[Byeon Wooseok X Kim Hyeyoon]
Raka adalah pembawa berita paling serius di stasiun TV ternama, sementara Melly adalah penulis naskah yang terkenal dengan ide-ide nyelenehnya. Mereka dipaksa bekerja sama saat acara berita malam perlu suasana baru yang...
Jika istilah 'enemy to lovers' hanya terdapat pada sebuah cerita fiksi atau drama, apakah di kehidupan nyata juga berlaku? Apakah kisah asmara Melly dan Raka juga termasuk dalam kategori tersebut?
Melly cukup dibuat terkejut atas apa yang baru saja Raka ungkapkan. Dirinya tak menyangka, ternyata Raka memiliki perasaan lebih dari sekedar rekan kerja. Saat itu juga, jantungnya berdebar begitu hebat. Pikirannya berkecamuk, memikirkan apa yang harus dia jawab atas ungkapan yang tiba-tiba itu.
Di sisi lain, seseorang baru saja menepikan motornya di belakang mobil Raka. Dia melepas helmnya, kedua alisnya mengerut.
"Buset, dipikir jalan milik nenek moyang manèh?! (kamu)." Sambil membunyikan klakson, namun orang yang ada di mobil tak bergeming.
Orang itu turun dari motornya dengan bersungut-sungut. Pasalnya mobil di depannya itu menghalangi gerbang rumahnya. Diketuknya kaca mobil itu dengan memburu.
"Siapa nih? Parkir sembarangan." serunya saat setelah Raka menurunkan kaca.
Keduanya saling bertemu pandang, nampak asing. Kemudian ia menundukkan setengah badannya untuk melihat orang yang ada di kursi penumpang.
"Teh Melly?!"
"Vian?" Melly membulatkan netranya kemudian menepis tangan Raka.
"Ngapain ih gelap-gelapan di mobil? Berdua-duaan lagi?!" Vian melirik dua orang yang ada di dalam mobil itu bergantian.
"MAAHH... PAAHH... ADA ORANG MESUM NIH DI DEPAN RUMAH!!"
Melly terkejut karena Vian tiba-tiba berteriak dan langsung keluar mobil.
"SAVIAN!! Bocah sialan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Savian Nathan Mahendra. Adik kandung Melly, merupakan mahasiswa tingkat akhir. Seharusnya dia menyelesaikan study di semester sebelumnya, tetapi skripsi Vian terbengkalai karena dia sibuk dengan pembangunan usaha cafe miliknya.
Melly berlari mengejar sang adik yang telah memasuki pagar rumah. Meninggalkan Raka yang kebingungan dengan apa yang baru saja dia hadapi.
Kakak beradik itu terlihat bergulat di teras rumah, Melly memiting leher Vian. Sedangkan si adik menjambak rambut kakaknya.
"Lepasin gak?!" Seru Melly.
"Hitungan ke tiga, lepasin bareng-bareng" timpal Vian.
"Satu..dua..tiga.."
"Ackkhh!"
"Ackkhh!"
Keduanya memekik, tak ada yang mau melepaskan sama sekali dan malah makin mengeratkan pertahanan.
Mama Melly membuka pintu, menggelengkan kepalanya tak percaya lalu menghela napas.
"Kalian tèh, bukannya ngucapin salam malah pasèa?! (Ribut)."
