.... SELAMAT MEMBACA 💐
.
.Ting!
Tong!Suara bell pintu terdengar menghentikan Arsel yang sedang mengobati pergelangan kaki Vano, baru saja ingin berdiri sang abang yaitu sean lewat begitu saja ia merasa bingung dengan keberadaan abangnya.
Sean membuka pintu wajahnya datar menatap pria dominan dengan aura yang tidak bersahabat, terlebih lagi ada banyak bodyguard dibelakang pria yang tak lagi muda itu.
"Dimana anak saya?" tanya nya dengan dingin, menatap rendah pada sean.
"Saya tidak tau anak anda tuan, Mahendra."
Tentu saja sean tau siapa orang yang berada di hadapan nya saat ini, seorang yang sangat terkenal didunia yang mendirikan perusahaannya sendiri hingga menjadi perusahaan yang sangat terkenal didalam negri hingga luar.
Kehebatannya dalam berbisnis selalu dipuji semua konglomerat, kehebatannya juga sudah tersebar di penjuru kota.
Mahendra mengangkat tangannya mengarahkan anak buahnya untuk masuk ke dalam, para bodyguard itu menerobos masuk dengan tidak sopan mendorong kasar tubuh sean.
"Tuan mahendra, anda sudah kelewatan! Anda benar-benar tidak sopan!"
"Menyingkirkan lah jika kau masih sayang dengan perusahaan mu itu tuan sean!"
Sean mengeratkan genggaman nya, berusaha untuk tidak emosi dan malah membuat Mahendra marah, ia tidak ingin jika perusahaannya itu hancur karena kejadian ini.
Mahendra masuk dengan langkah yang arogan ia menelusuri rumah Sean hingga ia dan anak buahnya sampai pada ruang tamu.
Vano membulatkan mata nya saat melihat kehadiran Mahendra, terlebih lagi saat ia yang tak sengaja berkontak mata dengan Mahendra terlihat dari mata pria dominan itu uapan emosi yang memuncak.
Vano menelan kasar ludahnya, aura di ruang tamu kini menjadi mencekam apa lagi mata Mahendra yang tajam itu.
Mahendra melangkah maju mendekati Vano namun langkah nya berhenti saat Arsel menghalangi jalan nya, ia memberi kode pada anak buahnya sehingga membuat Arsel tidak bisa bergerak dengan kedua tangan yang di pegang erat oleh 2 bodyguard.
Vano was-was saat Mahendra sudah tepat berada di depan nya, jantung nya berdegup kencang, tiba-tiba rasa mual ia rasakan.
Ia teringat dengan ayah angkat nya, Mahendra sangat mirip dengan ayah nya mata yang menatap nya dengan tajam seperti saat ini.
𝘏𝘢𝘱!
"Eh... "
Vano beberapa kali mengedipkan matanya, tiba-tiba saja Mahendra memeluk nya dengan erat seakan takut jika dirinya pergi lagi.
Tubuh Vano masih kaku tak tau harus melakukan apa di situasi seperti ini, hingga pelukan itu akhirnya terlepas juga.
"Ayah sangat khawatir pada mu, maafkan ayah yang tidak bisa mengerti perasaan mu. Kita kembali ya ke mansion, para kakakmu juga khawatir."
"E-etto... "
Vano melirik kearah Arsel yang menggeleng kuat, ia juga melirik kearah Sean yang hanya diam saja sedang menatap nya dengan datar, kenapa rasanya aneh di tatap seperti itu oleh Sean?
"Hmm, iyah,"
Mahendra tersenyum senang, mulai membawa anaknya keluar dari Mansion setelah menyuruh anak buahnya untuk melepaskan Arsel. Tindakan yang sangat tidak sopan ygy.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI (GUE BUKAN VANO!)
Dla nastolatków"Saatnya membuat kisah hidup gue sendiri!" ●◉◎◈◎◉● Seorang pemuda manis yang tidak sengaja memasuki tubuh seorang bungsu keluarga Johnson, sebab penyiksaan yang di lakukan oleh keluarga angkat nya. Namun di saat ia berada di tubuh sang bungsu ia me...