6

620 24 0
                                    

Lara yang baru saja bangun dari tidurnya langsung menatap ke samping nya ternyata sudah tidak ada megan disampingnya.ia beralih mengambil ponselnya di atas meja, ia langsung menghidupkan layar hpnya dan melihat jam sudah menunjukan pukul 9 pagi.
Ia menghembuskan nafas kasarnya,ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa begitu lengket.
Ia kembali terisak kala ia mengingat kejadian semalam yang membuat nya begitu trauma, ingin sekali ia melaporkan semua kelakuan bejat megan terhadap dirinya pada papanya, tapi saat ia mengingat kembali ancaman megan pada dirinya,ia kembali frustasi tidak punya pilihan selain menuruti keinginannya.

Beberapa hari kemudian...

Sudah beberapa hari ini megan terus mengurung lara didalam kamar.
Agar dia tidak pergi kemana-mana, lara hanya bisa menangis didalam kamar.ia ingin sekali orang tuanya cepat pulang dari Jepang, ia sudah tidak tahan dengan perlakukan megan,kali ini ia benar-benar ingin melaporkan semua perlakukan megan yang sudah memaksa dirinya untuk melakukan hubungan intim bukan hanya itu saja megan juga melakukan kekerasan fisik kepada dirinya jika ia menolak keinginannya.sekarang ia tidak peduli lagi dengan semua ancaman megan lebih baik ia mengadukan semuanya pada papa dan ibunya.

Lara yang tengah duduk disofa kamarnya sambil menonton TV, saat ini memikirkan untuk mencari pekerjaan baru.ia sempat minta bantuan kepada dela untuk membantu dirinya cari sebuah pekerjaan untuknya.
Dela memberitahukan kepadanya bahwa disalah satu restoran ada membutuhkan seorang pekerja sebagai pelayan.

Lara cukup senang karena ia mendapatkan pekerjaan baru,walaupun ia bekerja sebagai pelayan.
Padahal papa tirinya pernah menawarkan dirinya untuk bekerja dikantor perusahaan nya tapi lara menolak, karena ia tidak mau terlalu merepotkan papanya jadi ia lebih milih bekerja di tempat kerja yang lain.

Saat tengah asik menonton TV ia melihat sebuah berita kecelakaan pesawat jatuh, yaitu rute Jepang dan indonesia.
Ia kaget mendengar berita itu, ia mengingat bahwa orangtuanya masih berada di Jepang,tapi ia kembali ingat sebuah pesan tadi pagi dari ibunya bahwa mereka akan pulang 2 hari lagi.
jadi ia tidak terlalu cemas, ia juga merasakan sedih dengan semua korban kecelakaan pesawat itu.

Beberapa jam kemudian.

Lara pun terus mengikuti berita itu,sampai pada akhirnya ia mendegar penyiar berita mengatakan jasad korban tidak dapat ditemukan karena hancur saat pesawat meledak, tapi para petugas penyelam juga menemukan beberapa identitas para korban yang berserakan di dasar laut di antara serpihan pesawat.

Ia terus menyaksikan berita itu, saat ini ia melihat para petugas penyelam sudah naik ke atas kapal dan memperlihatkan sebuah indentitas para korban yang sudah ditemukannya.

"Saat ini kami telah menemukan kartu identitas para korban yaitu pak aditya mahendra dan ibu laurena yang sudah ditemukan. "
Suara dari penyiar TV.

Lara yang mendengar nama korban yang disebut itu adalah papa tirinya dan ibunya, begitu shock berat dengan tubuhnya gemetar ia menangis lemas terduduk dilantai.

"Gak! Itu gak mungkin mereka! " Tangis lara pecah.

"Ibu.... Hikssss!"

"Bahwa pak aditya pemilik perusahaan besar mengalami kecelakaan pesawat bersama istrinya saat perjalanan pulang dari Jepang ke Indonesia."ucap penyiar berita tv.

Lara  yang kembali mendengar berita itu ia semakin menagis sejadi-jadinya, ia tidak punya siapa-siapa  lagi sekarang.

"Ibu hikssss.... Hiksss... Kenapa kalian pergi secepat ini!! " Tangis lara dengan keras ia tidak peduli sekarang.

Ditempat lain.

Megan yang duduk di ruang kerjanya, menghembuskan nafas kasarnya.
antara senang dan sedih mendengar kabar berita bahwa orang tuanya kecelakaan pesawat dan jasad mereka tidak dapat di temukan karena hancur.

Ia duduk menatap ke arah kaca jendela di ruang kantor nya dari lantai 12 menatap ke arah kota jakarta yang begitu ramai.

Sambil menghisap sebatang rokok untuk sedikit menenangkan pikiran nya.

"Aku gak nyangka papa akan pergi secepat ini" Gumamnya sedikit meneteskan airmata nya, sambil menghembuskan asap rokoknya.
Ia langsung segera menghapus air matanya dan setelahnya ia kembali tersenyum smirk.

"Baguslah!...artinya aku gak perlu repot-repot membuang tenaga ku untuk menyingkirkan nya. "gumamnya lagi.

Ia melihat jam tangan nya sudah menunjukkan pukul lima sore, lalu ia bergegas untuk pulang ke rumah nya.
ia mengingat wajah lara yang membuat dirinya semakin bersemangat,karena sekarang tidak ada lagi orang yang akan menghalangi nya untuk memiliki lara seutuhnya.

"Akhirnya sekarang kamu akan menjadi milikku seutuhnya, tunggu sebentar sayang aku akan pulang."gumam nya dengan senang.

Ia pun masuk kedalam mobil dan melajukan kecepetan mobilnya,meninggalkan area  gedung kantor nya.








Setelah beberapa lama lara menangisi kepergian orangtuanya,ia segera menghentikan tangisannya.
Kini ia hanya memikirkan untuk kabur dari rumah ini,lara terus berusaha membuka pintu kamar nya yang terkunci rapat, ia ingin segera keluar dari rumah ini sebelum megan pulang dari kantor nya.
Ia benar-benar ingin kabur tapi ia bingung bagaimana caranya untuk keluar dari rumah ini, ia pun berlari ke arah balkon dan menatap ke bawah yang begitu tinggi.

"Sial kenapa tinggi banget! Gak mungkin aku lompat dari atas sini." Ucapnya sambil menatap ke bawah dengan frustasi.

Ia pun mempunyai ide, ia berlari ke arah kamar lalu mengambil beberapa selimut didalam lemari, lalu ia mengikat dan menyambung selimutnya menjadi panjang.
Setelah selesai,ia langsung mengikatnya di pagar besi balkon dengan kencang, setelahnya ia langsung turun dan memegang kuat selimutnya, akhirnya ia berhasil turun.

Lara langsung menaiki motornya dan keluar dari rumah itu.
Sekarang ia tidak memperdulikan bajunya yang masih tertinggal di sana, yang terpenting ia bisa kabur dari rumah itu.
ia akan memakai baju lamanya yang masih ada di rumah lamanya. Tapi sekarang ia tidak ingin pulang ke rumah nya yang lama,pasti megan akan mencari dirinya kesana.
Jadi untuk sementara ini, ia akan menginap di rumah dela.

Lara melajukan kecepatan motornya dengan perasaan yang sedih, sepanjang jalan ia tidak berhenti menangis karena mengingat ibunya yang sudah tiada sekarang.

"Hiksss... Ibu kenapa cepat sekali pergi tinggalin aku hiksss.... " Gumamnya sesegukan.

Ia semakin melajukan kecepatan motornya hingga ia tidak sedikit fokus ke arah jalan, karena perasaannya begitu sedih dan kacau.

Saat lara terus melajukan motornya,lara sampai tidak sadar bahwa ia salah mengambil jalan, tiba-tiba ada sebuah mobil hitam dari arah depan yang juga melaju menabrak motornya.
hingga tubuhnya terpelanting beberapa meter, kepalanya terbentur mengenai  tiang listrik. Untungnya ia memakai helm jadi kepalanya tidak terlalu terluka parah tapi juga mengeluarkan sedikit darah dari kepalanya.
Cuma bagian kaki kanannya yang tampak terluka parah yang mengeluarkan banyak darah.

Lara merasakan sangat pusing dan sakit dikepalanya,ia masih dalam keadaan sadar tapi lama kelamaan pandanganya mulai kabur.samar-samar ia melihat seseorang yang turun dari dalam mobil yang sudah menabraknya.

Ia kaget melihat seseorang  yg dia kenal,orang itu pun pergi menghampiri nya yang sudah  terbaring lemas di pinggir jalan yang begitu sepi.

"Kak megan? " Ucap lara pelan, setelah mengucapkan itu pandangannya menggelap dan dia tidak sadarkan diri.

"Cih! Merepotkan saja,Berani-beraninya kamu kabur dariku" Ucap megan yang juga kaget melihat siapa orang yang telah ia tabrak,ternyata orang itu adalah lara.
lalu ia mengangkat tubuh lara membawanya masuk ke dalam mobilnya,ia pun segera membawa lara  ke rumah sakit.

Next...

Stepsister Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang