19

351 23 1
                                    

Kini di sebuah rumah bertingkat dua ditengah hutan yang dikelilingi pagar tinggi yang jauh dari penduduk dan jalan raya.
rumah itu keliahatan layaknya tidak berpenghuni,jika ada orang lewat pasti  mereka akan mengira bahwa rumah itu adalah rumah terbengkalai.
Tapi jika seoarang masuk kedalam rumah itu pasti akan terkejut karena didalam rumahnya kelihatan cukup mewah,tidak terlihat seperti dibagian luarnya yang keliahatan menyeramkan.

Pemilik rumahnya adalah megan yang sudah dibelinya seminggu yang lalu,ia sengaja mendesain rumahnya seperti itu karena memang pada dasarnya ia sangat menyukai rumah yang bersuasana horror.

Terlihat lara yang masih betah memejamkan matanya, karena belum tersadar dari pingsannya.
Wajahnya terlihat sangat pucat dan mengalami demam tinggi,Tubuhnya terasa panas dingin.

Tak lama kemudian lara mulai tersadar dari pingsannya, ia membuka matanya dan menatap sekeliling ruangan itu, yang ia lihat adalah ruangan yang cukup redup dan minim pencahayaan.

"Aku dimana ini? " Gumamnya yang masih bingung karena berada di ruangan yang sangat asing,dia tidak pernah melihat tempat ini sebelum nya.

Ia kembali mengingat terakhir kali ia dibawa paksa oleh kaka tirinya malam itu, ia segera bangun dan memegang kepalanya yang terasa sangat pusing karena afek demam.

Ia melangkah ke arah jendela untuk melihat keluar, yang dia lihat adalah pemandangan hutan, kini perasaannya gelisah dan rasa takut.

Ia terus menatap disekitar rumah itu melalui kaca jendela yang berada di lantai dua yang terlihat sangat sepi hanya ada suara burung di pepohonan yang berkicauan.
Ia kembali teringat perkataan kakak tirinya waktu itu,bahwa ia akan membeli rumah ditempat yang jauh dari penduduk, apakah rumah ini yang dimaksud megan pikirnya.

Ia benar-benar sangat panik dan gelisah karena mengetahui bahwa dirinya sudah dikurung lagi sama kakak tirinya.

Lara kembali terisak karena ia sangat ketakutan sekarang,ia terus berusaha mencari cara untuk keluar tapi sayangnya usahanya hanya sia-sia saja.

Tak selang berapa lama pintu kamar terbuka dan terlihat megan yang baru masuk kedalam kamarnya.
Ia tersenyum senang karena melihat lara sudah sadar dari pingsannya.

Seketika membuat tubuhnya  gemetar karena ketakutan, ia merasa sangat trauma jika bersama kakak tirinya.

"Akhirnya kamu sudah sadar juga sayang? " Ucap megan yang jalan mendekati lara yang masih berdiam diri didekat jendela.

Lara segera ingin menghindari ketika megan berjalan mendekati nya.

Tapi megan langsung menahan tubuhnya dan memojokkan dirinya ke tembok.

"Kenapa kamu selalu menghindari ku? " Ucap megan yang sudah menghimpit tubuh lara.

Lara tak menjawab pertanyaan kakak nya,ia terus mendorong tubuh megan agar menjauhinya.tapi megan malahan semakin menghimpit tubuh lara, sehingga tidak ada jarak di antara mereka.
Ia terus menatap wajah lara yang sudah ketakutan.Ia sangat menyukai jika lara dalam keadaan ketakutan seperti ini, karena itu akan membuat dirinya semakin ingin menjamah tubuh adiknya.

"Kak pliss... Hikss... " Ucap lara kembali terisak yang masih berusaha mendorong tubuh megan agar menjauhinya.

"Pliss apa humm..." Ucap megan,dengan tiba-tiba ia memasukan kedua tangannya ke dalam baju lara dan langsung meremas kedua payudara lara dengan kuat.

"Arghh... Lepasin kak! " Ringis lara yang merasakan sakit di payudara.

"Sepertinya payudara mu sangat merindukan remasanku,kan? pasti dibagian bawahmu juga sudah basah karena merindukan sentuhan ku hum...? " Goda nya.berbisik ditelinga lara dengan nada sensual.

"Gila! Lepasin kak hikss..." Ucap lara berusaha melepaskan tangan megan yang masih asik meremas kedua payudaranya.

Lara  pun menendang kuat kaki megan dan mendorong tubuh kakaknya hingga tubuh megan termundur beberapa langkah ke belakang,seketika membuat megan menatap tajam dirinya dengan penuh rasa amarah.lara menoleh ke arah pintu kamar yg masih dalam keadaan terbuka,ia pun segera berlari ke pintu,tapi megan dengan cepat menarik tangan lara dan mendorong kuat tubuhnya hingga terjatuh ke lantai.

Lalu megan menutup pintu kamar dengan keras dan segera menguncinya.

Ia melangkah mendekati lara yang terjatuh di lantai dan segera menjambak kuat rambutnya.

"Arghh... Lepasin hiksss sakit...! " Ringis lara merasakan sakit di kepalanya.

"Brengsek!! Berani sekali kamu menolak ku dan ingin kabur dari ku!! " Bentak megan yang sudah emosi.

"Hiksss... Aku gak mau tinggal disini dan aku gak mau tinggal sama orang gila seperti kakak!! " Ucap lara.

"Haha kamu benar! aku emang gila,karena dengan kegilaan ku! aku berhasil membunuh temanmu itu!! Dan asal kamu tau ya?! yg mengirim chat sama kamu malam itu adalah aku.
karena aku memang ingin memberi kejutan atas kematian temanmu! sebagai balasan karna kamu sudah berani kabur dari ku!!" Ucap megan tertawa puas.

Seketika lara semakin menangis mendengar perkataan megan,ia begitu kaget dan tidak menyangka bahwa kakak tirinya yang telah membunuh dela.

"Hikkss...kenapa kakak tega lakuin itu!! Apa salah dia hiksss?!...kk benar-benar gak punya hati!  wanita psikopat seperti kakak seharusnya sudah mendekam didalam penjara!!"

"Salahnya karna dia udah berani bawa kamu kabur dariku!! dan polisi bodoh itu pun gak akan pernah bisa menangkap ku,karena aku bermain dengan sangat rapi.semua jejak dan barang bukti  sudah aku bereskan, sehingga polisi pun gak akan pernah bisa menemukan siapa pelakunya! "

"Aku benar-benar sangat membenci kakak!! " Tangisnya. Kini hatinya benar-benar hancur setelah mengetahui fakta bahwa kematian dela karena ulah kakak tirinya.

"Aku gak peduli! Tapi sebenci- bencinya dirimu sama aku, tapi toh kamu tetap menikmati setiap sentuhan ku kan? Yg jelas kamu akan selalu berada dibawah kendali ku! dan aku akan tetap bisa menikmati tubuhmu selamanya di rumah ini. "Ucapnya langsung melepaskan jambakan dengan kasar.
lalu ia melangkah pergi ke sebuah lemari mengambil tali cambukan, lara yang melihat megan memegang tali cambukan pun semakin panik dan takut.

Ia kembali berdiri untuk menghindari kakak tirinya yang sudah menatap tajam ke arahnya.

"Aku bakal cambuk kamu pakai cambukan ini sebagai hukuman karena kamu sudah berani kabur dari ku! Ucapnya melangkah menghampiri lara.

" Hiksss jangan kak....!! "Ucap lara berusaha menghindari megan yg mendekati nya.

" Sini kamu!! "

Megan mencengkram kuat lengan lara lalu mendorongnya ke lantai,setelahnya ia mulai mencambuk tubuh lara dengan kuat beberapakali.  hingga tangan lara terlihat memerah dan sedikit mengeluarkan bercak darah, cambukan itu juga mengenai wajahnya yang membuat wajahnya terlihat lebam dan punggungnya juga beberapa kali terkena cambukan.

"Arghh....Ampun kak.... Hiksss... Sakit...!! " Tangisnya yang tak kuat menahan rasa sakit di tubuhnya.
Kini tubuhnya terlihat gemetaran, ia duduk memeluk lututnya,suhu badannya semakin panas kepalanya juga terasa sangat pusing.

"Ibu.... Hikssss... " Ucapnya pelan.
Yang masih dapat didengar oleh kakaknya.

Seketika membuat megan kembali terdiam mematung menatap adiknya yang menangis dengan tubuhnya yang gemetar ada rasa tak tega didalam dhatinya.
ia pun segera menghampiri adiknya dan mengendong tubuh lara ke atas ranjang lalu membaringkan nya.

"Maafin aku sayang, aku gak bermaksud menyakiti mu" Ucap megan, yang berada diatas tubuh lara sambil memeluk erat tubuh adiknya.

"Hiksss... Lebih baik kakak bunuh aja aku daripada aku hidup hanya untuk menderita" Ucap lara menangis sesenggukan.

"Usstt.... Jangan katakan seperti itu.
aku marah karena kamu sudah kabur dari ku,karena aku takut kehilangan mu, aku mohon belajarlah untuk mencintaiku karena aku mencintaimu sayang. "Ucap dengan lembut, ia pun menghapuskan air matanya dan mengecup singkat bibir adiknya.







Next...

Stepsister Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang