kak sean?

139 6 0
                                    

.. •••~~ SELAMAT MEMBACA 💐
.
.


.
Arsel tidak memperdulikan Riko yang berteriak memanggil nya ia terus menarik Vano hingga sampai di parkiran. Ia melepas genggaman nya dan menatap Vano yang menunduk.

"Gue antar lo pulang aja ya. Rumah lo di mana?" tanya arsel seakan tidak terjadi apa-apa.

Ia tidak terlalu mempermasalahkan perkataan Riko walau begitu ada banyak pertanyaan di benaknya namun ia urungkan untuk bertanya melihat kondisi Vano yang tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaannya.

Vano hanya diam tidak menjawab pertanyaan Arsel sembari menggeleng pelan membuat Arsel bingung.

"Gue gak punya rumah... " gumam Vano yang masih bisa di dengar oleh Arsel.

Tiba-tiba saja Arsel tersenyum entah apa ia pikirkan saat ini tapi senyuman itu terlihat memiliki makna yang mendalam.

"Kalo lo mau, lo bisa nginap di rumah gue."

Vano diam sesaat seakan terhipnotis dengan senyuman Arsel tanpa sadar ia mengangguk mengiyakan.

Sepanjang perjalanan Vano terus melamun begitu banyak pertanyaan dan juga kemungkinan di benaknya tapi ia berusaha untuk menepis semua pikiran itu, ia sudah memutuskan sejak awal jika ia akan hidup sebagai dirinya sendiri walau terkadang terselip rasa ingin tahu tentang kehidupan Vano asli namun bagaimana pun juga ia tidak berhak ikut campur dalam kehidupan Vano, ia hanya orang asing yang tak sengaja menempati raga Vano.

Walaupun Vano sedikit bingung dengan sifat Arsel yang selalu saja berubah-ubah dan susah di tebak tapi setidaknya ia bisa meyakinkan diri nya jika Arsel bukan lah orang jahat dan juga bukan orang baik.

.
.
.

"Ayo masuk."

Vano mengangguk dan mengikuti langkah Arsel memasuki Mansion yang tak lain adalah Mansion Arsel.

Setelah sampai di ruang tamu Arsel mempersilahkan Vano untuk duduk dan menunggu sebentar, Vano terus menelusuri rumah Arsel kagum dengan hiasan dan juga tata letak barang yang indah.

Setelah beberapa saat Arsel turun dengan kaos hitam polos, ia menyempatkan tersenyum pada Vano setelah mengatakan akan membuat makanan untuk mereka berdua makan.

Walau Vano di suru untuk tetap di ruang tamu menunggu tapi itu malah membuat perasaan nya tak enak hati, ia masuk ke dapur dan melihat Arsel yang tengah serius memasak terlihat seperti suami idaman.

"Gue bantu."

Arsel tersenyum tipis sembari mengangguk, dan akhirnya mereka sama-sama memasak menu yang sederhana, nasi goreng.

Mereka berdua makan dengan keheningan hanya jentikan sendok dan juga garpu yang beradu di atas piring, setelah selesai Vano mencuci piring tentunya di bantu oleh Arsel.

.
.
.

"Terimakasih"

"Buat?"

"Lupain"

Kembali terjadi keheningan di antara mereka saat ini keduanya sedang berada di ruang tamu walau jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, namun keduanya masih terjaga.

Setelah beberapa saat keduanya sudah merasa mengantuk, Arsel mengantar Vano ke kamar tamu setelah itu ia beranjak ke kamar nya. Jujur saja ia juga cukup lelah sehabis bertarung dengan anak  Geng lainnya.

.
.
.

"𝘏𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯"

TRANSMIGRASI (GUE BUKAN VANO!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang