Remake A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA BY SANTHY AGATHA
~
"Seok." dengan lembut Vivi menggoyangkan pundak Hyungseok yang tertidur pulas. Sementara Ryuhei mengikuti di belakangnya.
Dengan sedikit lemah Hyungseok membuka mata dan agak waspada melihat wajah dokter Vivi yang pucat pasi, dengan segera dia duduk, gerakan tiba-tiba itu langsung membuat kepalanya pening, tapi Hyungseok menahannya sambil
mengernyit,
"Ada apa dokter? Ryuhei kenapa?"
"Aku baik-baik saja di sini." gumam Ryuhei dalam senyum. Hyungseok menatap Ryuhei dengan lega, tapi lalu menatap dokter Vivi yang begitu
pucat pasi,
"Seok, aku.... Ah aku bingung bagaimana mengatakannya, tapi aku harus segera pergi, ini darurat... Tapi aku bertanya-tanya mungkin kau mau ikut.."
"Ada apa dokter?", Hyungseok mulai tegang ketika dokter Vivi tidak juga
mengatakan maksudnya.
"Jonggun, barusan kecelakaan di jalan tol, dia sudah dibawa ke rumah sakit, tapi kami belum tahu kondisinya, Jungoo juga sedang dalam perjalanan menuju kesana."
"Apa?" warna pucat mulai menjalar ke wajah Hyungseok, lalu segera digantikan dengan kepanikan luar biasa, "Ya Tuhan, aku ikut ke rumah sakit, dokter!!"Ryuhei mengamati kepanikan Hyungseok dari kejauhan, tapi dia hanya diam dan menatap. Hyungseok tampak pucat pasi dan ketakutan luar biasa. Kenapa sampai begitu? Seolah-olah kondisi Jonggun benar-benar membuatnya cemas. Padahal Jonggun kan hanya atasannya di perusahaan? Atau... Jangan-jangan lebih dari atasan? Pikiran buruk itu menyeruak dalam benak Ryuhei, dan dia cepat-cepat
menyingkirkannya. Tapi ketika dia melihat betapa Hyungseok mulai gemetaran karena cemas dan panik ketika bersiap-siap berangkat, mau tak mau pikiran buruk itu memenuhi benaknya, ada hubungan istimewa apa antara Jonggun dengan Hyungseok?
Perjalanan ke rumah sakit berlangsung begitu menyiksa bagi Hyungseok, dia terus menerus berdoa, seakan semua trauma masa lalu menghantamnya lagi keras-keras. Ini hampir sama dengan kecelakaan yang membunuh kedua orangtuanya
dan melukai Ryuhei dulu. Dan Hyungseok tidak akan kuat menanggungnya kalau sampai terjadi apa-apa kepada Jonggun. Ya Tuhan!! Jangan sampai terjadi apa-apa pada Jonggun, dia belum sempat mengatakan... Dia belum sempat
mengatakan dengan jelas, bahwa dia... Bahwa dia mencintai Jonggun.
Hyungseok berlari di depan menuju ruangan gawat darurat sementara Vivi mendorong kursi roda Ryuhei di belakangnya.
Dia melangkah memasuki ruang perawatan itu dan langsung bertatapan dengan Jonggun.
Lelaki itu duduk di meja perawatan, telanjang dada, kepalanya terluka dan sudah di tutup perban, dokter sedang membalut luka di pundak dan lengannya. Banyak darah, tapi sudah dibersihkan. Selebihnya, Jonggun tidak apa-apa. Lelaki itu masih hidup, masih untuh, dan ketika Jonggun memalingkan kepalanya lalu
menatap Hyungseok dengan mata yang menyala-nyala.
Hyungseok pingsan.***
Jonggun berteriak memanggil Hyungseok, begitu juga dengan Vivi dan Ryuhei yang ada di belakang Hyungseok. Tapi Hyungseok pingsan mendadak dan jatuh ke lantai.
Dengan kasar Jonggun menyingkirkan tangan dokter yang sedang membalut lukanya dan melompat turun, setengah berlari menghampiri Hyungseok, perawat
datang menghampiri, tapi Jonggun menyingkirkannya,
"Biar aku saja." gumamnya serak, mengeryit sedikit ketika mengangkat Hyungseok menyakiti luka di lengan dan bahunya, tapi dia tidak peduli, dipeluknya Hyungseok dengan posesif dan dibaringkannya ke meja perawatan,
"Tuan, saya belum menyelesaikan membalut lukanya." gumam dokter di ruang gawat darurat itu sedikit jengkel,
"Nanti saja." Jonggun bergumam tajam dengan arogansi yang sudah seperti pembawaan alaminya sehingga membuat dokter itu terdiam, mengangkat bahunya lalu pergi.
"Seok, sayang," Jonggun menepuk pipi Hyungseok, tapi pemuda cantik itu begitu pucat pasi, dengan panik, Jonggun menoleh ke arah Vivi di pintu, mengabaikan Ryuhei,
"Dia tidak apa-apa?"
Vivi mendorong Ryuhei mendekat, lalu menyentuh Hyungseok,
"Dia demam Jonggun, dia sedang sakit ketika memaksa mengikuti aku kesini, terus tepuk pipinya pelan-pelan dan sadarkan dia, sepertinya dia shock,"
Vivi menatap Jonggun tajam, "dan kau..kau tidak pernah kecelakaan selama hidupmu, apa yang kau lakukan di jalan tol tadi sehingga berakhir di rumah sakit ini?? Apakah kau mabuk??"
Jonggun mengeryit,
"Aku tidak mabuk, aku hanya terlalu buru-buru ingin cepat sampai jadi kurang hati-hati." saat itulah Hyungseok bergerak membuka mata, "ah, sayang…..sayang, kau baik-baik saja?” Hyungseok mengerjap-ngerjapkan matanya, begitu mendapati wajah Jonggun ada di dekatnya, air mata mengalir di pipinya, tangannya bergetar ketika terangkat dan menyentuh wajah Jonggun, meyakinkan dirinya bahwa betul-betul Jonggun yang
ada di depannya, dengan lembut Jonggun meraih tangan Hyungseok dan mengecupnya,
“Aku ada di sini, aku baik-baik saja.” gumamnya setengah berbisik.

KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT HYUNGSEOK
RomanceDalam hidupnya, Impian Hyungseok hanyalah ingin menjadi lelaki yang biasa- biasa saja. Dia ingin menikah dengan Ryuhei kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, mela...