13. Muak

38 7 19
                                    

"Riki yang kamu kenal sebetulnya bukan Riki yang hidup bersama kami lebih dari lima tahun, kamu beruntung. Dia lebih terbuka, bahkan tidak malu-malu menunjukkan sisi anak-anaknya. Dengan kami, Riki hanya pemuda dewasa yang begitu profesional. Ya, kadang memang manja, tapi itu hanya terjadi di momen-momen tertentu.."

"Dia berusaha. Belajar dari Sunghoon Hyung, dari Jake Hyung walau dia enggan, Heeseung Hyung kadang juga menasihatinya. Kiat-kiat menjadi pacar yang baik katanya.."

"Aku tahu kalian sama-sama beradaptasi. Tapi ini keputusan kalian untuk memiliki hubungan resmi 'kan? Jadi, berusahalah. Jangan terus berpikir cerita diluar bahagiamu mengganggunya, Rei.."

"Riki sangat senang apabila dia dipercaya. Akhir-akhir bocah itu sering uring-uringan, ternyata karena dia insecure. Dia pikir, kamu yang tidak terbuka adalah salahnya yang dirasa kurang dewasa dan terlaku kekanak-kanakan sebagai laki-laki di hubungan kalian.."

Bicara dengan Sunoo memang lebih baik dibandingkan dengan Jungwon. Aish, mengingat tindakan pemuda Yang itu hampir sebulan yang lalu membuat Rei kembali kesal dan terluka.

Ni-Ki sedang menyusuri Thailand, Filipina, Indonesia, Singapura, untuk menuntaskan konser mereka tahun ini.

Pemuda itu masih membalas pesannya, tapi dalam jeda waktu yang cukup lama. Rei memaklumi itu, pekerjaan mereka memanglah demikian.

Rei kurang terbuka. Dan menceritakan keluh kesahnya pada pemuda yang bukan kekasihnya merupakan sebuah kesalahan.

Tapi Rei punya alasan-

Oke, gadis ini mulai denial, lagi.

"Riki selalu membawa energi positif di sekitarnya, dan itu menular. Tidak etis jika aku justru menularkan energi negatif padanya," gumam Rei.

Gadis itu tengah berbaring di atas ranjang empuknya, menatap langit-langit kamar yang putih polos tanpa ornamen apapun.

"Tapi aku membagi energi negatif itu pada Sunoo dan Jungwon." Bibir Rei maju beberapa senti, mengingat fakta barusan.

"Oke, aku mengaku," geram Rei. "Aku memang tidak terbuka pada Riki, padahal dia pacarku!"

"Tapi ini bukan karena merasa Riki tidak dewasa. Memang aku saja yang belum terbiasa, aku lebih dulu berteman dengan Sunoo dan Jungwon. Dengan Riki, aku mengenalnya sebagai orang yang menyukaiku sejak awal, dan itu terasa berbeda." Rei terus melakukan monolog.

Rei mengacak surai merah muda yang sudah disisir rapih olehnya beberapa menit lalu. "Aish!" desisnya.

Rei menelungkupkan tubuhnya. Wajah cantik dengan biaya perawatan tidak murah itu dibenamkan ke bantal. Gadis dengan pikiran berkecamuk itu mulai mengeluarkan sumpah serapah, tetapi teredam bantal.

Itu bagus.

Setelah selesai memaki -entah siapa-, suara isak tangislah yang terdengar di kamar itu selanjutnya. Rei menangis sesenggukan.

"Kamu ini kenapa sih, Rei?!" kesalnya.

Terhitung 10 menit berikutnya, Rei mulai tenang. Kini merutuki diri sendiri karena menangis setelah menyelesaikan 10 step night skincare-nya. Tidak, jangan dianggap serius hiperbola barusan.

"Maafkan Noona Riki-ya, Noona pun tidak mengerti diri sendiri. Kamu pasti terluka.."

***

Suara piring yang beradu dengan meja makan kayu di ruangan itu tidak mengusik lima gadis cantik yang sedang menunggu makan malam buatan sang Eonni.

"Terima kasih untuk makanan malam ini, Eonni," pekik Liz membuat Gaeul tersipu malu.

Masing-masing member mengambil makanan yang di atas meja, sesuai keinginan mereka. Suara denting sumpit dan mangkok beradu terdengar harmoni, ya, mungkin karena mereka penyanyi.

Your Bias is My Boyfriend | Ni-Ki x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang