Chapter 4

43 4 0
                                    

Remake A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA BY SANTHY AGATHA

~

Hyungseok masih terkejut ketika tiba-tiba saja tubuhnya dibalik dan dicium habis-habisan, dia masih setengah tertidur tadi dan benar-benar tak berdaya, Jonggun sudah melampiaskan hasratnya tanpa ditahan-tahan, ciuman-ciumannya tanpa jeda seolah-olah lelaki itu tak tahan sedetikpun tidak berciuman dengannya. Ketika Jonggun mengangkat kepalanya, matanya berkabut, pupil matanya membesar terlihat kontras dengan iris matanya yang berubah menjadi pucat,
“aku ingin bercinta, aku ingin memasukimu...Ah kau tidak tahu betapa aku...“,
suara Jonggun tersengal, lalu melumat bibir Hyungseok lagi dengan membabi buta,
Kata-kata vulgar Jonggun itu membuat pipi Hyungseok merona malu. Tidak terbayangkan, dia, yang tidak pernah intim dengan lelaki manapun, sekarang terbaring dengan jubah mandi yang sudah acak-acakan, ditindih oleh lelaki yang mungkin sampai beberapa hari yang lalu tidak dikenalnya dengan baik.

Tangan Jonggun menelusup di balik jubah mandinya, menemukan putingnya yang hangat dan lembut, lalu meremasnya. Sedikit terlalu bergairah sehingga Hyungseok mengerang. Jonggun menghentikan gerakannya, lalu menatap Hyungseok lembut, “Sakitkah?”, bisiknya parau
Hyungseok terpaku, suaranya seakan tertelan di tenggorokan, bagaimana dia harus menjawabnya? Tetapi Jonggun tidak memerlukan jawaban, lelaki itu tersenyum, lalu
menggerakkan tangannya lagi menyentuh puting Hyungseok, dengan ahli dia menyingkirkan jubah mandi Hyungseok yang menghalangi, dan menemukan keindahan ranum di baliknya,
“Oh Indahnya”, bisik Jonggun serak, membiarkan Hyungseok memalingkan muka dengan malu dibawah tatapan tajam dan memuja lelaki itu. Lalu bibir Jonggun yang panas menelungkupi puting merah mudanya, lidahnya bermain di sana terasa panas, membakar seluruh tubuh Hyungseok, membuatnya
terpaksa merintih. Bingung dengan gejolak yang menyebar di seluruh tubuhnya.

Jonggun begitu ahli sedang Hyungseok sama sekali tidak berpengalaman, dan lelaki
itu tampaknya tidak merasa perlu menahan dirinya. Entah kapan, mereka sudah telanjang bersama di atas tempat tidur itu, tubuh Jonggun yang keras, melingkupi tubuh Hyungseok yang mungil di bawahnya, menggodanya, menggeseknya dengan kekuatannya, membawa gairah Hyungseok
makin naik, sedikit demi sedikit ke puncaknya. Kemudian Hyungseok merasakan kejantanan Jonggun, yang tidak terhalang apapun menyentuh pusat dirinya sambil mengoleskan sedikit pelumas. Pelan, tapi membuatnya terkesiap. Hyungseok membuka matanya yang terpejam, menatap Jonggun di atasnya. Lelaki itu menatapnya dengan tajam, matanya berkabut, napasnya terengah, dan sejumput rambut tampak jatuh di dahinya, membuatnya tampak begitu liar.
“Ah, ya manis...Kau pasti akan sangat menyukainya”, geram Jonggun pelan, lalu mulai mendorong, menekan dan menyentuh Hyungseok, “Kau sudah siap”, erang Jonggun, “Kau sudah basah dan panas, siap untuk diriku...”
Jantung Hyungseok berdegup kencang, beriringan dengan detak jantung Jonggun yang bahkan lebih parah. Dengan perlahan, Hyungseok memejamkan matanya, melepaskan hatinya, Demi kamu Ryu, bisiknya dalam hati bagaikan mantra yang menyelamatkan jiwanya.
Ini adalah sensasi baru bagi Hyungseok, merasakan kejantanan seorang lelaki yang mencoba memasukinya, menyatu dengannya. Rasanya panas dan membuat
seluruh saraf ditubuhnya menggila, membuatnya begitu sensitif oleh kebutuhan yang sampai saat ini tidak pernah diketahuinya, kebutuhan untuk mencapai puncak.
Hingga rasa sakit yang menyengat tiba-tiba menyentakkannya ke alam sadar, Hyungseok mengerang kesakitan, tubuhnya mengejang, dengan panik dicengkeramnya pundak Jonggun dan menggeleng-gelengkan kepala ketakutan atas usaha Jonggun untuk menyatu semakin dalam dengannya.

***

Dan ketika merasakan sesuatu yang menghalanginya, mendengar erangan Hyungseok yang jelas-jelas kesakitan serta pandangan ketakutan yang membayangi mata Hyungseok, Jonggun menatap area penyatuan mereka berdua, lalu melihat setetes darah mengotori sprei putih ranjang hotel, lalu Jonggun sadar bahwa semua prasangkanya itu salah, meski tetap tak bisa menjelaskan kenapa Hyungseok dengan mudahnya menjual dirinya, tapi ini sudah menunjukkan bahwa Hyungseok bukan pelacur, Jonggun adalah pengalaman pertamanya. Menyadari kesakitan yang mendera Hyungseok, Jonggun mengalihkan perhatian Hyungseok denga cumbuannya dengan segenap keahliannya, rasa senang tak tertahankan membanjiri pikirannya ketika menyadari dirinya adalah yang pertama bagi pemuda cantik itu. Diciumnya bibir Hyungseok dengan lembut, bibir ranum yang sekarang menjadi miliknya. Napas Hyungseok terengah-engah dan Jonggun melihat di matanya, ada ketakutan dan kesakitan. Jonggun tidak pernah bercinta dengan perawan sebelumnya, dia tidak tahu seperti apa rasa sakitnya, dia tidak mengerti bagaimana meredakannya. Tetapi Jonggun tidak suka melihat rasa sakit itu mendera di mata Hyungseok,
“Sssh...Sayang, aku tidak bermaksud menyakitimu”, Dengan lembut Jonggun menelusurkan tangannya di sisi tubuh Hyungseok, lalu berhenti di pinggul Hyungseok, menahan pinggangnya yang sedikit meronta, mencegah tubuh mereka yang sudah setengah menyatu supaya tidak terpisah, “Mungkin akan sedikit sakit tapi semua akan baik, tubuhmu akan menerimaku seutuhnya...”, Suara Jonggun terhenti ketika dia mendorong dengan kuat, menembus batas keperawanan Hyungseok dan menyatukan tubuhnya sepenuhnya dengan Hyungseok.

A ROMANTIC STORY ABOUT HYUNGSEOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang