Chapter 23

52 2 0
                                    

Remake A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA BY SANTHY AGATHA

~

Hyungseok masih tertidur di ruang perawatan. Vivi menungguinya. Sementara Jonggun yang baru terbangun, dua jam setelah kecelakaan itu berjalan pelan,
menuju ruang tunggu, dia sudah mencuci muka dan agak segar, tapi mau tak mau nyeri di kepala dan bahunya membuatnya mengernyit ketika berjalan.
Ryuhei sedang duduk membelakanginya di kursi roda. Menatap ke luar, ke arah
jendela lebar yang ada di ruang duduk itu, hujan sedang turun deras di luar membuat suasana ruangan itu begitu suram.
“Bagaimana keadaan Hyungseok?” Tanya Ryuhei, menyadari kehadiran Jonggun tetapi tidak menoleh untuk menatapnya.
“Baik, Vivi sudah mengatur perawatan dan obatnya, sekarang dia masih tertidur.” Jonggun berdiri, bersandar di tembok dekat Ryuhei, ikut menatap hujan yang mengalir deras di luar yang gelap, hanya menyisakan tetes air yang
berkilauan terkena cahaya lampu.
“Kau pasti tahu kenapa aku ingin berbicara denganmu.”
Jonggun mengangguk meski tahu Ryuhei tidak menoleh untuk melihatnya.
Hening sejenak, terasa begitu lama sampai kemudian terdengar Ryuhei menghela nafas panjang.
“Apakah kau mencintainya?” tanyanya pelan.
“Sangat.” jawab Jonggun cepat, tulus.
Ryuhei memejamkan mata ketika rasa perih menyengat di dadanya mendengar ketulusan Jonggun kepada Hyungseok. Mengetahui bahwa ada lelaki lain yang
mencintai Hyungseok dengan intensitas begitu besar kepada Hyungseok ternyata menyakitinya, membuatnya terasa terpuruk dan di kalahkan. Tapi Ryuhei menguatkan hatinya, semua demi Hyungseok, demi kebahagiaan Hyungseok nya.
“Apakah kau akan membahagiakannya?”
“Kebahagiaannya akan menjadi tujuan hidupku.” gumam Jonggun jujur, dia lalu menoleh menatap Ryuhei yang sedang menatapnya, dua laki-laki yang mencintai satu orang itu saling bertatapan.
“Maafkan aku...” Jonggun mengehela nafas, “aku tidak pernah bermaksud
mencuri Hyungseok darimu, aku tidak mengetahui keberadaanmu sampai saat terakhir, kau tahu.”

Ryuhei mengernyit mendengar informasi yang baru didapatnya itu, Vivi belum menceritakan semua ini padanya, mungkin Vivi ingin Ryuhei mendengar sendiri dari mulut Jonggun.
“Hyungseok tidak menceritakan alasan kenapa dia menjual diri padamu?”
“Tidak, mungkin semua akan berbeda jika dia menceritakan semuanya dari awal," gumam Jonggun penuh penyesalan, “aku memang jahat dan selalu mengambil apa yang kuinginkan tanpa tanggung-tanggung, tapi aku tidak pernah mengambil keuntungan dari penderitaan seseorang. Saat itu dia datang
padaku, menjual dirinya padaku...kau tahu apa yang kupikirkan waktu itu?”
Jonggun menatap Ryuhei dengan sedih, “Kupikir dia pelacur penggemar barang-barang mahal yang putus asa membutuhkan uang untuk memenuhi hasratnya
akan kemewahan.” “Hyungseok tidak seperti itu.” geram Ryuhei marah.
“Ya, dia tidak seperti itu,” Jonggun setuju, “Tapi waktu itu apa yang bisa
dipikirkan lelaki seperti aku? lelaki dengan kekayaan yang selalu mendapatkan apapun karena uang? aku memang salah waktu itu, aku menginginkan Hyungseok dan aku punya uang yang diinginkannya, jadi kuterima tawarannya.”
“Tapi pada akhirnya kau tetap jatuh cinta padanya meskipun kau menganggap dia pelacur murahan.” Ryuhei merenung.
Sekali lagi Jonggun menganggukkan kepalanya.
“Ya, aku jatuh cinta kepadanya, bahkan aku mulai tidak peduli kalau ternyata memang hanya menginginkan uangku, aku berpikir, tidak apa-apa, toh aku punya uang banyak, tidak apa-apa selama dia ada di sisiku.” Jonggun menghela
nafas panjang.
“Kenyataan tentang keberadaanmu pada akhirnya menghantamku... Bahwa dia melakukan semua ini demi cintanya kepadamu.”
Ryuhei memejamkan matanya.
“Dia sudah tidak mencintaiku lagi, dia hanya kasihan dan merasa bertanggung jawab.”
“Dia tetap mencintaimu,” Jonggun tersenyum sayang ketika membayangkan Hyungseok, “hatinya selalu dipenuhi cinta tanpa pandang bulu, mungkin karena itulah dia berhasil menyentuh hatiku yang gelap.”
Ryuhei menganggukkan kepala, ikut tersenyum ketika membayangkan Hyungseok.
“Yah... Meskipun begitu, hatinya sudah kau miliki,” Ryuhei menghela nafas, “Aku akan melepaskan Hyungseok.”
“Kau pikir dia akan mau?” sela Jonggun sedih, “Dia sudah memutuskan akan menjagamu, dia tidak akan mau.”
“Dia pasti mau, aku sendiri yang akan berbicara padanya, aku tidak perlu dijaga, terapi ini berhasil dan Vivi meyakinkan kalau aku rutin melakukannya, dalam waktu empat bulan aku sudah akan bisa berjalan dengan normal. Aku masih bisa
melanjutkan karirku sebagai pengacara setelahnya, mungkin butuh waktu lama dan aku harus belajar lagi, tapi kurasa aku bisa melangkah dengan kekuatanku
sendiri.” Jonggun menganggukkan kepalanya, yakin kalau Ryuhei pasti mampu melakukan apa yang dikatakannya.
“Maafkan aku.” gumamnya tulus.
“Kenapa?”, Ryuhei mengernyit menatap Jonggun ingin tahu.
“Karena sudah mengalihkan hati Hyungseok darimu.”
Ryuhei tersenyum, kali ini senyum yang benar-benar tulus,
“Seharusnya aku berterimakasih kepadamu, kau menjaganya selama aku tidak bisa ada untuk menjaganya.”
Jonggun terdiam, Ryuhei juga terdiam lama.
Lalu Jonggun mengaku,
“Kau mungkin ingin memukulku, bahkan membunuhku setelah aku
mengatakannya padamu...”
“tentang apa?” mau tak mau Ryuhei merasakan ingin tahu ketika mendengar nada misterius di suara Jonggun.
Sesaat Jonggun tampak kesulitan berbicara,
“Aku... aku punya rencana jahat untuk merebut Hyungseok darimu, aku pikir kalau Hyungseok tidak mau memilihku, aku akan memaksanya memilihku.”
“Rencana jahat apa?” sela Ryuhei, langsung waspada.
Jonggun tertawa getir,
“Bukan... rencana ini tidak menyakiti siapapun... kau tahu... Aku ingin sengaja membuat Hyungseok hamil... agar mau tak mau dia menjadi milikku.”
Sejenak Ryuhei terdiam, pengakuan Jonggun ini mau tak mau menyulut
kemarahannya. Menyadari bahwa Jonggun memanipulasi kepolosan Hyungseok nya.
“Dasar Brengsek.” geram Ryuhei pelan.
Jonggun menganggukkan kepalanya. “Ya memang, aku brengsek. aku putus asa, setengah gila untuk memiliki Hyungseok, aku minta maaf.”
“Menurutmu apakah rencana jahatmu itu sudah berhasil?” Tanya Ryuhei kemudian, tiba-tiba menghubungkannya dengan kondisi sakit Hyungseok.
Jonggun mengangguk, menahan perasaannya untuk menjaga perasaan Ryuhei, tapi mau tak mau Ryuhei melihat sorot bahagia yang menyala-nyala di mata Jonggun.
Tiba-tiba dia merasa tenang, lelaki ini sungguh mencintai Hyungseok, putusnya dalam hati, mungkin lebih dalam dari cintanya sendiri kepada Hyungseok...
“Vivi tadi sore menghubungiku, memberitahu kondisi Hyungseok, dan entah kenapa aku tahu. Aku tahu bahkan sebelum mereka melakukan test, aku tahu begitu saja.”
“Dan karena itu kau kecelakaan, kau dalam perjalanan menemui Hyungseok?”
Jonggun tersenyum, tidak berkata-kata, tapi matanya menjelaskan semuanya.
“Lelaki bodoh.” gumam Ryuhei getir. Dan Jonggun tertawa mendengarnya.
“Memang,” gumamnya dalam tawa, lalu mengulurkan tangannya kepada Ryuhei,
“Terimakasih atas kebaikan hatimu.”
Ryuhei menyambut jabatannya dengan hangat.
“Aku melakukannya demi Hyungseok, bukan demi kamu, jadi ingat saja, kapanpun kau berani-beraninya membuat Hyungseok tidak bahagia, kau akan mendapati dirimu berhadapan denganku.”
Jonggun tersenyum mempererat jabatan tangannya,
“Aku berjanji kau tidak akan pernah berhadapan denganku.”

A ROMANTIC STORY ABOUT HYUNGSEOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang