Part 04. Bertemu Intelejen Polisi

65 12 15
                                    

  "SELAMAT MEMBACA!"

-
-

-

-
-

    Sebuah layar iklan yang tertempel di gedung-gedung pencakar langit Loveland City. Layar tersebut memunculkan iklan minuman lemon segar. Mataku terpaku dengan iklan tersebut karena di sana terdapat dancer yang tengah ramai. Seorang pemuda berusia 24 tahun yang memiliki tubuh tinggi semampai, rambut berwarna blonde dan tampan. Dancer tersebut bernama Taki Matsumoto.

    Iklan selanjutnya muncul lagi foto-foto Taki yang memiliki potensi dancer terbaik tahun ini. Setelah menonton iklan itu, aku kembali berjalan menuju toko roti langgananku. Toko roti yang sering aku kunjungi yaitu "My Love Bakery" di sana beraneka ragam roti ada di sana dan roti yang aku sukai adalah roti brownies cokelat keju. Cokelat selalu menjadi rasa favoritku. Siapa sih yang gak suka dengan rasa cokelat penggoda itu.

 Siapa sih yang gak suka dengan rasa cokelat penggoda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Lonceng berbunyi ketika pintu ku dorong. Aroma adonan roti memenuhi indera penciumanku membuat siapa saja yang menciumnya akan ngiler. Seorang wanita paruh baya tersenyum ramah sambil melambaikan tangan ke arahku. Beliau adalah pemilik toko My Love Bakery, kami saling mengenal satu sama lain karena aku sering beli di sini.

"Pasti ingin membeli brownies cokelat kan?" tanyanya menebak, ku balas anggukkan mantap.

"Tentu saja, Bu Zul. Satu brownies cokelatnya ya." kataku tersenyum.

  Bu Zul memberikanku satu kantong cokelat berisikan dua box brownies cokelat keju. Aku tercengang melihatnya,"kan aku pesan satu?" kataku.

"Ini buatmu, Maya. Ambilah! Itu gratis."

"Tapi, Bu Zul. Aku mau beli bukan minta." kataku mengeluarkan beberapa uang.

Namun, Bu Zul memegang tanganku erat sambil menggeleng. "Tidak, simpanlah uangmu untuk biaya kampusmu. Sekali-kali berbagi, apa salahnya?" katanya.

  Bu Zul menatapku masih dengan senyuman ramah penuh kasih sayang itu. "Aku kasih brownies itu buat sedekah dan itung-itung hadiah untukmu sebagai penulis muda." kata beliau membuatku tertegun mendengarnya.

   Ada rasa bahagia dalam hatiku saat Bu Zul memberikanku dukungan untuk menulis. Bu Zul sudah tahu betul kalau aku ini memiliki hobi menulis dan sudah beberapa buku terbit serta terjual. Uang hasil dari buku tersebut untuk biaya tambahan hidupku. Walau aku satu bulan sering mendapatkan transfer dari kedua orang tuaku dan apa salahnya untuk mencari uang tambahan.

   Setelah keluar dari toko roti. Aku berjalan santai sambil menenteng kantong berisikan roti brownies. Jalanan masih ramai di siang hari ini, mengingat iklan minuman lemon Taki tadi. Aku jadi ingin membeli minuman lemon tersebut di super market.

Evol & Love {PROSES PENERBITAN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang