Remake A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA BY SANTHY AGATHA
~
"Kau benar-benar serius tentang ini Gun?", Jungoo bertanya saat Jonggun mempelajari salinan kontrak itu,
Jonggun mengangkat matanya dan menatap Jungoo, lalu menunjukkan kontrak itu,
"Kau pikir aku tidak serius? Perjanjian ini senilai tiga ratus juta man!"
"Aku tak habis pikir, kenapa seseorang sepertimu yang bisa mendapatkan siapapun yang kau mau, melakukan hal seperti ini demi seorang pemuda? Pemuda yang sangat murahan dan materialistis sehingga terang-terangan menjual dirinya padamu demi uang? Apa yang ada dipikiranmu Bos?"
Kening Jonggun berkerut tidak suka mendengar kata-kata Jungoo, meskipun dia tahu itu semua benar.
"Kau tahu bagaimana rasanya ketika melihat seseorang, dan tiba-tiba
seluruh tubuhmu menginginkannya?", Jonggun tersenyum melihat ekspresi skeptis Jungoo, tentu saja Jungoo tidak tahu, dia sendiri merasa aneh dengan perasaannya, "Yang pasti aku menginginkannya, dan aku masih belum bosan, tiga ratus juta tak ada artinya buatku"
"Tapi kau orang yang sangat pembosan, seminggu lagi kau pasti akan mencampakkannya, dan menyesali kontrak ini"
"Dan aku tetap akan merasa puas karena setidaknya aku tidak penasaran lagi",
jawab Jonggun yakin. Jungoo mengangkat bahu,
"Aku tetap tidak setuju, tapi ini semua keputusanmu, serahkan kontrak pada pemuda itu, pastikan dia tanda tangan, beri salinannya, lalu serahkan yang asli padaku",Jungoo menyandarkan tubuhnya dikursi, "Park Hyungseok ini, apakah aku pernah melihatnya sebelumnya?"
Jonggun menggeleng,
"Dia hanya pegawai biasa, seorang supervisor lapangan, kau tidak mungkin pernah melihatnya", jawabnya tegas.
"Apakah dia pemuda mungil dengan rambut hitam dan wajah polos dan tatapan seperti anak kecil yang ada di area pameran mendampingi bosnya yang penjilat waktu itu?"
Jonggun langsung bersiaga, Kenapa Jungoo ingat pada Hyungseok? Apakah Jungoo juga memperhatikan Hyungseok? Apakah dia juga tertarik padanya?Insting posesifnya langsung menyeruak keluar, Jungoo tertawa melihat tatapan tajam Jonggun,
"Hey hey jangan menatapku seperti itu, aku memperhatikannya karena waktu itu kau memandangnya dengan begitu intens, tatapanmu seolah-olah tak bisa lepas darinya, seperti pemburu yang ingin melahap mangsanya",
Jungoo mengangkat bahu,
"Orang lain mungkin tak akan menyadarinya, tapi aku sudah mengenalmu sejak lama, dan aku tahu betapa intensnya kau jika sudah berkonsentrasi pada satu hal, malam itu kau kehilangan konsentrasimu, pemuda itu menarik seluruh perhatianmu, kau sulit berkonsentrasi pada hal lain selain itu", Jungoo menarik napas panjang, "Well jika dengan pemuda yang sama ini kau terlibat, semoga Tuhan memberkatimu sahabatku."***
Semua terjadi begitu cepat, Jonggun langsung mendapatkan apartemen yang diinginkannya, sebuah apartemen yang sangat mewah dengan privasi yang sangat terjamin, Hyungseok tidak berani membayangkan berapa harganya, tapi Jonggun bersikap sangat santai, katanya itu semua hanyalah investasi. Dengan sangat efisien Jonggun membantu Hyungseok membereskan barang-barangnya yang tentu saja tidak banyak, untuk dipindahkan ke aprtement, lalu menyelesaikan pembayaran kost dan sekaligus berpamitan dengan induk semangnya.
Mereka berdua berdiri di tengah ruang tamu apartemen yang sangat mewah itu, Jonggun tersenyum pada Hyungseok yang berdiri kaku di tengah ruangan,
"Well anggap saja ini rumahmu sendiri", dia lalu melirik jam tangannya, "Aku harus kembali rumahku, pengurus rumah tanggaku pasti bertanya-tanya apa yang kulakukan sampai aku tidak memberi kabar, dia akan kebingungan menjawab telepon yang masuk, kau, silahkan atur apartemen ini sesuai seleramu, jika ada yang kurang ata kau ingin menambah sesuatu, bilang saja"
Hyungseok memandang sekeliling apartemen yang penuh dengan interior mewah dan elegan itu, penataannya saja terlalu mewah dan mungkin berlebihan untuknya, tidak, dia mau mengganti apalagi?
"Sementara kau pergi,,,,bolehkah aku keluar sebentar? Kau ingat? Sedikit waktu untuk diriku sendiri seperti yang kau janjikan?"
Jonggun mengangkat bahu,
"Silahkan", dia mengeluarkan dompetnya,"Kau butuh uang?",
"Tidak...!", Hyungseok menjawab tegas, uang Tiga ratus juta yang ditransfer Jonggun tadi siang sudah lebih dari cukup, dia tidak butuh uang apa-apa lagi dari lelaki itu, Jonggun sepertinya bisa membaca pikiran Hyungseok,
"Uang yang kuberi tadi, itu murni untukmu silahkan kau gunakan sesuka hatimu, tetapi untuk sehari-hari, aku sudah berjanji akan membiayaimu, ingat kan penawaranku di ruangan kerjaku dulu?", Jonggun mengeluarkan kartu berwarna hitam dari dompetnya,
"Ini kartu debit, isinya lebih dari cukup jika kau ingin membeli sepuluh mobil sekalipun", dia lalu menyebutkan nomor PIN nya dan menyuruh Hyungseok mengingatnya baik-baik. Hyungseok sebenarnya ingin menolaknya, tapi dia tak ingin
berlama-lama berdebat dengan Jonggun disini, lagipula dia tinggal
menyimpannya di dompet dan tak akan pernah memakainya, toh Jonggun tidak akan tahu.
Jonggun memakai jasnya, puas karena Hyungseok menerima kartu debitnya, "Kita akan buat kartu kredit atas namamu besok. Nanti malam, kalau tak ada urusan aku akan kesini", Tatapan Jonggun ketika mengucapkan ‘nanti malam’ begitu intens, membuat pipi Hyungseok memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT HYUNGSEOK
RomanceDalam hidupnya, Impian Hyungseok hanyalah ingin menjadi lelaki yang biasa- biasa saja. Dia ingin menikah dengan Ryuhei kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, mela...