Hari Senin tiba dengan cepat. Semua orang kembali dengan aktivitasnya masing-masing, bagai robot yang telah disetting sedemikian rupa hingga secara otomatis bergerak.
Jika sore ini staff office Metro telah memasuki waktu pulang. Maka, kru program Metro Prime News, baru saja menyelesaikan tahap pra-produksi. Sebelum produksi tiba, Melly memilih untuk menyantap kudapan sore berupa potongan buah yang ia bawa dari kos.
Tak berselang lama, ponsel Melly berdering. Panggilan masuk dari Raka, ia pun langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, kenapa Rak?"
"Mel, boleh minta tolong gak?"
"Boleh, apa?"
"Lo mau turun kan? tolong sekalian bawain cantact lens gua di tas ya, gua masih ganti baju. Tadinya mau minta tolong Si Sangga, tapi gak dijawab."
"Oh iya, Sangga lagi di toilet. Abis ini gue turun, sekalian bawain."
"Oke makasih, Mel."
"Iyaa"
Panggilan pun berakhir. Melly melanjutkan makan yang barusan tertunda, karena masih ada waktu. Raka juga pasti bisa menunggu.
Beberapa saat kemudian. Sebelum masuk, Melly mengetuk terlebih dahulu pintu ruang make up. Ketika masuk, ternyata di dalam sana hanya ada Raka yang sedang duduk di depan meja rias, sambil memainkan ponsel. Tidak ada orang stylish atau MUA.
Melly berjalan menghampiri "Kok lo sendiri? pada kemana?"
"Pada pergi lah, orang udah selesai. Lagian, lo lama" Seru Raka, menatap Melly dari cermin.
"Yaa maap, gue abis makan —hehe." Melly berdiri di samping Raka.
"Nih pesenan lo. —Gue ke MCR ya.." Sambil menyerahkan contact lens polos, yang biasa Raka gunakan saat siaran, karena matanya yang minus.
Saat Melly hendak memutar badan, pergelanggan tangannya terlebih dahulu di cekal oleh Raka.
"Eh tunggu—minta tolong satu lagi. Tolong bantu pasangin, karena... gua gak bisa pasang sendiri" ucap Raka sedikit malu.
Melly menautkan kedua alisnya heran "Lo biasa make lensa, tapi gak bisa masang sendiri itu gimana ceritanya weh?"
Raka melepas cengkramannya. "Ya karena emang gak bisa, selalu kecolok mata gua! Biasanya stylish yang bantu.—Salah sendiri lo datengnya lama."
Padahal jauh di dalam hati, Raka bersorak karena kali ini Melly yang membatunya.
Melly menghela napas dalam. "Yaudah, sini."
Akhirnya Melly pun membatu Raka memasang contact lens. Raka yang duduk di kursi sedikit mendongakkan kepala pada Melly yang berdiri di depannya. Kedua mata mereka saling menatap dengan jarak yang begitu dekat, bahkan Raka dapat merasakan sapuan hangat dari napas gadis itu.
Dengan hati-hati Melly menempelkan lensa satu per-satu. Setelah lensa itu menempel sempurna, posisi keduanya masih bertahan dan malah memandang satu sama lain.
Lama kelamaan pandangan Raka turun ke bibir pink tipis milik Melly. Jantungnya lagi-lagi berdegup kencang. Di tatapnya lamat.
Hampir saja Raka kehilangan akalnya, dengan cepat dia mendorong tubuh Melly.
"U–udah kan?" Raka tergugup sambil menatap dirinya di cermin. "Sa–sana, bentar lagi siaran."
"O–ohh, oke. Gue... pergi dulu." Melly pun sama gugupnya. Buru-buru dia berjalan cepat ke luar.
Dibalik dua sisi pintu yang berbeda, keduanya menghela napas bersamaan. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, jika saja Raka tak mendorong Melly.
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
Anchor Love Script
Любовные романы[Byeon Wooseok X Kim Hyeyoon] Raka adalah pembawa berita paling serius di stasiun TV ternama, sementara Melly adalah penulis naskah yang terkenal dengan ide-ide nyelenehnya. Mereka dipaksa bekerja sama saat acara berita malam perlu suasana baru yang...