadis itu mendongak menatap.
"Kak?" gumamnya.
🚲
"Assalamu'alaikum." salam dua orang gadis yang baru saja memasuki ruang tamu.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Dua gadis itu mencium tangan kanan sang Ibu, satu orang gadis disana menatap kakaknya yang sedang berbicara dengan Mami nya.
"Loh Nasya kok sama Sasa? Kamu jemput Sasa nak?" tanya Ida kepada Nasya.
"Engga." setelah menjawab sang Mami, Anasya berjalan ke kamarnya, tapi sebelum itu ia tersenyum kecil ke arah Sasa.
Sasa yang melihat senyum kakaknya terkejut, badannya kaku. Dia tidak mendengarkan ucapan sang Mami.
"Sasa?!" sentak Ida dengan lembut.
"Eh, iya Mi?" jawab Sasa terkejut.
"Mami tanya loh, kamu ngga latihan taekwondo?"
"Libur Mami, sekarang hari Jum'at." tawa Sasa.
"Astaghfirullahal'adzim Mami lupa." Ida menepuk keningnya baru ingat jika setiap hari Jum'at, anak kedua nya ini libur latihan taekwondo.
"Ya sudah, sekarang kamu bersihin badan dulu, makan terus istirahat." ucap Ida sambil mengelus rambut Sasa.
"Iya Mi, siap komandan." ucap Sasa dengan hormat.
Sasa berlari menuju kamarnya. Ida yang Melihat menggeleng, lelah melihat tingkah Sasa yang aktif.
"Anak kamu tuh mas." adu Ida kepada suaminya yang sudah meninggal.
🚲
Rakan yang baru saja memasuki kamarnya langsung melemparkan diri ke tempat tidurnya. Dia bingung dengan semuanya.
"Sial."
Dia membuka tas sekolahnya, mencari sesuatu yang mungkin bisa membuat perasannya tenang kembali.
"Nah!" ucap Rakan antusias.
"Semangat dengan semuanya Rakan, dan terima kasih. Dari aku untuk Rakan." bacanya pada kertas kecil di tangannya.
"Lo siapa sih? Bikin gua penasaran saja. Kalau sampai ketemu awas saja ya lo." gumamnya lalu meletakkan kertas itu di kotak yang banyak sekali kertas dengan tulisan tulisan berwarna.
🐼🐼🐼🐼
Chapter sebelas udah aku publish
Maaf ya aku baru up, setelah bertahun-tahun aku Hiatus mwheheheheJadi jangan sedih, kali ini saya lebih sering up
Love you ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LEISE
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca [belum Revisi] Sasa si gadis cuek yang banyak sekali masalah dalam hidupnya, mengejar mimpi yang entah dia tau akan terwujud atau tidak. Rakan sang Ketua OSIS, bimbang dengan perasaannya sendiri. Antara menunggu t...