Part 06. Bertemu dan Ajakan Zean

42 8 3
                                    

"Selamat Membaca!"
-
-
-
-
-

    Melihat beberapa staff berjalan mondar-mandir menjalani kesibukkan pekerjaan mereka sedangkan aku duduk di kursi tunggu. Menunggu salah satu pegawai penerbit memanggil Zean, sutradara film yang akan mengangkat salah satu karya novelku di layar lebar. Sampai saat ini, aku masih tidak percaya bisa bertemu dengannya.

   Wanita tinggi semampai memakai pakaian formal setelan merah maron menghampiriku. Aku segera bangkit berdiri.

"Dengan Nona Maya Lydiana?" tanyanya ku balas anggukkan kepala.

"Nona sudah di tunggu oleh Tuan Zean. Mari ikuti saya menuju ke ruangannya." katanya.

Aku mengikutinya menuju ke ruangan Zean. Jantungku berdebar-debar tidak karuan. Bagaimana reaksi ia membaca novelku sampai-sampai memutuskan untuk tampil ke layar lebar. Setelah sampai ke ruangannya, wanita itu membuka pintu dan mempersilahkan ku masuk ke ruangan.

  Pintu tertutup dan aku menatap seorang pria memakai pakaian formal berwarna hitam. Aku melihat dasinya dibiarkan kendor dan kemeja putih itu ada beberapa kancing yang sengaja terbuka. Alisku naik ke atas, heran. Apakah ia benar-benar sutradara film? Jika dilihat-dilihat ia fokus banget ke laptopnya tanpa menyadari kehadiranku.

   Ruangan ini bisa dibilang seperti ruangan kantor pada umumnya dan rapih. Di dalam ruangan ini ada dua ac, ada juga lampu tidur beraneka bentuk terutama bentuk bebek dan kelinci di salah satu rak. Aku hendak berdehem pelan bermaksud untuk mengalihkan perhatiannya dari layar laptop itu. Namun, Zean sudah angkat bicara.

"Kamu yang bernama Maya Lydiana penulis buku berjudul My Future Love?" katanya mengalihkan pandangan dari laptop ke arahku.

  Mata tajam dan alis tebalnya membuatku sedikit terkesima. Belum lagi rambut pirangnya itu. Rasa gugup mulai menyerangku. Ingin menjawab pertanyaan Zaen, rasanya tuh susah banget. Keringat dingin mulai mengucur dari pelilisku. Sekuat tenaga, aku mencoba rileks dan gak ada namanya ketegangan di antara kami berdua.

 Sekuat tenaga, aku mencoba rileks dan gak ada namanya ketegangan di antara kami berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, aku yang menulis My Future Love. Cerita baruku yang akan ku terbitkan ke penerbit ini." ucapku berusaha tidak gugup.

  Jantungku semakin lama semakin berdetak kencang tak karuan. Zean mengangguk sebagai respon jawabanku. Ia menyuruhku duduk di kursi depan mejanya. Aku mengiyakannya dan duduk.

  Wajah Zean dari dekat sangat mulus banget jadi pengen cubit pipinya. Lalu Zean kembali menatap laptopnya sejenak dan berkata,"saya memanggilmu datang ke sini untuk membahas tentang pengangkatan novel ke layar lebar. Menurutmu, kau setuju jika novelmu akan tayang ke layar lebar nanti?"

"Royalti penulis 30% saja dan itu sudah ketentuan. Jadi Nona Maya, apakah kamu menyetujuinya? Karena saya suka sama isi ceritamu, bagiku alurnya unik." lanjut Zean melihatku meminta jawaban.

Evol & Love {PROSES PENERBITAN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang