REBUTAN

272 46 24
                                    

Rahsya mengembuskan napas berat saat tahu siapa yang datang hendak menemuinya.

"Sya, udah kamu di rumah aja."

"Tapi, Ma."

"Kasihan Alan, dia baru aja pulang dari Palembang. Masa malah mau kamu tinggal."

Alan, sahabat kecil Rahsya datang menemuinya setelah tahu lelaki itu baru pulang dari Paris.

"Ganggu aja sih jadi orang." Rahsya bergumam namun, masih bisa di dengar jelas oleh Rashi.

"Mama mau ke mana?" Safir mendekati mobil Azkia.

"Mama mau belanja bulanan, Fir."

"Aku ikut ya, Ma. Sekalian aku mau Rashi bantu aku cari hadiah buat kado ulang tahun Mama Erika."

"Cari kado doang minta bantu. Itu mertua siapa, Bang?" Rahsya menjawab seakan tak terima.

"Sya, kamu kenapa sewot? Kan abang minta tolong Rashi. Bukan kamu. Udah sana, temenin Alan."

"Ini Abang mau ikut beneran?"

"Ya iya lah, kebetulan hari ini free. Papa yang handle di kantor."

"Enak aja, kan aku yang mau ikut. Kenapa malah jadi Abang sih."

"Sya, kamu kan ada Alan. Masa mau kamu tinggal."

"Ya biarin, lagian belanja paling bentaran. Alan pasti mau nunggu."

"Ya nggak enak lah, Sya."

"Enggak! Pokoknya kalau Sya nggak ikut Abang juga enggak!"

"Aneh banget sih, Sya."

"Berisik!!" Rashi memukul kap mobil hingga membuat Rahsya dan Safir berjingkat kaget bahkan tak terkecuali Azkia. Gadis itu berputar menuju kursi kemudi lalu menghidupkan mesin.

"Kalian di rumah." Spontan dua kakak beradik itu mengangguk patuh. Rashi menjalankan mobil meninggalkan halaman. Membiarkan Rahsya dan Safir yang masih asyik berdebat.

"Gara-gara Abang ini."

"Lah, kamu yang ngeyel."

Rahsya mengentakkan kakinya, memasuki rumah untuk menemui Alan yang sudah di persilakan masuk lebih dulu.

(🤣🤣🤣🤣 saingan nih yee)

Dalam perjalanan

"Maafin Rashi ya, Tan. Tadi sampai gebrak mobil." Azkia terkekeh, ia mengerti maksud tindakan gadis cantik itu. Tak lain adalah untuk menghentikan perdebatan kedua putranya.

"Tante justru senang, Rash. Ada kamu jadi seperti punya warna lain dalam keluarga Tante. Kamu pemberani, bahkan baru kali ini Tante lihat Rahsya nurut sama orang selain Om dan Tante."

"Oo." Rashi hanya ber oh ria mendengar penjelasan Azkia.

"Dulu, Rahsya adalah anak yang ceria. Tapi ... Semenjak di kecewakan, dia jadi dingin pada semua perempuan. Tidak sedikit yang mencoba mencari perhatiannya."

"Kemarin--" Rashi menghentikan kalimatnya. Mengingat, Rahsya saja merahasiakan perihal peristiwa yang terjadi pada pemuda itu dari mamanya.

"Kemarin kenapa, Nak?"

"Nggak kok, Tan." Terus, cewek yang peluk Rahsya kemarin siapa ya? Rashi hanya bisa membatin.

Tak lama, ponsel Azkia berdering. "Rahsya."

"Iya, Sayang. Ada apa?"

"Ma, list belanjaan Mama ketinggalan." Jawaban Rahsya di seberang membuat Azkia langsung mengecek isi tas nya. Dan benar saja, list belanjaan yang telah ia siapkan raib dari sana.

R A S H I (Sequel Of Cinta Khanindra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang