. SELAMAT MEMBACA 💐
.
"Kenapa?" tanya Vano menaikkan sebelah alisnya, menatap Riko dengan bingung.
"Ini nih yang lempar bola ke arah lo" sahut salah satu siswa yang berada di belakang Riko.
Terlihat Riko berdecak kesal menatap sinis pada pemuda itu, Vano yang mendengar nya terdiam sebentar setelah nya tersenyum tipis.
"Ohh gitu... Jadi elo yang lempar bola kearah gue," Vano lebih mendekat kan dirinya dengan Riko hingga wajah keduanya berhadapan cukup dekat, tinggi kedua nya hampir sama mungkin hanya beda 2 atau 3 centi saja.
"I-iya gue yang lempar! Lo mau apa hah!?"
Tangan Riko terkepal namun gemetar, terlihat jika ia tengah gugup memberanikan diri untuk menatap mata Vano.
"Thanks!"
Riko cengo ditempat nya dengan mulut yang hampir ternganga, bahkan beberapa siswa yang juga berada di belakang Riko pun kompak mengucapkan kata '𝙃𝘼𝙃!?"
"Karena bola yang lo lempar, kepala gue jadi lebih enteng gak kayak sebelum nya, jadi gue mau ngucapin banyak-banyak terimakasih. Kapan-kapan gue traktir deh!"
Entah ingin berekspresi seperti apa, Riko hanya bisa memijit pangkal hidungnya, berusaha memikirkan apa maksud ucapan Vano, apakah ini semacam jebakan untuk nya?
Tak sesuai ekspektasi orang-orang disana begitu pun juga dengan Atha yang mengira jika Vano akan mulai membully Riko seperti murid-murid yang sudah mencari gara-gara dengan nya namun sekarang malah sebaliknya.
"Enteng? Bekasnya aja biru anjing!"
Entah kenapa Riko tiba-tiba kesal, Vano menyentuh kepala nya, memang sedikit ada rasa nyeri namun selebihnya tidak.
Kring!
Kring!
Kring!Suara bell istirahat berbunyi membuat orang-orang yang berada di UKS menoleh keatas. Riko langsung keluar tanpa pamit setelah kepergian Riko beberapa siswa disana pun ikut pamit meminta izin terlebih dahulu.
Vano terdiam cukup lama, memikirkan antara ingin melanjutkan pergi kerumah sakit untuk melihat ayah nya atau pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.
Saat sedang serius nya berpikir suara dari perutnya berbunyi cukup keras, ia memutuskan untuk pergi ke kantin mengisi perutnya yang sudah minta di isi sejak tadi.
"Emm... Vano?"
Vano langsung menarik tangan Atha meninggalkan ruang UKS, jujur saja saat ini perut nya sedang sakit karena menahan lapar sejak tadi pagi.
.
.
."Aaaaahhhhh~"
Vano menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sembari mengusap perut nya yang membesar, ia menghela nafas lega saat perut nya sudah terisi penuh.
Atha tertawa kecil melihat tingkah Vano, "Udah kenyang?" tanya nya sambil menyodorkan piring yang berisi bakso bakar.
"Udah gue udah gak kuat makan, jangan kasih gue lagi, Atta!"
Vano mendorong piring itu menjauh, ia tak ingin lagi tergiur dengan makanan didepan nya, perutnya tak akan tahan jika harus menambah.
"Hahaha baiklah!"
"Ohiya ayah lo dirawat dirumah sakit mana?" tanya Atha memulai topik serius.
"Cakrawala, kenapa?"
"Gakpapa cuman nanya aja, mungkin aja gue bisa jengukin."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI (GUE BUKAN VANO!)
Teen Fiction"Saatnya membuat kisah hidup gue sendiri!" ●◉◎◈◎◉● Seorang pemuda manis yang tidak sengaja memasuki tubuh seorang bungsu keluarga Johnson, sebab penyiksaan yang di lakukan oleh keluarga angkat nya. Namun di saat ia berada di tubuh sang bungsu ia me...