D[R]10

4 4 0
                                    

"Assalamu'alaikum." ucap Sasa yang baru memasuki rumahnya.

"Wa'alaikumussalam." balas Ida datar.

"Dari mana aja lo, pulang malem dianterin cowok lagi." kata Nasya dengan senyum miring.

"Sasa ta-tadi itu.. hmm oh iya Sasa tadi lagi kerja kelompok, terus lupa kabarin Mami. Sepeda motor Sasa juga di rumah teman Sasa soalnya ban nya bocor." alasan Sasa.

"Nggak biasanya lo lupa kabarin Mami, atau jangan-jangan lo bohongin Mami lagi." tuduh Nasya.

Aduh Kak Nasya pakek acara tanya-tanya lagi_batin Sasa.

"Heh jawab jangan diam saja!" gertak Nasya.

"Aduh Mami kayaknya benar deh kalau anak kesayangan Mami ini lagi bohong." lanjutnya menekan kata kesayangan, dengan senyum smirk.

"Apa benar Sasa?" tanya Ida dengan wajah datar.

"E-Enggak Mih, Sasa beneran kerja kelompok kok. Tanya aja sama teman Sasa yang nganterin tadi." ucap Sasa.

"Tinyi iji simi timin Sisi ying ngintirin tidi. Emangnya Mami bodoh apa, heh dengerin ya bisa aja cowok yang nganterin lo itu udah lo bilangin buat bohong juga. Emang anak nggak tahu diuntung lo." kompor Nasya lagi.

"Astaghfirullah Kak, beneran Sasa nggak bohong. Buat apa Sasa bohong." kata Sasa.

"Ck nggak ngaku juga lo." decak Nasya.

"Sudah sudah. Kamu Sasa mandi, habis itu makan malam. Nasya tunggu di ruang makan, Mami mau nyiapin makanannya." kata Ida sambil berjalan meninggalkan dua putrinya itu menuju dapur.

Nasya tercengang."loh Mi, Sasa salah kenapa nggak dimarahin. Duh Mami."kata Nasya jengkel.

Sedangkan Sasa hanya melihat Nasya dengan mata berkaca-kaca.

Kenapa Kak Nasya benci banget sih sama aku_batinnya.

"Apa lo lihat-lihat, pergi sana." usir Nasya, Sasa mengangguk lalu pergi ke kamarnya.

Sial, gimana caranya gua ngusir tuh bocah sih arghhh_batin Nasya.

Dia berpikir dan akhirnya dia senyum, senyum yang bisa saja membuat Sasa dalam bahaya.

"Let's start the game." gumamnya dengan senyum bak seorang iblis.

🚲

Pagi-pagi buta, Sasa sudah berada di sekolah. Entah apa yang membuat dia sampai berangkat sepagi itu.

"Gua mau ngapain ya?" tanya Sasa pada dirinya sendiri.

"Oh iya Rakan jam segini sudah datang, briliant." gumam Sasa.

Dia mengeluarkan bulpoin dan juga kertas note
merah.

Setelah selesai menulis, dia cepat-cepat pergi ke kelas Rakan. Hanya anak kutu buku saja yang sudah hadir di sekolah, merasa kelas Rakan sepi Sasa menuju bangku Rakan.

"Tuhkan Rakan sudah datang." kata Sasa berbinar.

Sasa meletakkan note merah itu di dalam tas Rakan, lalu membalikkan badan. Dia terkejut mendapati seseorang melihat dia meletakkan note merah di tas Rakan.

Seseorang itu melihat Sasa dengan wajah datar, serta raut wajah yang sepertinya marah.

"Ngapain?" tanya seseorang itu.

Sasa gelagapan."T-Tadi itu..."

Astaga gua bilang apa ini_batin Sasa menangis.

"Itu apa? yang jelas kalau ngomong." tanya seseorang itu lagi, Sasa hanya diam.

LEISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang