Yang Jungwon, menyilangkan tangannya di depan dada. Punggung lebar miliknya bersandar pada tembok kokoh milik salah satu restoran terkenal di Seoul.
Wajah tampannya terpaksa ditutupi masker. Hanya netra mirip kucing yang terlihat, menatap intens sosok yang lebih mungil di depannya.
Naoi Rei, lagi, mengajak dirinya bicara di seperempat malam. Di gang yang untungnya cukup lebar untuk menampung dua tubuh manusia plus tambahan jarak agar tidak terlalu menempel satu sama lain.
Mereka ini idol terkenal, tetapi tempat bertemunya seperti anak Menengah Atas sedang kencan buta.
"Ada apa, Rei?" tanya Jungwon, berhasil merenggut atensi Rei yang sebelumnya entah kemana.
"Aku.. Aku, bagaimana mengatakannya ya?" Rei bingung sendiri, meski separuh wajahnya tertutupi masker, netra bulat berkilau miliknya tetap terlihat sangat imut.
"Soal Riki?"
"Iya."
Mudah untuk ditebak. Memangnya, setelah lebih dari tiga tahun dekat dengan satu-satunya Adik kecil yang dimiliki Jungwon itu, apa pernah Rei membawa tofik selain soal Ni-Ki? Agaknya tidak, kecuali mereka tidak hanya berdua.
"Kali ini kenapa?" tanya Jungwon. Nada bicara pemuda itu tak terbaca.
Rei menggigit bibir bawahnya, gugup. Tangan-tangan mungil yang disembunyikan dalam saku mantel bergerak acak. "Apa Riki sempat menyinggung soal Perkumpulan Para Maknae yang terjadi seminggu lalu?" tanya Rei.
Jungwon menurunkan kedua tangannya. Merogoh kantong celana, mengeluarkan rokok elektrik di sebelah kanan, dan permen lolipop di sebelah kiri kemudian menyerahkan benda bercita rasa manis itu pada gadis di hadapannya.
Jungwon menurunkan masker yang ia kenakan sampai dagu. Mulai menyesap rokok elektrik yang dirinya bawa, menghembuskan asap beraroma stroberi itu ke arah atas.
"Riki tidak menceritakannya?" tanya Jungwon, mengabaikan Rei yang mundur beberapa langkah sampai benar-benar menempel pada tembok di belakangnya.
"Aku bahkan tidak tahu ada acara seperti itu," gerutu gadis 2004 itu.
"Riki pulang dengan segala sumpah serapah yang dia pelajari dari Hyung-Hyung-nya." Jungwon terkekeh atas fakta yang baru saja diucapkan.
Sebelah alis Rei naik. "Kenapa?" bingungnya. "Ini berbeda dengan cerita yang aku dengar-"
"Dari Leeseo, huh?" Rei mengangguk untuk tebakan pemuda Yang itu, terserahlah dia tahu dari mana.
"Aku tidak tahu cerita lengkapnya. Tapi malam itu, Riki pergi bersama Hueningkai dan Maki, lalu pulang sendirian dalam keadaan kesal. Saat ditanya, dia tetap marah-marah. 'Acara aneh, tidak masuk akal, gila'. Entahlah, aku pun lupa. Intinya, Riki kesal karena dia menjadi target berikutnya setelah Dare yang didapatkan Leeseo, soal mendapatkan ciuman dari target berikutnya yakni Riki. Dan tentu saja Riki menolaknya, tapi setelah itu dia menangisi uang yang pergi dari rekeningnya demi membayar kompensasi," jelas Jungwon.
Rei merutuki dirinya sendiri karena percaya omong kosong Leeseo. Bahkan sempat berpikir macam-macam soal Ni-Ki. Aish, gadis ini.
"Lagi pula Rei, Riki tidak mungkin macam-macam. Dia terlalu polos untuk tindakan seperti itu. Sejauh ini, kami sebagai Hyung berhasil mendidik Riki menjadi pemuda baik-baik dan tidak macam-macam," tenang Jungwon. Masih dengan asap rokok elektrik yang dihisap dan dihembuskan.
Hening cukup lama di antara mereka. "Jung-"
"Ini sedikit tidak penting, tapi aku ingin kau tahu. Tiga minggu lalu, punggungku memar selama beberapa hari akibat berbenturan dengan lemari kayu atas ulah bayi kesayangan kita semua, Nishimura Riki," adu Jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bias is My Boyfriend | Ni-Ki x Rei [✓]
FanfictionPada sebuah acara awards tahunan, satu momen yang tertangkap kamera menjadi viral di media sosial terutama di kalangan penggemar. Seorang idol pria tidak sengaja terekam kamera memuji idol perempuan "Cantik". Nishimura Riki atau yang memiliki nama p...