Remake A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA BY SANTHY AGATHA
~
Ruangan itu sangat sunyi, hanya suara alat-alat penunjang kehidupan yang berbunyi secara teratur.
Hyungseok duduk disana, disamping ranjang Ryuhei, menatap Ryuhei yang terbaring dengan damai. Dua jam lagi operasi ginjal Ryuhei akan dilaksanakan.
Kau harus kuat bertahan ya? demi aku kau harus bertahan, kau harus bertahan, demi aku Ryu...
Berkali-kali Hyungseok merapalkan kata-kata itu seperti sebuah doa yang tidak ada putus-putusnya.
Ryuhei tampak lebih kurus, dan pucat, dan begitu diam, tetapi Hyungseok meyakini masih ada kekuatan hidup yang tersembunyi di dalam tubuh Ryuhei, Hyungseok mempercayainya. Hyungseok percaya kepada Ryuhei, seluruh harapannya masih bertumpu kepada kepercayaannya itu.
Kemungkinan keberhasilan operasi itu adalah 40:60, dan Hyungseok bergantung kepada 40% itu. Dia percaya Ryuhei adalah lelaki yang kuat, buktinya dia sudah berhasil bertahan sampai sejauh ini.
Suster Haneul masuk ke dalam ruangan, dan menyentuh pundak Hyungseok.“Kondisinya stabil Seok, aku yakin dia akan berhasil melalui ini semua.”
“Iya suster, Ryuhei pasti kuat.“
Suster Haneul mengecek denyut nadi Ryuhei lalu menatap Hyungseok seolah teringat sesuatu.
“Bagaimana kau berpamitan dengan tuan Jonggun?”
Hyungseok merona.
“Aku bilang menemani teman yang akan melahirkan,” gumamnya pelan, merasa berdosa karena tidak biasa berbohong.
Hari ini hari minggu, Jonggun kebetulan berencana melewatkan waktunya seharian dengan Hyungseok. Tetapi dengan alasan palsu dan kebohongan yang
terbata-bata, Hyungseok berhasil membuat Jonggun melepaskannya.
Meskipun dahi Jonggun tampak berkerut curiga ketika Hyungseok berpamitan tadi pagi.
“Kalau begitu kenapa kau tak mau kuantar?” kejar Jonggun tadi pagi ketika Hyungseok menolak tawarannya.
“Karena temanku ini mengenalmu sebagai bosku, nanti dia bisa mengetahui semuanya.” jawab Hyungseok cepat-cepat.
Lelaki itu mengerutkan keningnya lagi, tidak puas.
“Apakah dia salah satu pegawaiku?”
“Bukan!”
Hyungseok langsung menyela keras, karena setelah mengenal Jonggun lebih dekat, Hyungseok tahu, jika dia menjawab ‘iya’, maka Jonggun pasti akan menyuruh salah satu staf personalianya untuk mengecek apakah benar ada karyawannya yang akan melahirkan, dan dia akan mendapati kalau Hyungseok berbohong.
“Dia bukan pegawaimu, tapi dia banyak mengenal teman-teman kantor dan dia tahu tentangmu, jadi kalau dia melihatmu dia bisa bertanya-tanya kepada yang lain….”
“Oke, kalau begitu di Rumah Sakit mana?”
Hyungseok kehilangan kata-kata, berusaha mencari jawaban.
“Eh...aku tidak tahu di Rumah Sakit mana.”
Dengan cepat Jonggun melangkah ke hadapan Hyungseok yang berusaha
menghindari tatapannya.
“Kau bilang akan menemani temanmu itu di Rumah sakit, bagaimana mungkin kau tidak tahu di mana rumah sakitnya???”
“A...aku...”, dengan gugup Hyungseok menelan ludah, “Aku akan menunggu di kost yang lama, suaminya akan menjemputku nanti” , disyukurinya jawaban yang terlintas cepat di otaknya, Dia jarang berbohong, dan tidak pandai berbohong, sementara Jonggun terlihat seperti seorang detektif yang mencurigai tindakan
kriminal yang dilakukan di belakangnya.
“Suaminya?”
Jawaban itu sepertinya membuat Jonggun tidak senang karena ekspresi wajahnya semakin menggelap.
“Kau membiarkan suaminya menjemputmu? kalian hanya berdua di jalan?”
Hyungseok merasa gugup, tapi kemudian dia merasa ingin tertawa mendengar perkataan Jonggun yang terasa aneh.
“Gun,“ gumam Hyungseok jengkel, “ Dia seorang suami, dan isterinya akan melahirkan anaknya, apa yang ada di dalam pikiranmu?”
Perkataan itu membuat pipi Jonggun merona, dan dia melangkah mundur.
“Ah ya...maaf,“ lalu lelaki itu menatap Hyungseok tajam, “ Kau boleh pergi, tapi begitu sampai di rumah sakit itu kau harus menghubungiku”
“Ya,” jawaban Hyungseok terlalu cepat sehingga Jonggun menatapnya makin curiga. “Kau harus menghubungiku, Oke?”
“Oke”, jawab Hyungseok terlalu cepat.
“Seok!” Suara Jonggun terdengar jengkel.
“Oke, Aku janji.” Jawab Hyungseok akhirnya.
“Dan sebelum jam delapan malam kau harus pulang.”
“Baik, Gun”, Hyungseok berjanji meski tidak tahu apakah dia bisa menepatinya. Dan sekarang, dengan sengaja Hyungseok mematikan ponselnya. Bagaimanapun
kemarahan Jonggun nanti akan ditanggungnya, sekarang yang paling penting adalah Ryuhei.
"Sudah waktunya", gumam suster Haneul, membuyarkan lamunan Hyungseok. Dua perawat lain masuk ke ruangan dan mulai mempersiapkan mesin-mesin
penunjang kehidupan untuk Ryuhei. Lalu mulai mendorong tubuh Ryuhei keluar ruangan.
Hyungseok mengikuti di belakang, sampai Ryuhei menghilang di pintu khusus ruang operasi. Dengan lemah dia menoleh ke suster Haneul,
"Berapa lama suster operasinya?" Suster Haneul memeluk Hyungseok lembut.
"Untuk operasi berat seperti ini, minimal 4 jam Seok.”
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT HYUNGSEOK
RomanceDalam hidupnya, Impian Hyungseok hanyalah ingin menjadi lelaki yang biasa- biasa saja. Dia ingin menikah dengan Ryuhei kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, mela...