Part 11. Meeting

33 6 4
                                    

   "SELAMAT MEMBACA!"

-

-

-

   Kedua kakiku berjalan santai lalu mulai berlari kecil mengelilingi taman. Hari ini, aku memutuskan joging sejenak di pagi hari sebelum menuju gedung perusahaan yang di pimpin oleh Zean. Sebentar lagi proyek filmnya akan di mulai jadi aku juga harus mempersiapkan diri dan jauh lebih tenang, tidak setres saat meeting nanti.

    Setelah selesai berlari kecil, aku duduk di bangku taman meluruskan kedua kaki dan meminum air mineral. Keringat mengucur deras di pelipisku. Joging bentar aja, sudah mengeluarkan banyak keringat dan tenaga. Masa aku olahraga bentar sudah mengeluh seperti ini? Kalah dengan semangat Raka kemarin di turnamen basket.

  Ketika aku memerhatikan orang-orang menikmati keindahan taman Loveland City dan anak-anak bermain. Pikiranku tiba-tiba teringat dengan Rumi, gadis itu sangat cantik sekali dan ketika aku bertemu dengannya kemarin. Aku tidak melihat ia bersama bodyguardnya, ia hanya sendirian dengan supir pribadinya.

Di sisi lain aku teringat "Raven", kelompok itu belum ada kabar atau memang sudah hanyut? Tidak tahu, tapi perasaanku sedikit khawatir. Melirik ke arah ponsel waktu sudah menunjukkan angka 07.45 A.M—dengan cepat, aku harus kembali ke apartemen dan menuju ke tempat tujuan meeting bersama Zean.

   Di perjalanan, aku berada di dalam bus umum. Berdiri sambil memegang pegangan bus khusus orang yang berdiri. Bisa dikatakan dalam bus ini lumayan ramai dari biasanya. Ketika bus berhenti di salah satu halte, aku melihat seorang pria berjaket hitam—jaket tersebut seperti pernah ku lihat sebelumnya. Jaket dimana, orang yang pernah membuntutiku dan ingin melukaiku.

Orang tersebut melewati ku dan berdiri di belakang, menundukkan kepala. Aku mencoba mengabaikannya dan menunggu halte berikutnya tiba. Beberapa saat kemudian, bus kembali berhenti di halte selanjutnya dan waktunya aku turun. Ketika aku turun, melirik sedikit ke belakang, ada setidaknya empat orang turun dari bus dan salah satunya adalah orang berjaket hitam itu.

  Seketika aku langsung mempercepat langkahku. Takut, kalau kejadian kemarin terjadi lagi padaku bisa gawat! Berlari kecil menuju gedung pencakar langit. Akibat buru-buru sehingga tidak memerhatikan jalan. Tubuhku menabrak seseorang membuatku jatuh tersungkur sedangkan minuman yang di genggam orang itu terjatuh.

Untungnya, minuman tersebut tidak mengenai pakaianku. "Maafkan aku?!" kataku perlahan mendongak. Mataku melotot ketika sadar yang aku tabrak barusan adalah Carlos.

"Carlos?!" pekikku masih kaget.

Mengapa ia ada disini?—batinku mulai bertanya-tanya.

Ia mengulurkan tangannya padaku, berkata,"kau tidak apa-apa?! Lain kali, kalau jalan tuh santai aja. Jangan buru-buru seperti di kejar anjing penjaga."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Evol & Love {PROSES PENERBITAN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang