"SELAMAT MEMBACA!"
-
--
-Suasana damai begitu terasa ketika sampai di tempat cafe sederhana ini. Aroma kopinya sungguh menggugah selera sekali, di tambah alunan musik klasik yang mengusir rasa sunyi ruangan ini. Tempatnya juga tidak terlalu ramai. Aku melihat beberapa pasang tengah asik mengobrol satu sama lain dan ada satu circle juga berada di pojokkan sambil bermain kartu uno.
Aku melihat luar jendela mengamati jalanan luar. Carlos datang setelah memesankan minuman. Mata hijau itu terus memerhatikanku."Apa kamu sudah lama bekerja di perusahaan Zean?" tanyanya membuka topik obrolan.
Aku menggeleng sebagai jawaban. "Tidak juga, aku melakukan meeting itu untuk membahas proyek film. Tuan Zean ingin membuat film dari novelku yang baru saja ingin ku terbitkan. Bukankah, aku penulis beruntung?" kataku membuat pria di hadapanku menyunggingkan senyuman kecil di bibirnya.
"Selama ini bukuku belum ada yang diangkat sebagai film dan ini pertama kalinya, aku sampai di titik itu." lanjutku.
"Kau penulis yang hebat!" pujinya padaku.
"Pasti bukumu itu memiliki alur yang bagus sehingga Zean tertarik. Film yang di sutradarai oleh Zean banyak sekali yang sukses apalagi sekarang, kau menggandeng aktrist yang kini naik daun yaitu Rumi Taylor. Sebuah keuntungan yang besar." katanya ku balas anggukan mantap.
Seorang pelayan membawa nampan dan dua kopi menuju ke meja kami. Di sajikan dua kopi tersebut dengan senyuman ramah. Aku menatap kopi susu tersebut dan perlahan menyeruputnya. Rasa nikmat kopi itu masuk ke dalam tenggorokkanku, manis dan hangat membuat tubuh ini terasa rileks. Sedikit demi sedikit, aku menyeruput kopi itu dan meletakkan kembali di atas meja.
Melihat Carlos juga menikmati kopi hitamnya penuh kenikmatan. "Jadi polisi sepertimu pasti merepotkan apalagi di waktu santaimu. Tiba-tiba ada panggilan masuk bahwa penjahat di luar sana mulai beraksi." kataku tiba-tiba sehingga ia berhenti menyeruput kopinya.
Menghela nafas kasar, matanya kembali menatapku. Mengedikkan kedua bahu,"ya begitulah. Apalagi intelejen polisi seperti itu. Aku menjadi peran penting menangkap penjahat dalam penyamaran."
"Apakah kamu mau ikut denganku malam ini?" tanyanya menawarkanku sekali lagi untuk kedua kalinya setelah menikmati kopi di cafe.
Dahiku berkerut sedikit memiringkan kepala menatap Intelejen Polisi satu ini. Begitu banyak adrenalin di dalam dirinya dan bakal mencari beberapa tantangan di luar sana. Yang pasti Carlos melakukan itu semua dengan rasa ketenangan tanpa ada rasa panik.
"Gimana mau ikut?" tanyanya lagi sehingga aku bersandar di kursi. Mencoba berpikir sejenak, apakah aku pantas ikut dengannya?
Mengingat kejadian waktu itu, aku gak bisa melakukan apapun selain lari sedangkan Carlos? Ia adalah salah satu Evol di Loveland City. Menggaruk tulang hidungku yang gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evol & Love {PROSES PENERBITAN}
Fantasíaudpate (23-09-24) The end (01-11-24) (Status: akan di terbitkan) Maya Lydiana hanyalah gadis biasa yang mencintai teman sekelasnya dalam diam. Namun, teman yang disukainya malah mencaci maki Maya dan meremehkannya setelah tahu, Maya suka padanya...