part 13

5 0 0
                                    

Aiden berdiri di atas dinding benteng memandang jauh ke arah hutan yang semakin gelap seiring berjalannya waktu Bulan purnama yang hampir penuh mulai naik di langit menandakan bahwa waktu mereka semakin sedikit Suara-suara malam terdengar samar di kejauhan tetapi tidak ada yang bisa menenangkan kegelisahan yang terus mengganggu pikirannya Kael berdiri di sampingnya seperti biasa setia tanpa kata-kata tetapi kehadirannya memberikan rasa tenang yang tidak bisa Aiden temukan di tempat lain

"Kita harus bergerak segera" kata Kael akhirnya memecah keheningan yang menyelimuti mereka "Musuh tidak akan menunggu selamanya Jika kita tidak bertindak mereka akan memulai ritual itu dan semuanya akan berakhir"

Aiden mengangguk meskipun di dalam hatinya masih ada keraguan dan kecemasan yang menghantui "Aku tahu Kael tetapi setiap kali aku mencoba memikirkan rencana sesuatu selalu terasa salah Seolah-olah tidak ada pilihan yang benar dalam situasi ini"

Kael memandang Aiden dengan tatapan penuh pengertian "Ini bukan soal pilihan yang benar atau salah Ini soal apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang Kau tidak bisa memikul semuanya di pundakmu sendiri"

Aiden tersenyum tipis mendengar kata-kata Kael meskipun di dalam hatinya rasa berat itu tidak berkurang Dia tahu bahwa Kael benar tetapi itu tidak menghilangkan tekanan yang dia rasakan sebagai pangeran sebagai pemimpin dan sebagai teman Lira masih berada di tangan musuh dan pria berjubah hitam itu masih menunggunya untuk membuat pilihan

Mereka berdua berdiri dalam keheningan beberapa saat sebelum seorang prajurit datang dengan tergesa-gesa ke arah mereka "Yang Mulia para pengintai melaporkan bahwa pasukan musuh mulai bergerak menuju desa di selatan Mereka sepertinya mencoba mengepung kita dari dua arah"

Aiden mengerutkan kening mendengar laporan itu Jika musuh berhasil mengepung mereka maka tidak akan ada jalan keluar lagi dan benteng ini akan jatuh dalam waktu singkat "Kita tidak bisa membiarkan mereka mencapai desa" kata Aiden dengan suara tegas "Kita harus menghentikan mereka di perbatasan"

Kael mengangguk setuju "Aku akan memimpin pasukan utama dan menahan mereka di selatan Sementara itu kau bisa memimpin kelompok kecil untuk mencari Lira dan menghentikan ritual yang mereka rencanakan"

Aiden merasa jantungnya berdetak lebih cepat mendengar rencana itu Meski berbahaya itu adalah satu-satunya kesempatan mereka untuk menyelamatkan Lira dan mencegah bencana lebih besar terjadi Dia menatap Kael sejenak merasakan beban tanggung jawab yang dipikul oleh keduanya

"Kau yakin kau bisa menahan mereka" tanya Aiden meski dia tahu bahwa Kael adalah salah satu prajurit terbaik yang pernah dia kenal

Kael tersenyum tipis "Aku sudah menghadapi musuh yang lebih buruk dari ini Aku yakin kita bisa menahan mereka cukup lama untuk memberimu waktu"

Aiden mengangguk dengan rasa terima kasih yang mendalam di hatinya "Baiklah mari kita lakukan ini"

Malam itu mereka mempersiapkan pasukan dengan cepat Setiap prajurit tahu bahwa ini mungkin adalah pertempuran terakhir mereka tetapi tidak ada yang mundur atau ragu-ragu Suasana di benteng dipenuhi oleh ketegangan tetapi juga keberanian yang tidak bisa diruntuhkan oleh ancaman sebesar apapun

Aiden memimpin sekelompok kecil prajurit pilihan untuk menyelinap keluar dari benteng menuju hutan timur laut di mana mereka percaya Lira ditahan oleh musuh Sementara itu Kael memimpin pasukan utama menuju selatan untuk menghadapi musuh yang semakin mendekat dari arah desa

Hutan di timur laut terasa lebih gelap dan lebih sunyi daripada sebelumnya Kabut tebal menyelimuti setiap langkah mereka seolah-olah dunia di sekitar mereka mencoba menutup semua jalan keluar Aiden dan prajuritnya bergerak dengan hati-hati suara langkah kaki mereka hampir tidak terdengar di tengah keheningan yang mencekam

Mencari Cinta di Dunia Baru [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang