Nala baru selesai dari kumpulan Osis, ia sedang duduk di dekat pos satpam sekolahnya, menunggu temannya datang menjemput. Mereka sudah membuat perjanjian akan pergi bersama, dan temannya mau menjemput Nala di sekolah.
Brakkkkkk
Suaranya sangat keras. Nala segera berlari keluar gerbang, untuk melihat apa yang terjadi disana. Saat itu, jalanan sangat sepi, tak ada orang lain selain Nala dan korban tadi.
"Kak, Kak aku izin lepas helmnya ya" ucap Nala yang panik sendirian.
Nala membuka helm tersebut dengan perlahan, kemudian membantu korban untuk menepi ke area trotoar sekolah.
"Kak ini minum dulu, aku bawa minum dan ini belum sempet diminum kok" ucap Nala, sembari menyodorkan botol minum yang ia bawa.
Nala membukakannya, kemudian memberikannya pada laki-laki yang baru saja mengalami kecelakaan tunggal itu.
"Ah sial, aku ga bawa sedotan pula" kesal Nala.
"Kak, bisa minumnya? Aku ga bawa sedotan".
Pria tersebut hanya mengangguk, kemudian berusaha meraih botol yang Nala bawa. Dengan inisiatif tinggi, Nala membantu pria tersebut.
"Saya bantu" ucap Nala.
"Kak, ponselnya mana? Aku coba hubungi keluarganya ya" ucap Nala dengan wajah yang sangat panik.
"Ada di tas, tolong ya" jawab pria tersebut dengan nada lirih.
Nala segera mengambil tas tersebut, mencari ponsel dan menghubungi keluarga pria tersebut.
"Bunda?" tanya Nala.
Pria tersebut mengangguk.
Nala mencoba menghubungi nomor tersebut. Namun, 2 panggilan sudah dan tidak ada jawaban.
Ini, panggilan ketiga yang Nala buat.
"Hallo bang? ada apa?" tanya seseorang dari sebrang telepon, yang tak lain merupakan Bunda pria tadi.
"Hello tante, saya Nala. Tante maaf, anak tante mengalami kecelakaan tunggal di depan SMK Pelita Bangsa, Tange bisa datang kesini?" tanya Nala dengan penuh hati-hati.
"Hah? Yaampun, ini tante otw kesana, tolong temenin Reynald dulu ya kak"
"Iya tante, Nala tungguin kok, tante hati-hati di jalan ya"
"Iya sayang, terimakasih ya sudah menghubungi tante, tante jalan dulu".
Bunda Reynald mematikan telepon, Reynald tersenyum tanpa sengaja, saat melihat Nala bisa begitu sopan terhadap Budanya. Nala segera menatap Reynald yang menahan perih.
"Sakit ya?" tanya Nala.
"Sedikit" jawab Reynald.
"Aku Nala, murid dari SMK Pelita Bangsa" ucap Nala sambil mengulurkan tangannya.
Reynald berusaha meraih dengan pelan-pelan.
"Gak perlu, cukup sebut namamu saja" ucap Nala.
"Aku Reynald, dari SMA Garuda" ucap Reynald.
Nala tersenyum, "Mau minum lagi?" tanya Nala.
Reynald menggeleng pelan, kemudian tersenyum.
"Bunda kamu asik ya, rumah kamu dekat dari sini?" tanya Nala.
"Aku juga kaget, Bunda bisa nyambung ngobrol sama cewe"
Nala terdiam, ia tersenyum tipis pada Reynald.
"Rumahku sekitar 3KM dari sini, dekat kok" jawab Reynald lagi.
Suasana sangat sepi, tidak ada yang berlalu lalang padahal letak sekolahan berada di samping jalan raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seni Mencintai Dalam Diam
Novela JuvenilCerita yang ditulis berdasarkan kisah yang dialami langsung oleh sang penulis. Kanala Aiozya Galeena, seorang siswi dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan, siap menyapa kalian dengan lika liku perjalanan cintanya. Seni mencintai dalam diam, beris...