11. Kelewatan

38 6 6
                                    

Rei baru memasuki area gedung agensinya pukul 10 pagi. Hanya berbeda 5 menit dengan kedatangan Wonyoung setelahnya.

Evaluasi bulanan di pagi hari memang agak tidak nyaman. Mendengar komentar ini dan itu mengenai performa di industri sebulan belakang, kadang membuat mood baik turun drastis.

Apalagi Rei, di evaluasi tiga bulan ke belakang -paska berhubungan resmi dengan Ni-Ki-, jauh lebih sering mendengar kritik dibanding pujian. Rei menerimanya, dan berusaha memperbaiki apa yang salah.

"Jangan membawa energi negatif dari hubunganmu dengan Ni-Ki ke dalam grup, Rei-ssi," kata salah satu Staff petinggi.

Rei mengernyitkan alis, tidak terima. Gadis yang duduk di tengah-tengah antara Yujin dan Leeseo itu mendengus kesal. "Jangan mencampuri urusan pribadiku, Pak," ingat Rei.

Pria berumur lebih dari setengah abad itu menghembuskan nafasnya, terkesan mengolok pernyataan keras Rei. "Kau yang mencampurkan antara kehidupan pribadimu dan urusan pekerjaan, Rei-ssi."

"Aku tidak," bela Rei. Mengabaikan tatapan tajam penuh peringatan dari sang Leader, Yujin.

"Kau iya. Dibeberapa kamera tertangkap kau menjaga jarak dengan Leeseo. Kami tahu masalah kalian, Gaeul yang menceritakannya. Sangat jelas, dan itu membawa komentar negatif di antara penggemar. Segeralah berbaikan, jangan sampai perkara pria, karir kalian hancur."

"Aku tidak akan demikian, apabila yang lain tidak lebih dulu ikut campur." Rei berkata tegas.

Tiga Petinggi yang sedari tadi bicara itu meninggalkan keenam member IVE. Meninggalkan Rei yang tersulut emosi, tergambar jelas dari kepalan tangan hingga buku-buku jarinya memutih.

"Rei," panggil Yujin.

"Diam. Aku tidak sedang dalam mood yang baik untuk bicara dengan kalian," sela Rei.

Gadis dengan surai hitam itu bangkit dari kursi dengan gerakan kasar. Meninggalkan lima temannya di ruang evaluasi.

Wonyoung dan Liz, sebagai pihak netral ikut meninggalkan ruangan. Ada hal yang lebih penting dari pada mendengarkan dua Eonni dan si Maknae grup mereka bicara macam-macam.

"Aku merasa bersalah, Eonni," sesal Leeseo. Gadis kelahiran 2007 itu menunduk, menyembunyikan raut wajah sendu miliknya.

Yujin memijit pelan pelipisnya yang berdenyut. "Bukan sepenuhnya salahmu, kami yang seharusnya tahu waktu. Kami malah menegur Rei di ranah pekerjaan."

Gaeul dan Yujin membiarkan saja Leeseo yang pergi dari ruangan. Katanya sih, ingin bicara empat mata dengan Rei.

"Eonni," panggil Leeseo, menghampiri Rei yang sedang duduk sendirian di sofa yang terdapat di ruang latihan grup mereka.

Gadis Jepang itu melirik singkat yang lebih muda, kemudian menghiraukannya. Leeseo duduk di sebelah Rei yang sibuk dengan ponselnya.

"Eonni." Leeseo tidak menyerah menarik perhatian yang lebih tua. Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang sepi.

Melihat tidak adanya respon dari sang lawan bicara, Leeseo menghela nafas panjang.

Satu-satunya suara yang terdengar setelah hampir 10 menit hening, adalah suara pintu ruangan yang dibuka. Masuklah empat member IVE lainnya dari sana.

Leeseo mengangkat bahunya ketika Yujin dan Gaeul memberi tatapan bertanya. Karena sebal terus diabaikan, Leeseo mengambil langkah nekat. Menarik dan menyeret sang Eonni supaya ikut bersamanya.

Menghiraukan segala protes yang dilayangkan Rei, Leeseo tetap menarik yang lebih tua ke satu ruangan yang lebih terkesan pribadi. Mengunci ruangan itu, dan mengantongi kunci tadi ke dalam saku roknya.

Your Bias is My Boyfriend | Ni-Ki x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang