Part 11

7 2 0
                                    

"Gituloh Ca, coba kamu bayangin gimana prustasinya jadi aku" kesal Nala selesai menceritakan mimpi yang dialaminya semalam.

Benar, di part 5-10 sebelumnya, itu merupakan mimpi yang dialami Nala. Kisah cinta yang selalu ia sebut dalam halusinasinya setiap sebelum tidur. Dengan kondisi yang persis seperti apa yang ada.

Nala menunjukkan bibir cemberutnya, hatinya sangat patah pagi itu, seperti baru putus.

"Ah Nala, makanya jangan kebanyakan halu" saut Axello.

Nala menceritakan itu di ruangan milik mereka yang terisi penuh. Yang tentunya, mereka semua mendengar cerita Nala.

Nala menaruh kepalanya di meja, ia sangat tidak semangat pagi itu.

"Nala, kok galaunya beneran?" tanya Aira sambil menatap Nala penuh kasihan.

"Tapi berarti ini Nala udah moveon dari Baskara, benar?" saut Kalea.

Tidak ada sautan dari Nala, ia benar-benar tidak semangat.

"Yah, Nalanya sedih" ucap Axello penuh lesu.

Caca merangkul pundak Nala, kemudian membisikkan sesuatu padanya.

"Keenan Adrean Kezafhan"

Nala menatap Caca dengan sinis, bertanya apa maksudnya.

"Rey" lanjut Caca.

Nala kembali menaruh kepalanya di meja, ia benar-benar tidak semangat pagi itu.

***

Beberapa bulan berlalu, kini waktunya mereka kembali ke sekolah masing-masing. Saat itu, 2 Oktober 2023, mereka pergi ke sekolah mengenakan pakaian batik, dikarenakan memperingati hari batik.

Dengan penuh rasa takut, Nala mulai menginjakkan kakinya memasuki area sekolah. Sambil menundukkan kepalanya, ia berjalan dengan ukuran lebih cepat dari biasanya.

"Kanala" teriak seorang perempuan yang suaranya tidak asing bagi Nala.

Nala menoleh, ia menemukan Yurika yang sedang berlari ke arahnya.

"Bareng ya" ucap Yurika.

"Ayo"

"Gimana An PKLnya?" tanya Yurika.

"Seru kok, kamu gimana? Sama Lulu dan Riki ya?" tanya Nala.

"Seru banget, Riki ada mulu gebrakannya" jawab Yurika.

"Ah, gak heran diama, di kelas juga gamau diem" jawab Nala kemudian mereka berdua tertawa pelan.

Kini, mereka sudah tiba di depan kelas, Nala masuk dengan tatapan penuh rasa excitednya, kemudian memeluk Lily.

"Kangen" ucap Nala sambil memberikan tatapan penuh berbinarnya.

"Sama" jawabnya sambil memeluk erat Nala.

Sejak 3 bulan lalu, mereka benar-benar tidak pernah bertemu, atau bahkan membuat agenda untuk main bersama.

Hal tersebut dikarenakan jarak PKL mereka yang berkisar lebih dari 20 KM, juga jarak rumah yang berbeda belasan KM.

Selain itu, tentu saja kegiatan PKL ini sangat melelahkan, yang membuat mereka butuh waktu untuk beristirahat.

Nala melepaskan pelukan tersebut, melihat beberapa temannya yang lain. "Aku kangen kalian" ucap Nala sambil cemberut.

"Sama" jawab mereka semua berbarengan.

Mereka berlima, kini saling berpelukan satu sama lain. Tanpa Lily, dan keempat lainnya.

Seni Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang