D[R]9

5 7 0
                                    

Sasa dan Reza tengah berjalan di Koridor menuju UKS, Rakan dibelakang mereka hanya bisa melihat dengan tatapan tajam.

"Duduk, KaRez ambilin obat kamu dulu. Didalam tas kamu kan?" tanya Reza.

Sasa mengangguk."Iya, dibagian depan ya."ucapnya.

"Siap, tunggu sebentar."

Setelah Reza pergi menuju ke kelas Sasa untuk mengambil obat, Rakan masuk dengan wajah datarnya.

"Kenapa?" tanya nya.

Sasa mengernyit."Hah?"

"Ck kenapa Reza khawatir sama lo?"ulang Rakan.

"Kan KaR-Reza teman gua, emang nggak boleh?" ujar Sasa santai.

Rakan tidak membalas ucapan Sasa, dia berjalan menuju pojok sudut UKS untuk mengambil minyak kayu putih.

Setelah itu dia kembali lagi kehadapan Sasa."Nih, hirup aroma nya. Biar pusing lo rada berkurang."katanya.

"Ya." Sasa mengangguk pelan.

"Sa ini ob- eh Rakan. Ngapain?" tanya Reza terkejut mengetahui Rakan berada didalam UKS.

"Suka-suka gua lah." sarkas Rakan.

Reza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Oh iya, ini Sa. Kamu udah sarapan belum?"tanya Reza pada Sasa.

"Sudah." setelah itu Sasa meminum obatnya, dan berbaring. Setelah itu dia sudah berlayar di dalam mimpinya.

Reza tersenyum dengan mengelus puncak kepala Sasa, melihat Sasa tertidur membuat hati Reza tenang sekaligus takut. Takut gadis yang tengah tertidur ini tidak akan membuka matanya kembali.

KaRez takut Sa._batin Reza.

Sialan, ngapain sih Reza. Kelihatan sayang banget sama Sasa._batin makhluk lain yang juga didalam UKS.

"Eh iya ada Rakan, lo nggak ke kantin?" tanya Reza.

"Nggak. Pergi sonoh, gua aja yang jagain Sasa." kata Rakan jengkel.

"Lah." ucap Reza terkejut, setelah itu dia tersenyum menggoda.

"Hmm oke oke, gua ke kantin dulu. Lo jagain princess gua ya, jangan macam-macam!" peringat Reza, jangan lupakan senyum menggodanya yang masih ada.

Rakan mencebik."Iya, palingan cuma satu macam."katanya.

"Hah." kaget Reza.

"Apaan sih, udah sana buruan pergi." kata Rakan tidak sabaran.

"Iya iya elah, inget! jangan macam-macam!"kata Reza sebelum meninggalkan Rakan serta Sasa di UKS.

Rakan berjalan menuju brangkar yang ditempati Sasa, dia duduk di kursi disebelah brangkar Sasa yang sudah disediakan.

Rakan mengelus pipi kanan Sasa."Lo kenapa sih, pucat banget."

Sedangkan di depan pintu UKS, Reza yang melihat Rakan mengusap pipi Sasa hanya cekikikan tidak jelas.

"Sasa, kalau kamu tahu Rakan seperti itu. Kamu pasti akan senang." gumam Reza, setelah itu dia pergi menuju kantin.

🚲

Sepulang sekolah Sasa sudah berada digedung latihan Taekwondonya, ditemani Reza yang sudah jengkel dengan sikap keras kepala Sasa.

"Ingat!jangan terlalu capek, kalau udah capek istirahat jangan dipaksa." kata Reza.

"Iyaaaaaaaaa, udah 150 kali KaRez ngomong gitu." Sasa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pelatih Taekwondonya.

"Masa sih, 150 kali." gumam Reza.

LEISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang