•••••~~~~••• SELAMAT MEMBACA
.
07:09
Varo kita panggil Vano mulai sekarang ygy
Vano baru saja selesai dengan ritual mandinya, ia berkaca di depan kaca full body menatap dirinya di pantulan cermin.
Desiran aneh dalam tubuh nya tiba-tiba saja membuat nya merinding, ia masih fokus menatap tubuh nya dari atas hingga bawah kemudian tersenyum lirih.
"Ingat, ini semua bukan milik lo Var!" Vano bergumam dengan pelan, ia kemudian duduk di atas kasur dan menjatuhkan tubuh nya ia menatap langit-langit kamar dengan perasaan yang aneh.
"Benar juga, ini semua bukan milik gue, gue bukan Vano gue bukan anak keluarga ini"
"Gue harus beritahu mereka kalo Vano itu sudah mati dan gue yang ada di tubuh nya saat ini!"
Vano terus bergulat dengan pikiran nya hingga ia memutuskan yang menurutnya memang harus ia lakukan. Ia bukan Vano asli ia tidak ingin merebut kebahagiaan yang bukan untuk nya, terlebih lagi percuma ia mendapatkan kasih sayang tapi palsu.
Baru saja ia bangkit dari tidurnya suara ketukan membuat nya berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa orang yang malam-malam seperti ini datang kekamar nya.
"Maaf mengganggu tuan muda, tapi saat ini adalah waktu makan malam, anda di minta untuk turun dan bergabung dengan keluarga jhonson lainnya"
Seorang wanita yang terlihat masih muda itu membungkuk hormat dengan suara yang sopan, wanita yang di ketahui adalah seorang pelayan di mansion Johnson.
Vano menganggu walaupun sedikit canggung dengan panggilan wanita di depan nya, ia sebisa mungkin tersenyum ramah.
.
.
.Vano mematung diatas anak tangga terakhir melihat Mahendra dan juga ke2 anaknya sedang duduk di meja makan tanpa ada obrolan.
Ya, Vano tidak menggunakan lift ia lebih memilih menggunakan tangga itung-itung untuk melatih tubuh nya, ia tak ingin terlihat lemah di depan orang-orang.
Rencananya setelah ia sembuh dan mengatakan jika dirinya bukan Vano asli ia akan beranjak pergi dari mansion Johnson.
"Kenapa lo tinggal jadi patung di sana, gue udah laper tauk gak!" Abel menatap sinis pada Vano yang masih lemot di sana.
Vano mulai melangkah mendekat ke meja makan, dan duduk jauh dari anggota keluarga yang lain.
"Duduk di samping ayah, van"
Mahendra menepuk kursi yang ada di samping nya dan tersenyum kearah Vano, tak berkesan manis tapi malah menyeramkan.
Vano lebih memilih untuk diam mengabaikan perkataan sang ayah.
"Vano, duduk di samping ayah, itu kursi kamu" kali ini Bastian lah yang angkat bicara seperti biasa dengan nada suara yang lembut.
"Ada yang mau gue kasih tau ke kalian semua!"
Vano berdiri dari duduk nya dan menatap satu persatu mereka yang ada di meja makan, Vano memasang wajah serius nya.
Mereka bertiga menunggu apa yang ingin di katakan oleh bungsu mereka, jarang-jarang sang bungsu mengajak mereka untuk mengobrol.
"Gue bukan Vano!"
Semua nya terdiam bahkan tidak ada suara kecil apapun yang terdengar setelah Vano mengatakan kalimat itu, semuanya hening.
Ketiga nya menatap Vano dengan tatapan yang tentu sulit untuk di jelaskan, begitupun dengan Abel.
Abel terkekeh sinis ia meremehkan perkataan Vano yang tidak jelas dan mengarang hal yang tak berguna.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI (GUE BUKAN VANO!)
Novela Juvenil"Saatnya membuat kisah hidup gue sendiri!" ●◉◎◈◎◉● Seorang pemuda manis yang tidak sengaja memasuki tubuh seorang bungsu keluarga Johnson, sebab penyiksaan yang di lakukan oleh keluarga angkat nya. Namun di saat ia berada di tubuh sang bungsu ia me...