#9 : Arti Kita

7 2 0
                                    

"Kita biarkan semuanya mengalir, tanpa ikatan yang membatasi. Kalo lo butuh gue, gue akan selalu ada buat lo. Begitu juga sebaliknya. Kita seperti ini aja, nggak perlu mendefinisikan apa pun dulu,"

-Bryan-

Frekuensi bertemu antara Rayna dan Bryan semakin intens. Sejak proyek kolaborasi itu digarap, mereka jadi semakin dekat. Bryan senang, akhirnya bisa lebih jauh mengenal Rayna. Sering kali saat bersama Rayna, ia merasakan ketenangan dan kebahagiaan baru yang ia dapatkan setelah dari circle-nya sendiri.

Saat ini, Bryan tengah duduk di meja seorang diri. Hingga, Vanessa, sahabat Rayna datang menghampiri Bryan.

"What's up! Bro!" sapa Vanessa.

"Apa!?" jawab Bryan ketus. Ia masih jengkel dengan Vanessa yang sering kali menggodanya dengan Rayna ketika mereka bersama.

Vanessa mengerucutkan bibirnya sembari menarik kursi untuknya duduk. "Yeee, ketus amat, sih!"

"Suka-suka gue, lah!" sahut Bryan. Matanya sama sekali tak memandang cewek berambut pendek didepannya itu.

"Gue liat-liat, makin deket aja sama bestie gue?" ucap Vanessa sembari menaik-turunkan kedua alisnya.

"Apa, sih? Orang ada kerja sama juga," Bryan menanggapi.

"Anak orang jangan dianggurin, jangan digantung, jangan dikasih harapan mulu!" sahut Vanessa.

"Eh, siapa yang kasih harapan?" protes Bryan.

"Ya, dengan lo ngajak dia jalan tiap hari. Ngajak kerja sama, nongki, nge-mall, apa lagi? Banyak," balas Vanessa.

"Mana chatan tiap hari, apa itu maksudnya coba?" sambung Vanessa.

"Maksud lo apa, sih, Van? Tiba-tiba dateng nyerocos nggak jelas gini!" balas Bryan.

"Ya, lo pikir aja sendiri!" ucap Vanessa lalu pergi begitu saja dari hadapan Bryan. Meninggalkan tanda tanya untuk Bryan tentang apa yang dikatakan cewek itu.

"Apa maksud Vanessa, ya? Masa selama ini Rayna mikir...," gumam Bryan lirih menggantung kalimatnya.

Tapi, gue nggak mau terlibat hubungan serius dulu sama dia. Gue takut kalo gue pacaran sama dia, terus putus dan endingnya asing alias kehilangan dia. Gue nggak mau. Gue mau sama dia kayak gini dulu, dengan kayak gini, gue masih bisa sama dia, batin Bryan.

♡♡♡

Di lain sisi, Rayna tengah asik menonton TV dengan seluruh keluarganya. Menikmati serial sinetron drama rumah tangga dengan beribu episode kesukaan mamanya. Sebenarnya, Rayna tak begitu suka. Tapi, apa boleh buat. Rayna hanya menemani sembari sesekali ikut merasakan emosi ketika mamanya marah-marah sendiri karena jalan cerita serial favorinya.

Rayna duduk dengan melipat kakinya di atas sofa sembari memandangi layar ponsel untuk scrolling video-video TikTok. Hingga suara notifikasi yang ia beri tanda khusus berbunyi. Itu dari Bryan. Seketika, seulas senyum terbit di wajah Rayna yang cantik. Bilah notifikasi itu menunjukkan pesan bahwa Bryan akan mengajaknya keluar lagi.

Mamanya yang melihat ekspresi Rayna mengerutkan dahi karena curiga. Tidak biasanya anak perempuan satu-satunya ini tersenyum sendiri seperti itu.

Can I Be Yours?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang