D[R]6

11 11 2
                                    

Di pagi hari, tepatnya sesudah sholat shubuh. Seorang gadis manis masih terlelap dengan selimut, yang membungkus sampai ke lehernya.

"SASAMBEL UDAH PAGI INI, KATANYA MAU JOGGING." teriak seseorang, sambil menjewer telinga Sasa.

"Apasih La? tiga puluh menit lagi." ucap Sasa, dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Etdah nih anak. dimana mana tuh kalau ada orang dibangunin, pasti bilang lima menit lagi, lah ini ckckck."gumam Laina.

Laina bingung ingin membangunkan Sasa bagaimana, akhirnya...
Aha
Ada lampu yang muncul di samping kepala Laina.

"Sa beneran masih tiga puluh menit lagi?tuh Bang Rakan sama dua sobatnya udah dibawah nungguin kita." kata Laina berbisik ke telinga Sasa.

"WHAT." teriak Sasa dan dia langsung cepat-cepat bersiap.

"Astaghfirullah, untung telinga gua nggak sampai budek." kata Laina sambil mengelus dadanya.

"BEB, GUA TUNGGU DIBAWAH."teriak Laina.

"IYA, EH TOLONG SIAPIN BAJU GUA DULU." balas Sasa teriak di dalam kamar mandi.

"YAAAAA."kata Laina.

Setelah siap menyiapkan baju Sasa, Laina pergi ke bawah menemui Abang nya dan dua sobat Abang nya. Laina melihat Rakan yang sedang berbincang dengan ida Mami Sasa, sedangkan dua sobatnya sedang memakan kue basah yang di suguhkan Ida.

"Ya Allah La, tadi teriakan lo sama Sasa kedengeran sampai ke bawah, gila gila." kata Rakan, Laina nya hanya nyengir tanpa dosa.

"Itu sudah biasa kok nak, Laina dan Sasa kan bersahabat. Kalau tidak seperti itu tidak ada kenangannya nanti." jelas Ida.

"Iya iya betul tuh." sambung Reza.

"Habis ini kalau kita mau bangunin orang teriak aja. Nah Mak gua tuh kalau dibangunin susah, gua teriak aja kalau mau bangunin Mak." kata Rian tanpa beban.

Pletak

"Awws... sakit pe'a." ucap Rian meringis, sambil mengusap jidatnya yang di jitak oleh Laina.

"Bebeb Laina mah, tega sama Rian." lanjut Rian sambil manyun.

"Iiih jijik." balas Laina bergidik ngeri.

"Hahahahaha..." semua yang ada diruang tamu tertawa, termasuk Sasa yang baru  turun dengan kaos biru panjang, training panjang, dan snikers putih kesayangannya.

"Hahaha kasihan tuh Rian La, lo tolak hahaha." kata Sasa.

"Apaan sih, udah deh yuk berangkat keburu siang." kata Laina untuk menutupi rasa malunya, setelah itu mereka pamit pada Ida dan langsung pergi ke taman dekat rumah Sasa untuk jogging.

🚲

Mobil Rakan di titipkan pada rumah Sasa, mereka mulai jogging dari rumah Sasa menuju taman. Mereka jogging sambil bercanda ria, setelah 20 menit mereka sampai ditaman dan jogging mengelilingi taman sekali, akhirnya mereka istirahat dibawah pohon ceri.

"Nih."Rakan memberikan sebotol air putih pada Sasa dan Laina. Dengan Rian dan Reza dibelakangnya.

"Capek gila." kata Laina.

"Kalau nggak capek, namanya bukan olahraga."ucap Sasa sambil minum.

30 menit mereka istirahat, sampai Sasa melihat ada orang berjualan cilok goreng. Rakan yang sedang memperhatikan Sasa, dia melihat arah pandang Sasa dan langsung berdiri untuk menghampiri gerobak cilok goreng tersebut.

Laina, Reza dan Rian yang melihat Rakan pergi hanya menggidikkan bahunya acuh.

Rakan kembali membawa kresek hitam, yang langsung dia berikan pada Sasa."Nih, lo mau ini kan."katanya sambil tersenyum.

"K-Kok tahu?" tanya Sasa, sedangkan Rakan hanya tersenyum sambil mengacak rambut Sasa gemas.

"Gua?" kata Laina sambil mengulurkan tangan kanannya pada Rakan.

"Beli aja sendiri." balas Rakan.

Sasa yang melihat itu menawarkan cilok goreng yang dibelikan Rakan untuknya pada Laina, Laina menolak dan Rian mengajak Laina untuk membeli cilok goreng diikuti Reza. Sisa Rakan dan Sasa dibawah pohon ceri tersebut, mereka hanya diam dengan Rakan yang memperhatikan Sasa, juga Sasa yang sedang memakan cilok goreng tanpa sadar sedang diperhatikan oleh Rakan.

"Manis." singkat Rakan.

Sasa menoleh pada Rakan."Hmmm"katanya sambil menaikkan kedua alisnya.

"Eh itu... kemarin gua makan bolu buatan Mama gua, manis hehe." kata Rakan sambiL memalingkan wajahnya, saat Sasa menoleh padanya.

"Ooh."

"Woy pacaran wae, yuk go home ngantuk nih gua." kata Reza.

"Gila lo, dasar kebo ijo."ucap Rakan.

"Iya, kebo kecemplung di WC jadinya ijo hahaha." timpal Rian.

Krik krik krik

"Elah kok kagak ada yang ketawa sih, gua tuh lagi comedi guys." kata Rian merajuk.

"Nggak lucu." singkat Sasa.

"Bhahahaha..." mereka tertawa, karena melihat bibir Sasa yang dipenuhi oleh minyak.

"Kenapa?ada yang lucu?" tanya Sasa.

"Enggak ada, cuman lo lucu aja. Bibir lo banyak minyaknya." kata Rakan sambil menyerahkan tisu pada Sasa.

"Ooh hehe.. iya nih, cilok gorengnya banyak minyak." jawab Sasa.

Akhirnya mereka pulang dengan berjalan kaki, Rakan dan Sasa dibelakang Laina, Reza dan Rian.

Rakan sedari tadi memperhatikan Sasa yang berada di sebelahnya, Sasa yang sedang tersenyum dan tertawa atas perlakuan tiga temannya.

Kenapa Sasa mirip banget sama dia, apa dia itu lo Sa?_batin Rakan.

Sasa yang merasa diperhatikan, melihat Rakan yang menyebabkan mereka bertatapan, dan hanya beberapa detik karena Sasa memalingkan wajahnya, Rakan tersenyum.

Akhirnya mereka sampai di rumah Sasa, dan pamit pada Ida untuk langsung pulang.

Setelah itu Sasa pergi ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di sofa panjang balkon nya. Dia tersenyum menatap langit dengan memegang dadanya dengan jantung yang berdetak cepat.

Dia tahu Rakan sedari tadi memperhatikan nya, tapi dia pura-pura tidak sadar. Butuh perjuangan agar dia tidak menoleh pada Rakan.

"Arghhh kenapa sih jantung, diem deh."setelah dia mengatakan itu, Sasa mandi dan akhirnya nonton drakor di laptopnya.

🐼🐼🐼🐼🐼

Assalamu'alaikum
Aku balik lagi
Maaf ya baru bisa up hehe

Ada pertanyaan?
Atau ada coment?
Ada yang typo nggak?

Love you 💕

LEISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang