Remake A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA BY SANTHY AGATHA
~
Lelaki itu makan seperti biasa, dengan elegan. Sedangkan Hyungseok tidak bisa berkonsentrasi pada makanannya, dia tidak bisa mengalihkan tatapannya dari
Jonggun. Ternyata Jonggun suka masakan biasa, dari penampilan dan gayanya, kelihatannya lelaki itu hanya mau makan makanan tertentu dan yang pasti kelas atas, tak disangka dia bisa duduk santai di sofa menikmati sepiring omelet sederhana.
"Kenapa?", Jonggun tiba-tiba menatap tajam setelah suapan terahkirnya, dia merasakan tatapan Hyungseok selama dia makan, Hyungseok langsung menundukkan kepalanya gugup,
"Eh....tidak, tidak apa-apa."
Jonggun tersenyum,
"Pasti kau heran kenapa aku mau makanan rumahan kan?",
Dia lalu meletakkan piringnya, "Aku juga manusia Seok, kita tidak ada
bedanya, kadangkala penampilan seseorang membuat kita berpikir bahwa manusia yang satu berbeda dengan yang lain",
Jonggun mengangkat bahunya, "kuakui memang aku menyukai makanan berkualitas dan bercitarasa tinggi, tapi kadangkala, aku bosan, masakan sederhana buatan rumahan terasa lebih nikmat",
Dengan santai lelaki itu berdiri lalu menuang kopi dari poci di atas meja
minuman, dan menyesapnya ringan.
"Dan suka minum kopi",
Tanpa sadar Hyungseok mengomentari kebiasaan Jonggun, sejak kemarin, diamatinya Jonggun selalu meminum kopi setiap ada kesempatan. Lelaki itu tertawa mendengar komentar Hyungseok,
"Ya, kopi berkualiatas juga", gumamnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
Hyungseok menunduk, entah kenapa Jonggun yang santai dan ramah ini lebih membuatnya merasa nyaman, dibandingkan Jonggun yang kaku dan dingin di kantor,
"Habiskan makananmu, setelah itu kita pindah ke ruang baca, kau bisa membaca atau melihat televisi, ada beberapa pekerjaan lagi yang musti kubereskan. Hyungseok segera menyelesaikan makannya dan mencuci piring sementara Jonggun
membuat secangkir kopi lagi, sekaligus secangkir teh untuk Hyungseok,dan membawanya ke ruang baca.Dengan enggan Hyungseok menyusul ke ruang baca, Jonggun sedang duduk di sofa, menghadap notebooknya dan tampak Serius, dia hanya melihat sekilas pada Hyungseok,
"Duduklah, minum tehmu", gumamnya, lalu kembali serius lagi menghadap notebooknya.
Hyungseok sebenarnya mengantuk, tapi dia tidak enak kalau harus masuk kamar duluan, apalagi apartemen ini hanya mempunyai satu kamar yang luas, kamar lain hanya kecil dan diperuntukkan sebagai kamar pembantu, Hyungseok tidak tahu,
apakah Jonggun akan menginap ataupun pulang, dia sama sekali tidak mengatakan rencananya.
Hyungseok menghirup tehnya, lalu duduk di sofa di seberang Jonggun, dia mengambil sebuah novel dan membacanya sambil menenggelamkan tubuhnya di sofa.
Bacaan itu menarik, dan keheningan itu membuatnya merasa nyaman, hingga lama-lama dia tak bisa menahan kantuknya.***
Hyungseok merasa ada yang mengusap lembut rambutnya, lalu tubuhnya terangkat dan terasa dipeluk hangat, dia merasakan tubuhnya terayun-ayun. Ketika dia
membuka matanya yang berat, dia menyadari Jonggun sedang menggendongnya ke kamar, lelaki itu tak menyadari Hyungseok membuka matanya, dengan langkah
pelan dan hati-hati, dia berjalan ke arah kamar, Hyungseok langsung pura-pura memejamkan matanya lagi begitu Jonggun dengan lembut membaringkan tubuhnya di ranjang dan menyelimutinya.
Setelah itu tak ada gerakan, tetapi Hyungseok masih belum berani membuka matanya, Apakah Jonggun memutuskan pulang atau tinggal?
Lalu ada gerakan di ranjang di belakangnya, ternyata lelaki itu menginap disini, Hyungseok menyadari dari selimut yang tersingkap dan gerakan tubuh lelaki itu menyelinap di balik selimut,
Kemudian, tubuh hangat Jonggun mendekat dan merengkuh Hyungseok dari belakang, Pertama kali Hyungseok merasa tidak nyaman, tapi kemudian rasanya hangat ditengah kamar yang dingin itu, dan dia terlelap.***
Hyungseok terbangun dengan rasa haus yang amat sangat, biasanya sebelum tidur dia meminum air putih, tapi tadi malam dia tidak melakukannya. Dengan tak nyaman dia bergerak gerak gelisah,
"Ada apa Seok?", sosok yang memeluknya dari belakang bertanya, suaranya sangat segar, tidakkah dia tidur? Gumam Hyungseok dalam hati,
"Haus", ahkirnya Hyungseok bisa bersuara meskipun parau.
Jonggun langsung bergerak turun dari ranjang dan menuang segelas air di meja minum, lalu mengitari ranjang berdiri di samping sisi Hyungseok terbaring, lelaki itu tampak tinggi menjulang, hanya menggunakan celana piyama sutra hitam dan
telanjang dada,
"Duduk, minum."
Dengan pelan Hyungseok duduk dan menerima gelas besar berisi air putih itu, masih setengah minuman tersisa, Jonggun mengambil gelas itu,
"Apakah kau sudah bangun?", Hyungseok mengernyit karena suara Jonggun sekarang menjadi parau sarat akan nafsu. Dengan masih bingung dia menganggukkan kepalanya, "Bagus", Jonggun menenggak sisa air putih di gelas Hyungseok sampai tandas lalu
setengah membantingnya di meja samping ranjang.
Kemudian dengan gerakan tiba-tiba, dia mendorong Hyungseok hingga terlentang di ranjang dan menindihnya, napasnya terasa hangat di atas tubuh Hyungseok, dan
matanya yang tajam itu tampak berkabut. Hyungseok agak terperanjat setengah membelalak memandang wajah Jonggun yang
sangat dekat di atasnya, napasnya terangah-engah penuh antisipasi, ketika kemudian Jonggun mengecup bibirnya dengan sangat intim, semula hanya ciuman biasa, bibir dengan bibir, itupun sudah membuat Hyungseok panas dingin karena begitu ahlinya Jonggun.
Menggerakkan bibirnya, Setelah sebuah ciuman yang lama dan panas Jonggun mengangkat wajahnya dan tersenyum, Hyungseok bisa merasakannya karena bibir Jonggun hanya berjarak beberapa inci dari bibirnya,
"Kau tidak biasa berciuman ya?"
Hyungseok memalingkan mukanya dengan pipi memerah mendengar pertanyaan blak-blakan itu, tapi Jonggun meraih dagunya dan menempelkan bibir mereka lagi,
"Tirulah apa yang kulakukan padamu", bibir Jonggun bergerak di bibir Hyungseok, dan ketika Hyungseok mengikutinya, Jonggun mengerang senang, "ya...ya bagus,
begitu...tidak,,,jangan gigit...bagus...bagus...buka mulutmu...ah sayang...",
Jonggun terus memberikan instruksi di sela sela ciumannya yang makin panas dan bergairah, dan Hyungseok menurutinya, lebih dikarenakan ingin tahu, ketika Jonggun membuka mulutnya Hyungseok mengikutinya,ketika lumatan Jonggun makin dalam dan belaian lidahnya membelai Hyungseok dengan ahli, Hyungseok mengikutinya dengan tersendat-sendat, meskipun sepertinya itu cukup memuaskan bagi Jonggun karena lelaki itu mengerang lagi dan memperdalam ciumannya, ciuman dengan bibir terbuka dan permainan lidah yang begitu panas dan seolah tidak akan berahkir, Hyungseok bahkan tidak pernah menyadari bahwa sebuah ciuman
bisa dilakukan dengan sedalam dan seintim itu! Lama kemudian Jonggun mengangkat kepalanya, hanya sedikit seolah olah ingin tetap berdekatan dengan Hyungseok, matanya tampak berkabut dan napasnya terasa bergemuruh di dadanya, "Itu tadi yang namanya french kiss..." gumamnya lembut, lalu tangannya mulai bergerak meraba tubuh Hyungseok yang masih dibalut dengan baju tidur membuat Hyungseok melengkungkan punggungnya merasakan sengatan kenikmatan yang tidak diantisipasinya, sekarang tubuh telanjang mereka berdua bergesekan. Dengan lembut Jonggun mengajari
Hyungseok bagaimana cara menyentuhnya, bagaimana cara memuaskannya. Lelaki itu suka disentuh dimana-mana, dia akan mengeluarkan erangan pendek
tertahan ketika Hyungseok menyentuhnya.
Dan itu mempesona Hyungseok, seorang lelaki yang begitu dominan dan jantan seperti Jonggun, mengerang nikmat di bawah sentuhannya. Dengan takut-takut
Hyungseok menyusuri bagian dalam lengan Jonggun yang kekar, membuat napas Jonggun terengah,
“Kau akan membunuhku dalam kenikmatan”, bisik Jonggun Serak, lalu melumat bibir Hyungseok penuh gairah, “Dan aku akan mati bahagia”, desahnya.Jonggun mulai melumuri kejantanannya dengan pelumas lalu memasukkannya kedalam inti tubuh Hyungseok dengan lembut, melihat reaksi Hyungseok, dan ketika dia yakin tidak ada kesakitan lagi, dia mendesak perlahan, menembus
kehangatan yang langsung membungkusnya rapat, membuatnya tergila-gila.
"Bagus sayang, jangan ditahan, aku akan mengajarimu....ah...kau begitu hangat dan siap untukku...."
"Ahh... mmh" Hyungseok merasakan nikmat mendera seluruh bagian tubuhnya. Suara Jonggun tenggelam di sela sela cumbuannya yang sangat ahli, menghanyutkan Hyungseok kedalam pusaran gairah yang selama ini tidak pernah dikenalnya. Dan ketika Jonggun membuat Hyungseok mencapai puncak kenikmatan
untuk kesekian kalinya. Lelaki itupun menyerah dalam beberapa hujaman tajam, mengejar kenikmatannya sendiri.***
Hyungseok terbangun merasakan sinar matahari menerpanya, dia mengernyitkan alisnya dan membuka matanya pelan-pelan, Sinar matahari memang sudah mengintip malu malu dari balik gorden jendela balkon kamar apartemen itu,
Hyungseok menyadari ada tangan kekar yang memeluk perutnya dengan posesif, Jonggun masih tidur, napasnya terasa naik turun dengan teratur di punggung Hyungseok. Mereka berbaring miring seperti sendok dan garpu, dengan Hyungseok membelakangi Jonggun berbantalkan salah satu lengan Jonggun, sementara lengannya yang lain memeluk Hyungseok erat, menempelkan punggung Hyungseok sedekat mungkin dengan dadanya. Mereka telanjang, dan selimut tebal yang seharusnya menyelimuti mereka sudah tertendang oleh Jonggun entah kemana, Seharusnya Hyungseok kedinginan, tapi tidak, karena jonggun memeluknya dengan begitu eratnya, Tiba-tiba sengatan rasa bersalah seperti memukulnya, disinilah dia berbaring nyaman dalam pelukan laki-laki yang membelinya sementara Ryuhei...Helaan napas Hyungseok pasti membangunkan Jonggun karena lelaki itu terasa mulai bergerak, lalu sebuah kecupan lembut mendarat di pelipis Hyungseok,
"Selamat pagi", suara lelaki itu terdengar serak tapi sarat dengan kepuasan sensual yang dalam. Tentu saja lelaki itu puas, dia hampir tidak membiarkan Hyungseok tidur semalaman. Hyungseok tidak menjawab, tetapi berusaha menarik selimut yang terlempar jauh di kakinya untuk menutupi ketelanjangannya. Usahanya gagal karena Jonggun mempererat pelukannya di pinggangnya sehingga Hyungseok tidak bisa bergerak,
"Tidak perlu selimut sayang, aku sudah mengenal setiap jengkal tubuhmu secara intim, tak ada yang terlewatkan....begitu juga sebaliknya hmmm?"
Wajah Hyungseok memerah sampai semerah-merahnya, bahkan telinganyapun memerah dan Jonggun terkekeh melihatnya, lalu tiba tiba tawa itu hilang dan Hyungseok merasakan gairah Jonggun bangkit lagi, dengan bingung dia menolehkan kepalanya dan langsung bertatapan dengan mata tajam Jonggun yang menyala penuh gairah,
"Lagi?", Hyungseok tanpa sadar mengucapkan ketakjubannya, sebegitu cepat Jonggun menginginkannya lagi setelah semalam?, hanya Tuhan dan dirinya yang tahu bagaimana bergairahnya Jonggun semalam, Hyungseok pikir Jonggun sudah terpuaskan, tetapi sepertinya dia salah.
"Aku juga tidak menyangka", gumam Jonggun parau, "Sepertinya kau akan
menjadi penyebab kematianku"
kemudian Jonggun meraih Hyungseok lagi ke dalam pelukan penuh gairahnya.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT HYUNGSEOK
RomansaDalam hidupnya, Impian Hyungseok hanyalah ingin menjadi lelaki yang biasa- biasa saja. Dia ingin menikah dengan Ryuhei kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, mela...