"Likh, kamu bisa jemput aku ga?" tanya Nala pada seseorang di sebrang telepon.
"Kenapa? Tumben banget" tanya balik seseorang di sebrang telepon.
"Aku gabawa motor, males. Jemput, plissss"
"Iya iya, bentar lagi gue otw"
"Kamu masih di sekolah, atau udah dirumah?"
"Baru mau pulang, ni lagi di parkiran"
"Tepat sekali, jemput ya, hehe"
"Iya, dah matiin"
Nala kemudian mematikan telepon tersebut. Ia meminta Alikha, sahabat terdekatnya saat SMP, untuk menjemputnya di sekolah. Karena hari ini, Nala tidak membawa kendaraan ke sekolah.
"An, ayo" ajak Rea dan Nata, sambil menarik lengan Nala.
"Ihh, aku pulangnya sama Alikha" ucap Nala sambil berusaha memperkuat diri agar tidak tertarik oleh kedua temannya.
"Hah, gabawa motor kah?" tanya Nata.
"Enggak guys, motorku kotor, males hehe" jawab Nala.
"Alah, palingan karna males kepanasan, soalnya hari ini kita setengah hari" saut Shaze.
"Ih kok kamu gitu, mana bener" jawab Nala dengan nada lirih di bagian 'mana bener'.
"Haha, ketebak Nala mah" balas Shaze.
"Pulang sama aku, mau?" tanya Lily.
"Engga, aku uda minta jemput Likha" jawab Nala bersikeras menolak.
"Yaudah, kita duluan ya" pamit mereka berbarengan.
"Iyups, hati-hati di jalan ya guys" ucap Nala sambil melambaikan tangannya.
"Hati hati di jalan~~" ucap mereka berbarengan, kemudian tertawa bersama.
"Udah ah, mau pulang, mau bobo cantik" ucap Shaze kemudian menarik Nata untuk cepat-cepat meninggalkan sekolah.
"See u Nala" seru Rea sambil melambaikan tangannya.
"See u Rere"
Nala duduk di depan kelasnya, jarak sekolah ia dan Alikha tidaklah jauh, namun Nala malas kalau harus terkena panas.
Nala tentu saja melihat ke kanan dan kiri, untuk melihat siapa saja yang masih ada di sekitarnya.
Baru saja Nala menolehkan wajahnya ke arah kanan, ia menemukan Baskara dan ketiga temannya sedang asyik bercincang sambil berjalan dan akan melewati tempat Nala duduk sendirian.
Segera, Nala mengembalikan pandangannya, berusaha terlihat setenang mungkin. Ia mencoba membuka ponselnya, untuk melihat beberapa pesan yang masuk.
Namun kenyataannya, memang tidak ada pesan yang masuk di ponsel Nala.
"Ekhem, ketemu mantan nih" ucap salah satu teman Baskara saat mereka berjalan tepat di hadapan Nala.
Mendengar itu, Nala tentu terkejut, ia menoleh ke arah sumber suara, menatap aneh pada pemilik suara tersebut.
Siapa sangka, ketiga teman Baskara ternyata melihat ke arah Nala. Hanya Baskara yang terlihat so iye saat itu, berjalan tegap melihat ke depan, tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun.
Nala kemudian memberikan tatapan sinisnya ke arah mereka, lalu fokus kembali ke teleponnya.
Dan
Drrrrrrrrttttt
Ponsel Nala bergetar, cepat-cepat Nala mengangkat telepon yang baru saja masuk itu.
"Kamu dimana? Aku udah di depan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seni Mencintai Dalam Diam
Novela JuvenilCerita yang ditulis berdasarkan kisah yang dialami langsung oleh sang penulis. Kanala Aiozya Galeena, seorang siswi dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan, siap menyapa kalian dengan lika liku perjalanan cintanya. Seni mencintai dalam diam, beris...