(14). Cemburu.

22 3 0
                                    

A'iza baru saja keluar dari dalam mesjid setelah melakukan sholat ashar berjamaah ketika tiba-tiba saja wajahnya ditutupi oleh sehelai sorban yang entah darimana. Tapi dari wanginya, A'iza seperti mengenal pemilik sorban yang saat ini menutupi wajah dan pandangannya.

"Ini siapa sih iseng banget." Keluh A'iza yang hendak menyingkirkan sorban itu dari wajahnya.

"Jangan disingkirin. Biarin aja sorban saya menutupi wajah kamu untuk beberapa saat," ujar Qaid dengan tiba-tiba dari arah belakang A'iza.

"Pantesan wangi dari sorbannya kayak familiar. Ternyata bener sorbannya punya Mas Qaid. Emang ngapain sih Mas pakai segala nutupin wajah A'iza dengan sorbannya Mas?" Tanya A'iza yang penasaran dengan tingkah tiba-tiba Qaid.

Belum sempat Qaid menjawab pertanyaan dari A'iza, dalang dibalik tragedi sorban milik Qaid yang mendadak menjadi penutup wajah A'iza muncul.

"Lo ngapain sih nutupin wajah A'iza pakai sorban lo itu?" Tanya laki-laki yang datang tiba-tiba itu dengan wajah kesalnya.

"Saya sengaja menutup wajah calon istri saya karena saya ingin melindungi calon istri saya dari tatapan lapar kamu itu," sarkas Qaid dengan menatap tajam laki-laki dihadapannya itu.

"Dia siapa sih, Mas?" Tanya A'iza yang sejak tadi penasaran dengan siapa lawan bicara Qaid sampai-sampai Qaid semarah itu.

"Gue, Daniel. Lo inget kan, Za?" Ujar laki-laki yang ternyata bernama Daniel itu.

"Oh ternyata kamu, Daniel," jawab A'iza sekenanya.

Saat Daniel ingin menyingkirkan sorban milik Qaid dari wajah A'iza, Qaid dengan sigap menepis tangan Daniel. Bahkan Qaid juga membawa tubuh A'iza berdiri di belakangnya.

"Lo apa-apaan sih?" Murka Daniel. Laki-laki itu merasa Qaid terlalu berlebihan menutup wajah A'iza dengan sorban milik laki-laki itu. "Lo gak usah kuno deh. Lagian siapa aja berhak kali lihat wajah cantiknya A'iza," sambungnya lagi dengan wajah sombongnya.
Qaid hampir saja melayangkan tinjuan pada Daniel jika saja ia tidak ingat saat ini mereka sedang berada di depan mesjid tempat yang paling suci. Jadi Qaid segera menahan emosinya walaupun dari wajahnya saja sudah terlihat betapa marahnya Qaid mendengar omongan dari laki-laki bernama Daniel itu.

"Calon istri saya bukan barang yang bebas dilihat oleh siapapun. Dia adalah perempuan berharga yang tak boleh dilihat oleh sembarang orang. Terlebih orang yang seperti kamu," marah Qaid. Bahkan sangking marahnya, Qaid sampai menunjuk-nunjuk Daniel tepat di hadapan wajah laki-laki itu.

"Maksud lo apa?" Teriak Daniel yang tersinggung dengan ucapan Qaid.

"Stop! Sebenarnya apa tujuan kamu datang kesini, Daniel?" Ujar A'iza menengahi kedua laki-laki itu.

"Gue mau ngomong sama lo," jawab Daniel yang berusaha menjangkau A'iza tapi gagal karena ada Qaid yang menghalangi Daniel.

"Mau ngomong apa lagi?" Tanya A'iza yang sudah muak dengan Daniel.

"Gue denger lo mau nikah? Bener?" Tanya Daniel.

"Iya," jawab A'iza singkat.

"Kenapa? Bukannya lo masih cinta sama gue?"

Mendengar ucapan Daniel yang terlalu percaya diri itu, A'iza malah tertawa sarkas. "Aku cinta sama kamu? Hahaha, mimpi! Sejak kapan aku cinta sama kamu Daniel?" Sarkas A'iza. Diam-diam Qaid menerbitkan senyumannya merasa puas dengan jawaban yang A'iza berikan.

"Bukannya dulu kamu minta aku buat nikahin kamu?" Tanya Daniel yang masih merasa bahwa A'iza mencintainya.

"Aku gak minta kamu nikahin. Aku cuma bilang kalau aku gak mau pacaran. Kalau kamu memang serius sama aku kamu bisa datangin abangku. Tapi kamu malah milih pergi gitu aja tanpa penjelasan apapun yang menandakan bahwa kamu cuma ingin main-main sama aku. Dengar ya Daniel aku bukan perempuan murahan yang bisa kamu dapatkan cuma dengan cara rendahan seperti pacaran!" Ucap A'iza dengan tegas.

"Sudah dengarkan? Mending kamu pergi daripada saya tonjok muka songong kamu itu. Jangan kamu pikir saya takut buat bikin muka songong kamu itu babak belur," ujar Qaid yang membuat Daniel geram dan berakhir meninggalkan Qaid dan juga A'iza.

Sepeninggalannya Daniel, A'iza menarik-narik ujung baju belakang Qaid. "Udah boleh dibuka belum ni?" Tanya A'iza.

Qaid yang mendengar itu lantas tertawa pelan. Tangannya ia bawa untuk melipat ke atas sorbannya yang menutupi wajah A'iza agar A'iza bisa kembali melihat sekitarnya.
Saat sorbannya terbuka, kedua mata mereka sontak saling bertemu satu sama lain. Saling berpandangan beberapa saat hingga dengan tiba-tiba Qaid kembali menurunkan sorban yang sempat ia lipat ke atas kepala A'iza.

"Ih kok ditutupin lagi sih?" Kesal A'iza dengan wajah mencebik.

"Biarin aja dulu." Cegah Qaid saat A'iza akan kembali menyingkirkan sorban miliknya dari wajah gadis itu.

"Emangnya kenapa sih?" Tanya A'iza yang tak di jawab oleh Qaid. Tak mungkinkan Qaid mengatakan pada A'iza jika alasannya kembali menutup wajah A'iza dengan sorban miliknya karena jantungnya mendadak berdetak lebih cepat saat tatapan mereka bertemu. Bahkan mungkin wajahnya saat ini terlihat memerah hingga ketelinga karena merasa salah tingkah.

"Tentang laki-laki tadi, kamu benar-benar tidak mencintai dia?" Tanya Qaid tiba-tiba.

"Kenapa? Mas Qaid menyesal?" Tanya A'iza balik.

"Tidak. Buat apa saya menyesal. Saya sudah menjatuhkan hati saya pada kamu. Urusan kamu masih mencintai orang lain biarlah itu menjadi urusan kamu. Urusan saya adalah berusaha membuat kamu melupakan masa lalu kamu dan balik mencintai saya," jawab Qaid dengan tegas.

"Mas Qaid, Wallahi, A'iza sama sekali tidak pernah mencintai dia. Laki-laki yang A'iza cintai cuma Mas Qaid," jelas A'iza.

"Saya percaya, A'iza," jawab Qaid yang membuat A'iza bisa bernafas dengan lega.

"Kalau gitu udah boleh dibuka?" Tanya A'iza lagi. Dan kali ini Qaid mengiyakan. Laki-laki itu mengambil sorban miliknya yang menutupi wajah A'iza dan kembali memasangkannya di pundaknya.

"A'iza, lain kali kalau kemana-mana pakai masker ya? Wajah kamu terlalu berharga untuk dinikmati dengan percuma oleh laki-laki yang menatap perempuan dengan tatapan lapar mereka," celetuk Qaid yang membuat A'iza merasa sedikit tersentuh.

"Baik, Mas Qaid. Sebagai calon istri yang penurut, A'iza akan melaksanakan perintah Mas Qaid dengan senang hati dan ikhlas." Balas A'iza dengan senyuman.

~🎀🎀🎀~

"MasyaAllah, beneran Mas Qaid ngelakuin kayak gitu?" Tanya Aisyah dan Fatimah.
A'iza baru saja menceritakan pada Aisyah dan Fatimah tentang kejadian yang tadi terjadi antara dirinya, Qaid dan juga Daniel. Bisa ditebak bahwa kedua sahabatnya itu langsung histeris setelah mendengar cerita dari A'iza.

"Gimana sih caranya biar dapat laki-laki kayak Qaid, Za?" Tanya Fatimah.

"Caranya cukup kamu berdoa pada Allah minta laki-laki yang seperti apa. Kalau bisa diusahakan secara detail. Dan ketika kamu berdoa kamu harus percaya 100% sama Allah bahwa Allah akan mengabulkan doa kamu. Tapi ketika doa itu tidak terkabul sesuai dengan keinginan kamu, kamu cukup berhusnudzon pada Allah. Bisa jadi Allah tidak mengabulkan sesuai dengan keinginann kamu karena Allah memberikan yang lebih baik untuk kamu. Karena sejatinya yang lebih tahu yang terbaik untuk kita adalah Allah SWT." Jelas A'iza yang diangguki oleh kedua sahabatnya itu.

-to be continued-

Berseminya Cinta Di Bawah Kubah Mesjid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang