Remake A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA BY SANTHY AGATHA
~
Ketika Hyungseok membuka mata dia sudah ada di ranjangnya, mengenakan salah satu piyama sutra hitam milik Jonggun, lelaki itu sedang duduk di ranjang di sebelahnya, bersila dengan menghadap notebooknya, wajahnya serius sekali. Hyungseok merasa pusingnya sudah hilang, tapi rasa nyeri di tubuhnya belum hilang juga, sepertinya dia masih demam. Seolah merasakan gerakan Hyungseok, Jonggun menoleh, dan tersenyum.
"Tadi aku mencari piyama untukmu, ternyata kau tak punya piyama ya? Aku tidak tahu sebelumnya karena aku selalu menelanjangimu sebelum tidur"
Wajah Hyungseok memerah, bisa bisanya Jonggun memilih kata-kata itu sebagai kalimat sapaan pembukanya.
"Kenapa aku tiba-tiba sudah di rumah? Jam berapa ini?"
Jonggun mengangkat alisnya,
"Kau tidak tahu? Tadi pagi kau pingsan lalu dokter Vivi menyuntikmu dengan obat yang membuatmu tidur, tapi aku harus mengajukan komplain karena
sepertinya dosisnya terlalu besar, kau tertidur hampir sepuluh jam...
sekarang sudah jam delapan malam"
Hyungseok terperangah,
"Jam delapan malam?"
Jonggun tersenyum, "Besok-besok kalau kau merasa tidak enak badan jangan memaksakan diri untuk masuk, kau sangat merepotkanku, aku terpaksa pulang setengah hari untuk menjagamu"
Wajah Hyungseok memucat, dia telah mengganggu kesibukan Jonggun! Padahal lelaki itu punya jadwal yang sangat padat dan terpaksa
meninggalkannya hanya gara-gara dia pingsan.
"Ma...maafkan aku...", suara Hyungseok terdengar lemah, penuh penyesalan.
Jonggun menoleh mendengar nada suara Hyungseok, lalu menutup notebooknya dan meletakkannya di meja samping ranjang,
"Aku tidak memarahimu, lagipula sudah lama aku tidak mengambil cuti", dengan lembut Jonggun meletakkan tangannya di dahi Hyungseok, "sudah mendingan, tadi kau panas sekali tahu, aku sampai mengkompresmu dengan air es"Hyungseok memejamkan matanya merasakan tangan Jonggun yang sejuk di dahinya, kenapa lelaki ini begitu lembut dan penuh perhatian? Sudah lama sekali rasanya sejak ada yang memperhatikan dirinya. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Hyungseok selalu berjuang sendirian, tidak pernah sama sekali mengijinkan dirinya menjadi lemah. Sekarang, perhatian yang begitu lembut dari Jonggun entah kenapa membuat dadanya sesak, "Kau sudah bisa minum obatnya? Dokter Vivi membawakan obat untuk kau minum, tunggu sebentar", Jonggun bangkit dari ranjang dan melangkah keluar kamar,tak lama kemudian dia kembali membawa nampan, meletakkannya di meja samping ranjang dan membantu Hyungseok duduk, "Kau harus makan dulu sebelum minum obat",
Aroma kuah yang sangat menggoda itu benar benar membuat air liur menetes, Hyungseok menoleh ke atas nampan yang diletakkan di pangkuannya, semangkuk sup jagung dan daging yang masih panas dengan aroma yang sangat enak,
"Itu bukan bubur ayam, jadi kuharap kau tidak memuntahkannya", ada nada geli dalam suara Jonggun,
Mau tak mau Hyungseok tersenyum karena ternyata Jonggun masih teringat percakapan mereka kemarin.Dengan pelan dia berusaha mengangkat sendok sup itu, tapi Jonggun menahannya,
"Aku suapi", gumamnya sambil mengambil sendok itu.
Wajah Hyungseok memerah canggung, tapi ketika Jonggun mengarahkan sendok itu ke mulutnya ahkirnya dia membuka mulutnya pelan, dengan tenang Jonggun menyuapi Hyungseok, setelah selesai dia meletakkan mangkuk kosong itu ke sebelah ranjang,
"Ada yang menempel di bibirmu", tanpa disangka Jonggun mendekatkan wajahnya, lalu menjilat sudut bibir Hyungseok dengan lembut, "sekarang sudah bersih", Jonggun terkekeh melihat wajah Hyungseok yang merah padam.
"Te...terimakasih" gumam Hyungseok terbata-bata.
Tiba-tiba saja Jonggun meraih pundak Hyungseok dan menciumnya, ciuman yang sangat dalam dan membakar, seolah-olah ingin melumat bibir Hyungseok sampai habis, lama sekali Jonggun mencium Hyungseok, sampai napas mereka berdua
terengah-engah ketika Jonggun melepaskan ciumannya,
"Sama-sama", gumam Jonggun dengan parau kemudian, "kalau begitu minum obatmu, setelah itu kau harus tidur lagi."
Dengan patuh Hyungseok berbaring lagi di ranjang dan membiarkan Jonggun menyelimutinya.
Lelaki itu lalu duduk di ranjang di samping Hyungseok dan menyalakan notebooknya lagi, lalu mulai tenggelam dalam pekerjaannya.
Hyungseok termenung agak lama, Jonggun tidak menyentuhnya malam ini, tetapi lelaki ini tetap bermalam di apartement ini untuk merawatnya. Ternyata di balik sikap kejam dan arogannya, Masih ada sisi baik di jiwanya. Dengan pemikiran seperti itu, Hyungseok kembali tertidur lelap.
![](https://img.wattpad.com/cover/378497005-288-k508748.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT HYUNGSEOK
Roman d'amourDalam hidupnya, Impian Hyungseok hanyalah ingin menjadi lelaki yang biasa- biasa saja. Dia ingin menikah dengan Ryuhei kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, mela...