7. Kapten Cheers

152 22 4
                                    

***

Felix meninggalkan ruang OSIS setelah ngasih pesen ke Hanni-Lily, "Sampein ke orang yang lo maksud tadi kalo dana ini nggak bisa difasilitasi OSIS. Kalo masih ngotot, suruh langsung ketemu gue aja."

Sampai di kantin, dia lihat temen-temen OSIS-nya ngumpul di meja enam, tempat mereka biasanya.

"Lix! Baru muncul aja lo, dari mana?" Chris yang pertama kali notice dia menyambut.

"Dari ruang OSIS gue," jawab Felix, mencuri french fries Han sebelum duduk di kursi sebelahnya.

"Buset sibuk bener, ini ketua OSIS-nya aja ngejogrok di sini," Han nge-roasting Chris, bikin semeja ketawa. Chris yang udah biasa digituin cuma ngasih senyum datar.

Felix juga ketawa sebelum fokus ke spaghetti bolognise-nya yang baru dateng.

"Eh, by the way," Felix buka pembicaraan, lalu nyuap spaghetti-nya, ngelama-lamain ngunyah, sementara semua orang udah fokus ke dia.

"Huuu apaan si ... ditungguin ini ege," Han greget dan ngejitak kepala Felix, pelan doang, becanda. "Bocah ga jelas ye."

Felix terkekeh, berusaha nelen spaghetti-nya sebelum ngelanjutin, "Lu pada tau kapten cheers yang baru nggak?"

"Yang baru? Emang udah ganti?" Eric nanya, ngernyitin dahi.

"Gue kemaren liat Karina latihan masih pake ban captain sih." Aryun menyahut.

"Nah, itu dia," Felix ngusap kepalanya yang nggak gatal. "Nggak paham juga gua. Tadi ada utas bilang kapten cheers udah ganti," jelas Felix, terus nyuap spaghetti lagi. "Masalahnya, ini soal dana NBL."

Chris langsung negakin badan, "Kenapa tuh Lix?" Kalo hubungannya sama OSIS, Chris emang selalu jadi yang nomor satu siaga, se-komitmen itu dia sama jabatannya.

Felix jawab dengan nyeritain detail kejadian di ruang OSIS tadi. Yang lain merhatiin, ngangguk-ngangguk, dan ikutan bingung.

"Gue chat Karina deh," Aryun berinisiatif, ngambil handphone-nya dari saku.

"Si Ale mau ke sini nih," Eric ngumumin, "dia kan biasanya punya info," lanjutnya sambil ngetik cepet di layar handphone-nya.

Han yang paling aktif ngikutin base sekolah ala-ala di Twitter ngernyit, ikutan mantengin handphone kaya yang lain, "Kaga ada nih rame-rame di base, biasanya bahasan gituan kan rame."

Sesaat, meja itu hening. Masing-masing tenggelem sama diri sendiri, chattan, nge-scroll sosmed, dan Felix masih sibuk ngabisin makanannya.

...

...

...

"Ekhem, sorry."

Suara itu bikin semua orang di meja ngasih atensi ke tiga orang cewek yang mereka nggak kenal, tiba-tiba muncul di sebelah Eric.

Karena posisinya paling deket, Eric nanya duluan, "Kenapa nih?"

Cewek paling depan yang sebelumnya kelihatan ngamatin satu-satu wajah di meja itu jadi fokus ke Eric.

"Ini Kak, gue lagi nyari yang namanya Kak Felix."

Semua orang di meja lempar pandangan satu sama lain.

Seakan sama-sama sepakat kalo 'biar Chris aja,' Chris negakin badannya, menyahuti cewek itu dengan suara tenang, "Ada apa ya?"

Felix selalu kagum gimana Chris bisa nge-handle situasi apapun dengan tenang, wise, dan bisa pake ketegasannya disaat yang tepat.

Muka cewek itu berbinar noleh ke Chris, "Oh, Kak Felix, ya? Ini gue-"

Strawberries and Cigarettes - HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang