Ni-Ki membuka matanya, beberapa kali berkedip untuk memfokuskan pandangan. Dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sebelas siang.
Ni-Ki menunduk dalam posisi menyampingnya, menemukan segumpal manusia imut yang masih terlelap dalam dekapannya.
Sudah berapa lama mereka tidak bertemu? Kurang lebih dua bulan, dan itu sangat amat mampu membuat Nishimura Riki uring-uringan tidak jelas setiap harinya.
Gadis yang selama beberapa waktu hanya bisa ditemui melalui video call, atau hasil scroll fancam di madia sosial ketika Rei melangsungkan konser.
Kemarin sore, Rei baru kembali menginjakkan kaki di Seoul. Dan di malam hari, langsung meminta janji temu bersama sang kekasih detik itu juga.
Semalaman keduanya bergulung dalam selimut, berbagi banyak cerita, bermanja, bercumbu, dan masih banyak lagi sampai sepasang kekasih itu baru tidur pukul 4 pagi.
Ni-Ki menurunkan posisi kepalanya, sehingga kini berhadapan dengan wajah terlelap Rei. Punggung jari tangan pemuda itu mengelus pipi bulat yang lebih tua.
Menatap tajam pipi gembul itu tajam ketika sadar, benda-benda imut itu mengempis 0,2 cm.
Sial.
Ni-Ki harus segera memesan banyak makanan agar Nana dan Rere kembali menggembung seperti sedia kala. Kalau tidak tahu, Nana dan Rere adalah nama yang diberikan Ni-Ki pada kedua pipi kanan dan kiri milik Rei. Di ambil dari nama si pemilik.
Ni-Ki mendekatkan wajahnya, mengagumi maha karya Tuhan yang begitu indah dalam jarak tidak sampai 10 sentimeter ini. Pemuda itu menempelkan bibirnya pada benda sejenis di wajah Rei.
Cukup lama.
Niatnya hanya kecupan, tapi mau bagaimana lagi. Ni-Ki terlampau candu jika harus mengakhiri sesi ini begitu saja. Pada akhirnya, Ni-Ki melumat lembut bibir tebal yang sedikit terbuka sedari tadi.
Dirasa bibir yang sedang dinikmati Ni-Ki itu mengatup, pemuda itu tahu Rei terusik dan bangun. Namun, Ni-Ki belum ingin berhenti. Sampai dimana Rei mulai terasa membalas, Ni-Ki memeluk erat tubuh yang lebih mungil.
"Selamat pagi, Noona," sapa Ni-Ki, setelah melepaskan morning kiss-nya.
Rei tidak menjawab, hanya bergumam singkat dengan mata yang kembali terpejam. "Aku masih mengantuk," keluh Rei.
Ni-Ki kembali menaikkan posisi kepalanya, menggesekkan hidung mancungnya ke pucuk kepala Rei. "Tidurlah lagi, maaf karena sedikit mengganggu," katanya.
Rei mendusal nyaman di dada Ni-Ki. Balas memeluk sang kekasih. "Ternyata tidur dalam posisi seperti ini sangat nyaman, Ki-ya. Aku akan lebih sering seperti ini saja deh," aku Rei.
Tepat pukul tiga sore, Rei membuka matanya yang langsung segar. Gadis kelahiran Februari itu melihat sekeliling kamar, dan tidak menemukan Ni-Ki.
Rei memilih membersihkan dirinya terlebih dahulu, baru akan keluar kamar. Terdengar suara televisi yang menyala, mungkin Ni-Ki di luar.
Rei menemukan punggung lebar kekasihnya di dapur, entah sedang apa pemuda yang menurut cerita Sunoo paling dilarang masuk area itu.
Gadis yang lebih tua melingkarkan tangannya di pinggang Ni-Ki, yang disambut sebuah elusan lembut. "Ki-ya, sedang apa?" tanya Rei. Gadis itu memiringkan kepalanya, mengintip.
"Membuat teh, aku sedang ingin. Sayang sekali teh-teh kemasan di hotel ini tidak pernah tersentuh. Kali ini aku menyeduhnya, Noona ingin juga?" tawa Ni-Ki. Pemuda itu merasakan anggukan kepala diberikan yang lebih tua di belakang tubuhnya.
Ni-Ki memegangi tangan Rei yang merambat pada lehernya. Merendahkan tubuhnya, dan benar saja, Rei langsung naik ke punggungnya. Bersandar nyaman pada pundak Ni-Ki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bias is My Boyfriend | Ni-Ki x Rei [✓]
FanficPada sebuah acara awards tahunan, satu momen yang tertangkap kamera menjadi viral di media sosial terutama di kalangan penggemar. Seorang idol pria tidak sengaja terekam kamera memuji idol perempuan "Cantik". Nishimura Riki atau yang memiliki nama p...