E17 Dead One

56 7 15
                                    

🌹WARNING!!🌹

HANYA CERITA FIKSI DAN TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN KISAH NYATA KEHIDUPAN AKTOR ATAU ARTIS YANG MENJADI PEMERAN DI DALAM CERITA INI!!
JANGAN MELAKUKAN PLAGIAT DENGAN MENGAMBIL IDE TANPA SEIZIN PENULIS!!
TERIMA KASIH

Gulf Point Of View On

Penyesuaian demi penyesuaian terus terjadi kepadaku. Aku mencoba menerima seutuhnya apa yang terjadi kepadaku. Phi Mew banyak membantu aku menyesuaikan diri dengan keadaanku sekarang. Aku bisa sedikit melupakan kedua anakku ketika aku fokus. Phi Mew berjanji mengembalikan mereka kalau aku bisa mengendalikan diriku sendiri. Itu seperti sebuah perjanjian diantara kami berdua.

"Phi Mew.." Panggilku pada seseorang yang sedang duduk di sampingku.

"Ada apa sayang? Kenapa memanggil aku hm?" Phi Mew langsung menoleh ke arahku ketika aku memanggilnya.

"Aku mendapatkan undangan minum. Apakah aku boleh pergi?"

"Kapan?"

"Nanti malam."

"Kamu yakin?"

"Apakah Phi mau ikut bersama denganku?" Aku tidak yakin makanya mengajak Phi Mew bersama denganku. Aku takut tidak bisa mengendalikan diriku di dalam acara itu.

"Bright pasti tidak akan menyukai keberadaan ku di dalam pesta itu kalau aku datang bersama denganmu." Aku sedikit terkejut ketika Phi Mew tahu siapa orang yang mengundang aku datang ke pesta minum hari ini, namun aku langsung menyadari fakta bahwa dia adalah seorang iblis.

"Aku akan mencoba membujuknya agar dia bersikap biasa kepada Phi."

Tatapan Bright yang seolah ingin membunuh Phi Mew terkadang membuatku ingin marah kepadanya. Entahlah apa yang sebenarnya dia pikirkan ketika menatap Phi Mew seperti itu. Dia sangat membenci kaum gay seperti Phi Mew. Dia tidak membenciku karena dia mengira bahwa aku menjadi seperti ini karena ulah Phi Mew yang menjebak ku. Aku sangat merasa bersalah ketika Phi Mew selalu menjadi korban karena aku.

Aku pernah sedikit mendengar selentingan rumor tentang alasan dibalik Bright yang membenci kaum gay. Kata mereka, alasan Bright membenci kaum gay karena alasan dibalik ayah Bright yang meninggalkan istri dan anaknya adalah karena ayah Bright menjadi seorang gay. Ayah Bright baru menyadari orientasi seksualnya setelah menikah dan memiliki seorang anak. Tidak ada yang tahu pasti apakah itu hanya sekedar rumor atau hal itu benar-benar terjadi.

"Tidak perlu, aku akan mengawasi mu dari jauh."

"Jujur, aku merasa takut."

"Tidak apa-apa, ada aku di sampingmu."

"Terima kasih karena sudah mengizinkan aku pergi." Gulf langsung memeluk Mew dengan erat.

"Dari dulu sampai sekarang, aku tidak pernah melarang mu kan? Kamu dan kebiasaan mabuk mu membuat aku memahami dirimu."

"Kalau aku mabuk, siapa yang akan menjemput aku?"

"Sudah aku bilang kalau aku akan menjagamu dari kejauhan. Itu juga berarti bahwa akulah yang akan mengantarmu dan juga menjemput."

"Aku akan memberikan apapun kepada Phi setelah kita pulang nanti."

"Hmm, aku menunggunya."

Aku menerima undangan minum dari salah satu temanku yang bernama Bright. Aku tidak enak apabila tidak menghadirinya. Dia sangat sensitif setelah karirnya jatuh. Aku tidak mengerti kenapa dia bisa seperti itu padahal dia adalah seseorang yang penuh percaya diri dulunya.

"Aku sebaiknya bersiap-siap sekarang karena perjalanan dari rumah ke tempat itu sangat jauh." Aku melepaskan pelukanku lalu berdiri.

"Hmm.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGEL WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang