part 6

13 1 0
                                    

Kemenangan atas pasukan misterius memberikan Aiden dan Kael rasa lega yang mendalam, tetapi di dalam hati Aiden, masih ada keraguan yang menggelayuti pikirannya. Mereka telah mengalahkan satu musuh, tetapi siapa yang tahu seberapa banyak ancaman lain yang mungkin mengintai? Meskipun hari-hari berikutnya di istana dipenuhi dengan perayaan, Aiden merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya beres.

Setelah pertempuran, Aiden dan Kael berusaha untuk kembali menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi mereka tahu bahwa keadaan belum sepenuhnya aman. Mereka terus melakukan pengintaian dan memperkuat pertahanan kerajaan. Namun, saat malam tiba, Aiden sering terjaga, terbayang-bayang tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Suatu malam, setelah perayaan besar yang diadakan untuk merayakan kemenangan mereka, Aiden berdiri di balkon istana, menatap bintang-bintang yang bersinar di langit. Angin malam menghembus lembut, membawa ketenangan. Namun, ketenangan itu terasa menipu. Dia merindukan saat-saat ketika semuanya terasa lebih sederhana, sebelum semua ini dimulai.

"Pangeran Aiden," suara lembut Lira memecah keheningan. Aiden berbalik dan melihat Lira mendekat, wajahnya cerah meskipun ada kerisauan di matanya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Lira?" tanya Aiden, sedikit terkejut melihatnya.

"Aku melihatmu berdiri sendirian. Aku ingin memastikan kau baik-baik saja," jawab Lira, berdiri di samping Aiden, menatap bintang-bintang yang sama.

"Aku baik-baik saja," kata Aiden, meskipun dalam hatinya, dia tahu bahwa itu tidak sepenuhnya benar.

Lira menatap Aiden, seolah bisa membaca pikirannya. "Kau masih memikirkan apa yang akan datang, bukan?"

Aiden menghela napas, menyadari bahwa tidak ada gunanya menyembunyikan perasaannya. "Ya. Kita telah menang, tetapi ancaman lain mungkin saja muncul. Aku merasa kita belum selesai."

"Perasaan itu wajar. Kita semua merasakannya," jawab Lira, menepuk bahu Aiden. "Tetapi kita telah melalui banyak hal bersama. Kita bisa menghadapi apa pun yang datang."

Aiden tersenyum, merasa terharu oleh dukungan sahabatnya. "Terima kasih, Lira. Itu berarti banyak bagiku."

Di tengah percakapan mereka, Kael muncul di belakang mereka. "Apa yang kalian bicarakan di sini?" tanyanya, senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Justru tentang perasaan kita setelah pertempuran," jawab Lira, memberi Kael pandangan tajam. "Kau tahu, Aiden merasa khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya."

Kael menatap Aiden, matanya penuh pengertian. "Aku juga merasakannya. Kita harus terus bersiap-siap. Tetapi kita tidak bisa membiarkan ketakutan menguasai kita."

"Benar," Aiden setuju, merasa dorongan semangat muncul di dalam dirinya. "Kita harus tetap fokus pada tugas kita."

"Malam ini, kita harus merayakan kemenangan kita. Kita telah berjuang keras, dan kita perlu menghargai usaha kita," Kael berkata, mengalihkan pembicaraan dengan cerdas.

Lira mengangguk. "Ya, kita harus menikmati momen ini sebelum kita kembali berjuang."

"Baiklah," Aiden setuju, merasa semangatnya meningkat. "Mari kita bergabung dengan yang lain."

Mereka bertiga kembali ke dalam istana, di mana suasana perayaan masih terasa. Musik mengalun merdu, dan orang-orang tertawa, merayakan keberanian mereka. Aiden merasakan suasana hati yang lebih baik saat melihat semua orang bersenang-senang.

Malam itu, Aiden menikmati waktu bersama teman-temannya, tetapi di sudut hatinya, ketegangan tetap ada. Dia tahu bahwa perayaan ini hanyalah momen sementara. Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan ancaman mungkin saja masih ada.

Mencari Cinta di Dunia Baru [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang