Hari hari berlalu, Nala masih memikirkan arti dari mimpi yang ia alami saat masih PKL dulu.
"Ca, kapan ya aku punya pacar yang kaya Rey?" tanya Nala asal-asalan.
"Reyan maksud lo?" tanya Caca sambil menekankan kata Rey.
"Rean mulu, ogah banget gue suka sama yang mirip mantan" ucap Nala dengan penuh ogah-ogahan.
Caca terkekeh melihat tingkah Nala, "Awas aja kalo beneran suka" ingat Caca.
"Ih gila, siapa juga yang mau suka sama dia" keras Nala.
Tentu saja Nala menolak, Nala ini bukan tipe yang suka dengan seseorang karena mirip masalalunya.
Meskipun Nala tidak pernah disukai seseorang karena mirip mantannya, namun Nala tentu tau bagaimaaa sakitnya kalau tau akan hal tersebut. Maka dari itu, Nala tidak ingin memperlakukan seseorang selayaknya Nala tidak ingin diperlakukan.
"Sayang banget, Rean pinter loh padahal" ucap Caca dengan penuh nada menggoda. Namun Nala dengan pertahanannya, ia harus kokoh dan tidak koyah sedikitpun.
"GUE JUGA PINTER" kesal Nala, kemudian berjalan meninggalkan Caca.
"Eh bajigur, tunggu gue lah"
Nala masuk lebih dulu ke ruangan yang digunakan untuk kumpulan English Club. Disana, sudah banyak sekali junior dan teman seangkatan Nala.
Nala dan Caca baru saja kembali dari kantin, mereka kelaparan selama kumpulan, jadi memutuskan untuk jajan dulu sebentar.
"Abis darimana, An?" tanya Rea yang sedang berdiri dengan Nata dan Lily.
"Toilet" jawab Nala berbohong.
Tidak mungkin kalau Nala menjawab kantin, karena banyak sekali junior disana.
***
Beberapa hari berlalu, Nala pergi mengunjungi Lab untuk pertama kalinya. Tentu saja, Nala membuat video perjalanan mereka. Dengan wajah yang penuh excited untuk menyambut ruangan baru mereka. Ruangan yang sebelumnya belum pernah mereka injak sejak 2 tahun terakhir.
"Ih aku mau dekat AC ah" seru salah satu perempuan, yang diikuti segerombol circlenya.
"Aku disini, cuy ayo sini" seru satu lainnya, sambil mengajak beberapa temannya.
Padahal, selama perjalanan Nala berjalan paling depan, kenapa ia tidak kebagian komputer dekat pintu masuk, yang berdekatan juga dengan AC?
Dengan penuh terpaksa, Nala ikut berjalan dengan Lily.
"An, kamu dimana?" tanya Lily sambil menunjukkan sederet bangku disana.
"Sini ajalah, gapapa kan?" tanya Nala memastikan.
"Gapapa, emang seharusnya kamu di tengah, biar aku dan Nata bisa nyontek dengan mudah" jawab Lily bercanda.
"Sialan" kesal Nala, kemudian duduk disana.
Nala dan teman-temannya duduk bersebelahan, mereka berbincang dengan sangat asyiknya. Selain mereka, tentunya yang lain juga ikut bercanda dengan rekan sebelahnya masing-masing.
"Kanala liat Riko, Ba..." ucap Riko yang ternyata duduk tepat di depan Nala. Mereka hanya terhalang papan yang berukuran kurang lebih 50 CM.
"HAHAHAHA" seisi Lab tentunya tertawa melihat tingkah Riko itu. Terutama Nala, ia tidak pernah menyangka bahwa Riko akan melakukan tingkah se konyol ini.
Keadaan mulai hening setelah beberapa menit berlalu, Nala yang suntuk, ia terpikir akan hal yang cukup gila.
"Guys guys" bisik Nala memanggil kedua temannya, yang duduk tepat di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seni Mencintai Dalam Diam
Teen FictionCerita yang ditulis berdasarkan kisah yang dialami langsung oleh sang penulis. Kanala Aiozya Galeena, seorang siswi dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan, siap menyapa kalian dengan lika liku perjalanan cintanya. Seni mencintai dalam diam, beris...