D[R]3

22 10 2
                                    

01:26

"Eunghh."

"Eh gua mimisan lagi."kaget seseorang yang terusik tidurnya, dia cepat-cepat pergi ke kamar mandi.

"Kenapa bisa sampai kayak gini sih? Apa penyakit gua makin parah?" tanya nya pada diri sendiri.

"Besok deh gua ke rumah sakit...."

"lagi...." ucap dia lagi, dan kembali tidur dengan kepala yang sakit.

🚲

"Sasa,nak. Bangun, udah pagi."

Tok tok tok

"Sasa."

Ceklek

"Hmm anak Mami masih tidur." kata Mami Sasa, Ida.

"Sayang bangun udah pagi, sholat shubuh dulu yuk."

"Hmm iya Mi." balas Sasa.

Dia berjalan kekamar mandi dengan mata yang setengah terbuka. ida yang melihat anak terakhir nya seperti itu, hanya menggelengkan kepalanya sambil menata tempat tidur Sasa.

"Sayang, Mami tunggu dimeja makan ya."

"Iya Mi." balas Sasa.

"Pagi Mi, kak." ucap Sasa, setelah sampai dimeja makan.

"Pagi juga sayang." jawab Ana.

Nasya hanya berdeham."Hmm..."

Sasa yang melihat kakaknya seperti itu menghela nafas, sampai kapan kakaknya itu membencinya?apa sampai Sasa pergi dari dunia?.

"Aah sudahlah." gumamnya.

Sarapan dimulai dengan tenang, hanya ada suara dentingan sendok.

Nasya berdiri."Nasya sudah selesai, Nasya pamit kuliah dulu. Assalamu'alaikum Mami."

"Wa'alaikumussalam." jawab Ida, sambil mengusap kepala anaknya yang sedang mencium tangannya.

"Hati-hati, jangan ngebut bawa mobilnya." tambah Ida. Nasya berdehem, dan hanya melirik Sasa sekilas lalu pergi.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati kak." gumam Sasa.

"Mm Mi, Sasa juga pamit mau berangkat. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam nak, hati-hati bawa sepeda motornya, jangan ngebut." kata Ida.

"Iya Mi." balas Sasa sambil mengecup tangan dan kedua pipi Ida. Lalu pergi menuju sekolahnya.

🚲

Sampai disekolah.

Sasa berjalan tenang di Koridor kelas XI, sampai....

Bruk

Aww

Aduh

"Eh, sorry nggak sengaja."kata seseorang yang menabrak Sasa.

"Hmm iya gapapa." balas Sasa sambil tersenyum.

"Loh Rakan."

"Sasa." ucap mereka berdua bersama.

"Sorry ya tadi gua buru-buru soalnya."kata Rakan.

"Gapapa kok." ucap Sasa sambil tersenyum lebar.

Deg

Mata itu, senyum itu. Apaan sih lo Rakan enggak enggak._batin Rakan sambil menggelengkan kepalanya.

"Mm Kan lu gapapa, kenapa? kepala lo pusing?" kata Sasa dengan khawatir, tapi dia masih bisa menahan tangannya agar sampai tidak menyentuh Rakan

LEISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang