Mencari Cinta di Dunia Baru [AND]

23

Malam itu, angin dingin berhembus di atas desa yang kini dipenuhi ketegangan Setelah semua yang terjadi dengan kelompok pencari artefak, penduduk desa tidak lagi merasa tenang, bahkan saat mereka duduk di rumah masing-masing Aiden berdiri di tepi hutan, matanya menatap lekat ke dalam kegelapan Ia bisa merasakan ada sesuatu yang akan datang, sesuatu yang besar yang akan mengubah segalanya

Kael berjalan mendekat menyentuh bahu Aiden dari belakang "Apa kau masih merasa khawatir tentang mereka" suaranya pelan tetapi tegas Aiden bisa merasakan kehangatan dan dukungan dari sentuhan itu meskipun angin dingin menggigit kulitnya

"Aku tidak bisa menyingkirkan perasaan ini Kael" jawab Aiden dengan jujur "Mereka bilang mereka akan kembali dan entah kenapa aku percaya pada ancaman mereka Mereka tidak akan menyerah begitu saja terutama jika mereka yakin ada sesuatu yang berharga di sini"

Kael menghela napas panjang sebelum berdiri di samping Aiden dan menatap ke arah yang sama "Kita sudah melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan desa, dan sekarang tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu dan siap menghadapi apa pun yang datang"

Aiden mengangguk, tetapi di dalam hatinya ia tahu bahwa situasi ini bukan hanya tentang bertahan hidup Ini adalah ujian kekuatan cinta mereka, ujian untuk melihat seberapa jauh mereka bisa melangkah bersama menghadapi segala rintangan

"Tapi kau tahu aku tidak hanya khawatir tentang mereka" Aiden melanjutkan setelah jeda singkat "Aku juga khawatir tentang kita Apakah kita akan tetap kuat jika keadaan menjadi lebih buruk dari yang bisa kita bayangkan Apakah kita akan tetap bersama meski segalanya berubah"

Kael menoleh ke arah Aiden dan menatapnya dalam-dalam "Aiden, kita telah melewati begitu banyak hal bersama Semua ini bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bagian dari perjalanan kita Aku percaya pada kita seperti aku percaya pada diriku sendiri Tak peduli apa yang terjadi di luar sana kita akan menghadapi semuanya bersama"

Kata-kata Kael membuat Aiden merasa sedikit lebih tenang, tetapi ada sesuatu dalam hati kecilnya yang masih gelisah Ia tahu bahwa pertempuran yang akan datang bukan hanya tentang fisik, tetapi juga mental dan emosional

Tiba-tiba suara dari kejauhan menarik perhatian mereka Keduanya segera waspada Suara langkah kaki terdengar semakin mendekat, dan tak lama kemudian seorang pria muda yang tak dikenal muncul di tengah kegelapan, wajahnya tampak panik dan napasnya terengah-engah

"Tolong... tolong bantu aku!" teriaknya sebelum jatuh tersungkur ke tanah Kael dan Aiden segera berlari ke arahnya, membantu pria itu berdiri

"Siapa kau, dan apa yang terjadi" tanya Aiden dengan nada serius

Pria itu mencoba mengatur napasnya sebelum menjawab "Namaku Ezra Aku... aku berasal dari desa sebelah Kelompok orang yang kau bicarakan mereka telah menyerang desa kami Mereka mencari sesuatu... sesuatu yang kami tidak punya, tapi mereka tidak mau mendengarkan Aku berhasil melarikan diri dan datang ke sini untuk meminta bantuan"

Aiden dan Kael saling pandang Wajah Kael menunjukkan rasa terkejut dan amarah yang tertahan "Mereka sudah bergerak lebih cepat dari yang kita perkirakan" gumamnya

Aiden menatap Ezra "Apa yang mereka cari Apakah mereka menyebutkan sesuatu tentang artefak"

Ezra mengangguk lemah "Ya mereka menyebutkan sesuatu tentang sebuah artefak kuno Mereka bilang desa kami menyembunyikannya, tapi itu tidak benar Kami bahkan tidak tahu benda itu ada apa sebenarnya yang mereka cari"

Aiden menghela napas panjang Ia tahu bahwa ini adalah masalah yang lebih besar dari yang mereka bayangkan "Kita tidak bisa membiarkan mereka terus menyerang desa-desa lain Kita harus melakukan sesuatu"

Kael mengangguk setuju "Tapi kita tidak bisa pergi begitu saja tanpa rencana Mereka berbahaya dan lebih terorganisir daripada yang kita duga"

"Kalau begitu kita harus membawa ini ke dewan desa" kata Aiden dengan tegas "Kita harus memberitahu mereka tentang apa yang terjadi dan membuat semua orang bersiap"